Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Berobat, Pak Raden Jual Lukisan kepada Jokowi

Kompas.com - 13/09/2013, 13:10 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Seniman dan pendongeng senior Indonesia, Suyadi atau yang lebih dikenal dengan Pak Raden, mendatangi Balaikota Jakarta, Jumat (13/9/2013) siang. Di sana, pencinta boneka dan tokoh Si Unyil itu mendongeng dan akan menjual lukisannya seharga Rp 60 juta kepada Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.

"Itu membutuhkan biaya, waktu, dan tenaga. Kalau lukisan ini laku, saya gunakan untuk berobat kaki saya," kata Pak Raden di Balaikota Jakarta.

Lukisan berjudul "Perang Kembang" yang akan dijual kepada Jokowi itu berkisah tentang perlawanan kesatria melawan raksasa. Dalam pementasan wayang orang dan wayang kulit gaya Surakarta, adegan "Perang Kembang" selalu ditampilkan dan menjadi adegan favorit bagi penonton karena indah, seru, dan menghibur.

KOMPAS.com/KURNIA SARI AZIZA Seniman dan pendongeng, Drs. Suyadi atau Pak Raden, sedang menceritakan dongeng di Balaikota Jakarta, Jumat (13/9/2013). Pak Raden datang ke Balaikota untuk menjual lukisannya kepada Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan uangnya akan digunakan untuk berobat.

Seniman yang dikenal dengan perannya sebagai tokoh berkumis lebat itu mengatakan, tokoh kesatria yang digambarkan di lukisan itu menggambarkan sosok Jokowi. Oleh karena itu, ia berharap Jokowi berkenan membeli lukisannya.

Sayangnya, Jokowi sedang tidak berada di tempat. Pagi tadi, Jokowi bersama Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengunjungi Pasar Blok G Tanah Abang, Jakarta Pusat. Kedatangan Pak Raden akhirnya diterima oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Walaupun tetap ingin bertemu dengan Jokowi, Pak Raden menyambut tawaran Basuki. Basuki menjanjikan pertemuan Pak Raden bersama Jokowi.

"Pak Ahok (sapaan Basuki) menjanjikan saya bertemu dengan Pak Jokowi. Seandainya bisa bertemu langsung dengan Pak Jokowi, hati saya tambah senang. Kalau lukisan saya laku terjual, saya akan merasa lebih senang lagi," katanya.

Setelah bertemu Basuki, Pak Raden yang didampingi oleh manajernya, Prasodjo Chusnato, mendongeng di halaman Balaikota Jakarta. Aksinya menarik perhatian wartawan, pegawai negeri sipil (PNS) DKI, dan beberapa warga di tempat itu. Pak Raden membawakan cerita berjudul "Mari Buka Celana" dan "Bersyukur".

Dongeng "Mari Buka Celana" bercerita tentang seorang ibu yang memiliki lima orang anak yang bernama Maribu, Marika, Marice, Marila, dan Marina. Adapun dongeng "Bersyukur" bercerita tentang seorang nenek yang sudah tidak memiliki kaki secara lengkap, tetapi nenek tersebut tak pernah lupa untuk bersyukur dan mengucap syukur. Pak Raden juga meminta izin untuk mengamen dan menawarkan lukisan terbarunya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kejamnya Nico Bunuh Teman Kencan di Indekos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kejamnya Nico Bunuh Teman Kencan di Indekos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Resmi Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi pada Pilkada 2024

Mochtar Mohamad Resmi Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi pada Pilkada 2024

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com