Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Diteror, Polisi Koboi Balik Meneror

Kompas.com - 14/10/2013, 11:22 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Deretan peristiwa penembakan polisi di Tangerang dan Jakarta, beberapa waktu lalu, membuat publik mengelus dada. Polisi diteror. Namun, peristiwa salah target polisi atas warga sipil di Koja, Jakarta Utara, Sabtu (12/10/2013) malam kemarin, kembali membuat publik mengelus dada. Bukan lagi diteror, polisi meneror.

"Saya setuju jika kasus penembakan aparat itu disebut aksi teror. Tapi tindakan polisi seperti koboi mabuk di Koja itu juga teror atas publik," ujar Kriminolog Forensik, Reza Indragiri Amriel, kepada Kompas.com, Senin (14/10/2013) pagi.

Pria yang juga salah satu dosen di PTIK atau Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian tersebut menjelaskan, aksi polisi yang tanpa tedeng aling-aling menembaki mobil warga biasa merupakan bentuk brutalitas yang termanifestasikan ke dalam perilaku di luar standar prosedur yang ada.

Pertanyaannya, mengapa polisi berlaku demikian?
Reza meninjau dari aspek waktu kejadian, yakni di malam hari. Kerja polisi yang tak kenal waktu mengakibatkan keletihan dan ketegangan dengan intensitas tinggi.

Apa hasilnya?
Analisis terhadap perilaku kejahatan di masyarakat tidak maksimal sehingga dugaan berpotensi meleset. Ditarik ke persoalan yang lebih mendasar, lanjut Reza, merujuk pada seserius apa sesungguhnya institusi Polri melakukan evaluasi para personel di lapangan yang telah diputuskan dibekali senjata.

"Itu kaitannya pada program pengelolaan stres personel. Jangan pura-puralah, saya tahu ada permainan di Biro SDM (untuk mendapatkan izin penggunaan senjata api di Kepolisian)," ujarnya.

Yang menjadi ketakutan, brutalitas kepolisian itu mengirimkan pesan hebat kepada publik untuk meniru perbuatan serupa. Kendati demikian, Reza mengatakan, Polri masih punya harapan untuk memperbaiki diri. Kedepankan sanksi hukum pidana bagi para personel "rusak", tak cukup hanya dengan sanksi administrasi saja. Di masyarakat juga harus diimbangi dengan ketidaktakutan melaporkan tindakan brutal kepolisian.

"Meski kebanyakan masyarakat tidak mau lapor karena mereka sudah menjadi korban tindakan tak prosedural polisi, tapi harus lapor," ujarnya.

Sebelumnya, petugas Reskrim Polsek Tanjung Duren mengejar salah satu pelaku pencurian kendaraan bermotor di wilayahnya, Sabtu malam. Petugas menemukan mobil Toyota Rush B1946KOR yang mirip dngan mobil pelaku.

Polisi Tanjung Duren melepaskan empat peluru ke mobil itu. Pemilik mobil juga sempat dianiaya oleh polisi.

Setelah dipastikan, rupanya polisi itu salah sasaran. Mobil malang tersebut diketahui milik warga Bekasi bernama Robin Napitupulu (25). Pihak Polsek Tanjung Duren pun mengaku bertanggung jawab atas insiden tersebut. Menurut Kanit Reskrim Polsek Tanjung Duren, AKP Khoiri, apa yang dilakukan anak buahnya sesuai prosedur.

Kini, korban dirawat di Rumah Sakit Pelabuhan, Jakarta Utara. Meski tak tertembus peluru, korban cukup trauma dengan luka sobek di tempurung kepala dan pelipis sebanyak 20 jahitan. Tidak hanya itu, lengan tangan kanan dan pinggangnya memar akibat terkena serpihan peluru. Jari telunjuk kanan pun mengalami retak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com