Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Robin Juga Kehilangan Samsung Note II dan Uang Rp 5 Juta

Kompas.com - 14/10/2013, 06:45 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Karena kejadian salah tangkap yang dilakukan aparat Reserse Kriminial Polsek Tanjung Duren, Sabtu (12/10/2013) malam, Robin Napitupulu (25) tak hanya mengalami kerugian berupa bolong dan retaknya kaca di bagian kanan depan mobilnya. Robin juga kehilangan telepon genggam Samsung Note II dan uang Rp 5 juta milik ibunya.

Menurut Robin, saat kejadian, telepon genggam itu ia simpan di dashboard mobil. Adapun uang jutaan rupiah milik ibunya disimpan di kantong belakang jok kemudi. "Baru tahu Samsung Note II dan uang sebesar Rp 5 juta hilang pas di rumah sakit. Saat dicek di dalam mobil, HP dan uangnya sudah nggak ada," kata Robin saat ditemui Kompas.com di RS Pelabuhan Jakarta Utara, Minggu, (13/10/2013).

Kepala Polres Jakarta Barat Kombes Fadil Imran saat menjenguk Robin, Minggu, berjanji akan menelusuri hilangnya telepon genggam dan uang itu. Kejadian salah tangkap dengan insiden penembakan oleh polisi terjadi pada Sabtu (12/10/2013) sekitar pukul 22.00 WIB.

Malam itu, Robin hendak pulang ke rumahnya di Bekasi, Jawa Barat, seusai menonton pertandingan sepak bola antara timnas Indonesia U-19 dan Korea Selatan melalui televisi di kediaman kekasihnya di kawasan Jalan Taman Cemara, Koja, Jakarta Utara. Ketika tengah memanaskan mobil Toyota Rush bernomor polisi B 1946 KOR miliknya, sebuah sedan menghadang.

Sopir dan penumpang di samping sopir sedan itu turun, menghampiri Robin dan mobilnya. Lantaran takut ditembak, Robin membungkukkan badan. Tak lama, empat letusan terdengar, dan peluru menembus mobil, tetapi tak mengenai Robin. Spontan, Robin pun lalu menginjak pedal gas dan melaju....

Dua orang yang menghadang Robin lalu meneriakinya "maling" sehingga warga mengejar dan melemparkan batu ke kendaraannya. Penasaran dengan apa sebenarnya terjadi, Robin berbalik arah kembali ke tempat dia dihadang dan ditembak.

Warga masih saja terlihat hendak mengeroyoknya, tetapi ada tukang tambal ban yang mengenali Robin sehingga amuk massa terhindarkan. Robin lalu dibawa ke pos RW setempat. Di sana, salah satu dari dua orang yang ternyata polisi masuk dan langsung memukul kepala Robin dengan gagang pistol berulang kali. Polisi itu masih saja menyebut Robin sebagai maling.

Setelah diinterogasi sekitar satu jam, dua polisi itu pun memastikan bahwa Robin bukan target yang dimaksud. Robin akhirnya dibawa ke RS Pelabuhan di Jakarta Utara untuk mendapatkan perawatan pada Minggu dini hari, sekitar pukul 01.30 WIB.

Dua polisi yang menghadang, menembak, dan lalu menghajar Robin diketahui berlalu begitu saja. Akibat peristiwa itu, selain mobil rusak, Robin juga mengalami trauma dan mendapatkan 20 jahitan di kepalanya. Lengan tangan kanan dan pinggangnya memar terkena serpihan peluru, sementara telunjuk tangan kanannya pun retak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com