Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bersyukur Bisa Selamatkan Anak dari Kobaran Api Kali Sunter

Kompas.com - 02/10/2013, 11:20 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak di antara korban kebakaran di Jalan Kali Sunter, Kelurahan Kelapa Gading Barat, Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara, tidak sempat menyelematkan harta benda saat terjadi kebakaran.

Misalnya Sumirah. Saat api berkobar, yang dia pikirkan hanya menyelamatkan dua anaknya. Pakaian pun yang menempel di badan.

"Saya enggak kepikiran buat menyelamatkan harta benda, yang penting anak-anak selamat, saya sudah bersyukur," ujar Sumirah di tenda pengungsian, Rabu (2/10/2013).

Sumirah harus merelakan rumah yang sudah ia tempati sejak tahun 1974 habis dilalap api. Rumah berbahan semi permanen itu menghabiskan Rp 15 juta. Uangnya pun didapat dari berutang.

Berbagai surat berharga seperti Kartu Keluarga, Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) dan ijazah sekolah anaknya kini menjadi debu. Ia sempat menyelamatkan kalung emas miliknya dengan berat 5 gram dan uang tunai Rp 200.000. Namun, saat ia menyelamatkan diri dari kobaran api, emas dan uang tersebut jatuh dan menghilang.

"Pas kebakaran refleks saya selamatkan kalung dan uang di dompet. Cuma sewaktu saya menghindari api tak sengaja saya terjatuh dan dompet terlepas dari genggaman. Dari situ tahu-tahu dompet menghilang di tengah ribuan warga lain yang berusaha menyelamatkan diri," ujar Sumirah.

Sumirah bercerita, kebakaran di tempatnya juga pernah terjadi pada tahun 2002 silam. Namun, kebakaran Senin kemarin tetap yang paling besar dibandingkan kebakaran sebelas tahun lalu.

Kepala Seksi Operasional Suku Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Jakarta Utara, Nurdin Silalahi, mengungkapkan, kebakaran tersebut diduga akibat korsleting listrik di salah satu rumah warga yang diketahui bernama Sawi. Saat kejadian, rumah tersebut sudah ditinggal oleh ke kampung halaman di Sampang, Madura, Jawa Timur, sejak seminggu silam.

Namun, pihak kepolisian sampai saat ini masih belum bisa memastikan sebab terjadinya kebakaran. "Kita masih menunggu hasil dari Puslabfor Mabes Polri gabungan," ujar Kapolsek Kelapa Gading, Komisaris Polisi Sutriyono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Pembunuh Pedagang Perabot di Duren Sawit, Ternyata Anak Kandung Sendiri

Polisi Tangkap Pembunuh Pedagang Perabot di Duren Sawit, Ternyata Anak Kandung Sendiri

Megapolitan
Diduga Korsleting, Bengkel Motor Sekaligus Rumah Tinggal di Cibubur Terbakar

Diduga Korsleting, Bengkel Motor Sekaligus Rumah Tinggal di Cibubur Terbakar

Megapolitan
Kardinal Suharyo Tegaskan Gereja Katolik Tak Sama dengan Ormas Keagamaan

Kardinal Suharyo Tegaskan Gereja Katolik Tak Sama dengan Ormas Keagamaan

Megapolitan
Ditawari Izin Tambang, Kardinal Suharyo: Itu Bukan Wilayah Kami

Ditawari Izin Tambang, Kardinal Suharyo: Itu Bukan Wilayah Kami

Megapolitan
Pemuda yang Sekap dan Aniaya Kekasihnya di Pondok Aren Ditangkap Polisi

Pemuda yang Sekap dan Aniaya Kekasihnya di Pondok Aren Ditangkap Polisi

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Lapor Polisi soal Penjarahan Sejak 2023

Pengelola Rusunawa Marunda Lapor Polisi soal Penjarahan Sejak 2023

Megapolitan
Paus Fransiskus Kunjungi Indonesia: Waktu Singkat dan Enggan Naik Mobil Antipeluru

Paus Fransiskus Kunjungi Indonesia: Waktu Singkat dan Enggan Naik Mobil Antipeluru

Megapolitan
Pedagang Perabot di Duren Sawit Tewas dengan Luka Tusuk

Pedagang Perabot di Duren Sawit Tewas dengan Luka Tusuk

Megapolitan
Tak Disangka, Grafiti Bikin Fermul Belajar Mengontrol Emosi

Tak Disangka, Grafiti Bikin Fermul Belajar Mengontrol Emosi

Megapolitan
Sambut Positif jika Anies Ingin Bertemu Prabowo, PAN: Konsep 'Winner Takes All' Tidak Dikenal

Sambut Positif jika Anies Ingin Bertemu Prabowo, PAN: Konsep "Winner Takes All" Tidak Dikenal

Megapolitan
Seniman Grafiti Ingin Buat Tembok Jakarta Lebih Berwarna meski Aksinya Dicap Vandalisme

Seniman Grafiti Ingin Buat Tembok Jakarta Lebih Berwarna meski Aksinya Dicap Vandalisme

Megapolitan
Kunjungan Paus ke Indonesia Jadi yang Kali Ketiga Sepanjang Sejarah

Kunjungan Paus ke Indonesia Jadi yang Kali Ketiga Sepanjang Sejarah

Megapolitan
Kardinal Suharyo: Kunjungan Paus Penting, tapi Lebih Penting Mengikuti Teladannya

Kardinal Suharyo: Kunjungan Paus Penting, tapi Lebih Penting Mengikuti Teladannya

Megapolitan
Paus Fransiskus Akan Berkunjung ke Indonesia, Diagendakan Mampir ke Istiqlal hingga GBK

Paus Fransiskus Akan Berkunjung ke Indonesia, Diagendakan Mampir ke Istiqlal hingga GBK

Megapolitan
Warga Langsung Padati CFD Thamrin-Bundaran HI Usai Jakarta Marathon

Warga Langsung Padati CFD Thamrin-Bundaran HI Usai Jakarta Marathon

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com