Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Penyekapan: Kemaluan Saya Diolesi Balsam

Kompas.com - 18/09/2013, 00:57 WIB
Eko Hendrawan Sofyan,
Zico Nurrashid Priharseno

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com —
Salah satu korban penyekapan, AZ, menuturkan aksi penyekapan yang dialaminya di sebuah ruko (rumah toko) kawasan Tamansari, Hayam Wuruk, Jakarta Barat, Selasa (17/9/2013).

AZ yang berprofesi sebagai manajer investasi mengaku disekap sejak Jumat (13/9/2013) atau sudah 5 hari. "Saya diambil dari rumah di Cilacap. Dibawa oleh sejumlah orang. Dalam perjalanan ke sini (Jakarta), saya dihajar di perjalanan," ujarnya seperti dituturkan dalam wawancara dengan TV One, Rabu (18/9/2013).

AZ mengaku selama penyekapan diperlakukan tak manusiawi, mengalami penyiksaan fisik dan mental. Dia disekap di dapur ruko tersebut, dengan tangan diborgol. "Setiap hari disiksa, disundut rokok, ditinju sampai diketok pistol. Kemalauan saya diolesi balsam," ujarnya.

AZ menuturkan bahwa aksi penyekapan terkait dengan masalah bisnis investasi dengan salah satu rekannya. "Ada rekan yang tak sabar, terus menggunakan jasa debt collector," ujarnya. "Intinya, saya disuruh menyiapkan duit Rp 1,5 miliar dalam waktu yang singkat. Jika tidak, diancam dibunuh," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Polsek Metro Tamansari Kompol Adi Vivid Bachtiar mengatakan telah menyelamatkan dua korban penyekapan. Pihak polisi kini telah memeriksa delapan saksi. Satu di antaranya anggota TNI dari Lantaman 2. "Berdasarkan informasi dari korban, dia salah satu pelaku penganiayaan," ujarnya.

Menurut Adi, salah satu korban lainnya, AA, telah disekap sekitar 1,5 bulan. "Mereka disekap di dapur, salah satu orang diborgol di pintu teralis. Satu lagi disekap di loteng," ujar Adi.
 
Hingga kini, polisi masih menyelidiki motif di balik penyekapan tersebut. "Sejauh ini disinyalir terkait utang piutang," ujar Adi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Tutup Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, PDIP: Tergantung Penilaian DPP dan Rekam Jejak

Tak Tutup Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, PDIP: Tergantung Penilaian DPP dan Rekam Jejak

Megapolitan
Jukir Liar Akan Ditertibkan lalu Dikasih Pekerjaan, DPRD DKI: Tidak Semudah Itu 'Ferguso'!

Jukir Liar Akan Ditertibkan lalu Dikasih Pekerjaan, DPRD DKI: Tidak Semudah Itu "Ferguso"!

Megapolitan
Gerindra DKI Usul 4 Nama Bacagub Jakarta ke DPP, Ada Ariza Patria dan Rahayu Saraswati

Gerindra DKI Usul 4 Nama Bacagub Jakarta ke DPP, Ada Ariza Patria dan Rahayu Saraswati

Megapolitan
Jangan Seolah Lepas Tangan, Direktur STIP dan BPSDM Diminta Ikut Tanggung Jawab atas Tewasnya Putu

Jangan Seolah Lepas Tangan, Direktur STIP dan BPSDM Diminta Ikut Tanggung Jawab atas Tewasnya Putu

Megapolitan
DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

Megapolitan
Prabowo Kantongi Nama Kader Gerindra yang Akan Maju Pilgub DKI Jakarta

Prabowo Kantongi Nama Kader Gerindra yang Akan Maju Pilgub DKI Jakarta

Megapolitan
Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Megapolitan
Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Megapolitan
Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung 'Political Will' Heru Budi

Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung "Political Will" Heru Budi

Megapolitan
Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Megapolitan
Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Megapolitan
Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com