Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembunuh Bayaran Holly Bukan Profesional

Kompas.com - 16/10/2013, 09:15 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi masih bekerja keras mengungkapkan misteri pembunuhan Holly Angela Hayu Winanti (37) di Apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu. Menurut Angkasa, Kriminolog Universitas Jenderal Sudirman, eksekutor pembunuhan Holly adalah orang suruhan yang tidak profesional.

Menurut Angkasa, pola kerja para pelaku lebih mendekati ciri detektif swasta ketimbang pembunuh bayaran. Hal ini terlihat dari kepanikan para pelaku kala petugas keamanan mendobrak kamar Holly.

Indikasi lain para pelaku kurang profesional, kata dia, terlihat dari proses pengintaian yang bermarkas di tower yang sama, sejak Agustus 2013. Para pelaku menyewa kamar di lantai 6 Tower Ebony untuk enam bulan untuk mengawasi Holly dari dekat. Untuk mengelabui penghuni apartemen lain, mereka berpura-pura sebagai anak band.

"Pembunuh bayaran yang profesional biasanya akan bekerja efisien dan sejak awal mereka sudah menentukan target menghilangkan nyawa Holly. Efisien tidak memerlukan modus operandi rumit yang memakan waktu dan risiko," kata Angkasa menjelaskan.

Dengan menyewa apartemen dekat kamar Holly, para pelaku sudah tidak efisien karena meninggalkan banyak jejak. Ini semakin menunjukkan bahwa kelompok pelaku bukan pembunuh bayaran profesional. Lalu ada fakta bahwa Holly dicekik dengan ikatan tali charger handphone. Mencekik dengan ikatan korban (ligature stangulation) seringkali digunakan dalam kekerasan untuk memaksa korban memberikan jawaban atau keterangan yang dikehendaki pelaku.

Hal ini diperkuat oleh fakta memar pada punggung korban, diperkirakan akibat dipukul berulang-ulang dengan besi ukuran 50 cm yang ditemukan di tempat kejadian perkara.

Penyiksaan ini kemungkinan besar dilakukan untuk memburu pengakuan atau memaksa korban memberikan keterangan tertentu. Polisi, menurutnya, harus segera mengungkap dalang pembunuhan sadis ini. Pengakuan dari para tersangka yang ditangkap, jadi modal awal menyeret otak pembunuhan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com