Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perubahan Hidup di Rusun Marunda

Kompas.com - 16/10/2013, 21:42 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Para penghuni Kluster B Rumah Susun Marunda di Cilincing, Jakarta Utara, merasakan betul bagaimana hidup mereka berubah dalam 10 bulan terakhir. Perubahan itu terjadi sejak Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama memanfaatkan rusun tersebut sebagai rumah baru bagi warga korban banjir di Penjaringan, Jakarta Utara.

Warga bantaran Waduk Pluit, Penjaringan, merasa sangat bersyukur karena dipindah dan mendapatkan berbagai fasilitas di Rusun Marunda. Mereka juga sempat menikmati bebas biaya sewa rusun selama 3 bulan. Mereka juga diberi kesempatan untuk membuka usaha dan kini mendapat kursus membatik.

Dalam setahun kepemimpinan Jokowi, setidaknya sudah dua kali jabatan kepala Unit Pelaksana Teknis Rusun Marunda dicopot. Pencopotan itu terjadi tak lama setelah pemberitaan tentang pungutan liar yang dilakukan oleh pengelola rusun. Masalah lainnya menyangkut menyewakan unit rusun tersebut dengan harga yang dua kali lipat dari penyewa rusun kepada para mahasiswa ataupun karyawan yang bekerja di kawasan industri sekitar Marunda.

Relokasi

Gelombang pertama kepindahan warga Muara Baru ke Rusun Marunda berlangsung pada 23 Januari 2013. Waktu itu 30 kepala keluarga atau sekitar 150 warga boyongan pindah rumah. Relokasi dilakukan setelah musibah banjir melanda kawasan sekitar Waduk Pluit, tempat tinggal lama warga tersebut.

Tak ingin warga menjadi korban kejadian serupa, Jokowi dan Basuki kemudian menawarkan kepada warga yang masih tinggal di bantaran Waduk Pluit untuk pindah ke Rusun Marunda. Kali ini Jokowi juga menjanjikan akan menormalisasi waduk seluas 8 hektar tersebut.

Dalam proses penawaran pindah kepada warga, berbagai kendala muncul. Hampir semua warga menolak direlokasi dengan berbagai macam alasan, misalnya jauh dari tempat kerja dan sekolah. Warga juga meminta uang ganti rugi.

Menghadapi keluhan warga, Jokowi melakukan pendekatan kepada para warga dengan cara persuasif. Selain gratis biaya sewa selama 3 bulan, warga yang mau pindah ke rusun diberi perabotan gratis, seperti lemari es dan televisi. Jokowi juga menyediakan sarana transportasi berupa bus dan speedboat untuk memudahkan warga ke tempat kerja.

Lebih nyaman

Taufik Ramli, penghuni Blok 3 Kluster B Rusun Marunda mengaku lebih nyaman tinggal di rusun tersebut ketimbang saat tinggal di RT 18 RW 19 Muara Baru. "Enak di sini, tidak ada debu, tenang, dan anak-anak banyak teman bermainnya," kata pria yang telah dikaruniai seorang putra ini, Rabu (16/5/2013).

Juanita juga berpendapat sama. Walaupun lebih jauh dari tempat kerjanya, ia merasa tinggal di Rusun Marunda lebih enak karena jauh dari kebisingan dan ancaman banjir. Wanita yang tinggal di Blok 1 Kluster B ini bekerja di salah satu perusahaan kargo di Pelabuhan Sunda Kelapa. Setiap berangkat kerja, Juanita menggunakan speed boat yang telah disediakan Pemprov DKI sebagai sarana transportasi warga Rusun Marunda. Penumpang tidak dipungut biaya.

"Saya juga enggak ngerti kenapa banyak yang enggak mau pindah. Padahal, di sini enggak kena banjir dan enggak ada intimidasi," katanya.

Ancaman pengangguran

Meski demikian, banyak juga yang mengaku hidup di rusun menjadi lebih sulit. Sebagian di antaranya mengaku kehilangan pekerjaan. Di saat mereka ingin membuka usaha, ketiadaan modal menjadi masalah utama.

Pemprov DKI sebetulnya memberikan fasilitas berjualan berupa gerobak. Namun, warga mengaku sulit berjualan karena jarang ada pembeli. Sebenarnya Jokowi sudah memfasilitasi 250 warga Rusun Marunda untuk bekerja di Kawasan Berikat Nusantara (KBN) Marunda. Namun, masa kontrak kerja mereka hanya 3 bulan. Setelah masa kontrak habis, hanya sekitar 40 pekerja yang masing bertahan di KBN. Sisanya kembali menjadi pengangguran.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemkot Bogor Buka Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua, Pengelola: Bukan Jalan Umum

Pemkot Bogor Buka Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua, Pengelola: Bukan Jalan Umum

Megapolitan
Penumpang Lebih Pilih Naik Jaklingko, Sopir Angkot di Jakut Selalu 'Nombok' Setoran

Penumpang Lebih Pilih Naik Jaklingko, Sopir Angkot di Jakut Selalu "Nombok" Setoran

Megapolitan
Terungkapnya Polisi Gadungan di Jakarta, Berawal dari Kasus Narkoba

Terungkapnya Polisi Gadungan di Jakarta, Berawal dari Kasus Narkoba

Megapolitan
Ketika Siswa SMP di Jaksel Nekat Melompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Frustrasi Dijauhi Teman...

Ketika Siswa SMP di Jaksel Nekat Melompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Frustrasi Dijauhi Teman...

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 21 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 21 Mei 2024

Megapolitan
Sejumlah Angkot di Tanjung Priok Diremajakan demi Bisa Gabung Jaklingko

Sejumlah Angkot di Tanjung Priok Diremajakan demi Bisa Gabung Jaklingko

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 21 Mei 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 21 Mei 2024

Megapolitan
Jukir Liar di Jakarta Sulit Diberantas, 'Bekingan' Terlalu Kuat hingga Bisnis yang Sangat Cuan

Jukir Liar di Jakarta Sulit Diberantas, "Bekingan" Terlalu Kuat hingga Bisnis yang Sangat Cuan

Megapolitan
Asal-usul Pesawat Jatuh di BSD, Milik Anggota Indonesia Flying Club yang Ingin Survei Landasan

Asal-usul Pesawat Jatuh di BSD, Milik Anggota Indonesia Flying Club yang Ingin Survei Landasan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 21 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 21 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas | Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh

[POPULER JABODETABEK] Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas | Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh

Megapolitan
Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Megapolitan
Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Megapolitan
Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com