Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Tanya Jokowi soal Korupsi PD Dharma Jaya

Kompas.com - 30/10/2013, 15:09 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto meminta Pemprov DKI menegaskan apakah kerugian negara yang dilakukan oleh PD Dharma Jaya murni pelanggaran administrasi atau tindak korupsi atau pencucian uang. Sebab, KPK tidak bisa sembarangan menyelidiki hasil temuan BPK itu.

"Temuan BPK itu pasti mal-administrasi. Ada dua, pertama contohnya salah menganggarkan, salah menempatkan dana. Kedua, mal-administrasi yang menimbulkan kerugian. Nah, dipastikan dulu, apa mal administrasi atau penyelewengan," kata Bambang di Balaikota Jakarta, Rabu (30/10/2013).

KPK, kata Bambang, meminta Pemprov DKI melakukan verifikasi terlebih dulu. Jika pelanggarannya masuk mal-administrasi, maka harus dikembalikan. Jika tindak pidana, maka penegak hukum baru bisa melakukan tindakan.

Menanggapi itu, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengaku belum mendapat laporan resmi dari Inspektorat Pemprov DKI Jakarta mengenai hal tersebut. "Memang belum masuk ke meja saya. Tapi memang ada batas waktu," ujarnya.

Kepala Inspektorat Pemprov Jakarta Frangky Mangatas mengungkapkan, hingga saat ini, proses pengembalian kerugian negara oleh para direksi PD Dharma Jaya masih tetap berlangsung. Pihaknya juga belum menentukan apakah temuan BPK di BUMD Pemprov DKI itu murni kesalahan administrasi atau masuk tindak pidana korupsi.

"Temuan BPK itu hanya sebatas temuan. Kita harus memverifikasi lagi, sambil tahap pengembalian terus berlangsung. Kita awasi terus," ujar Frangky.

Sebelumnya, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) DKI Jakarta menemukan 14 temuan dengan 32 rekomendasi dari Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) pengelolaan keuangan negara PD Dharma Jaya. Dari 14 temuan tersebut, ditemukan adanya indikasi kerugian negara senilai Rp 4,9 miliar. Pemeriksaan dilakukan pada tahun buku 2010/2011.

Pelaksana Tugas PD Dharma Jaya Kusuma Andika membenarkan ada temuan pengeluaran dana yang tak bisa dipertanggungjawabkan kepada BPK DKI. Pihaknya berusaha mengembalikan uang ke kas BUMD yang mengurus peredaran daging sapi di DKI itu. Hingga kini, belum ada kejelasan berapa uang yang sudah dikembalikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ragam Respons Jukir Liar Saat Ditertibkan, Ada yang Pasrah dan Mengaku Setor ke Ormas

Ragam Respons Jukir Liar Saat Ditertibkan, Ada yang Pasrah dan Mengaku Setor ke Ormas

Megapolitan
Siang Ini, Kondisi Lalu Lintas di Sekitar Pelabuhan Tanjung Priok Tak Lagi Macet

Siang Ini, Kondisi Lalu Lintas di Sekitar Pelabuhan Tanjung Priok Tak Lagi Macet

Megapolitan
Cara Lihat Live Tracking Bus Transjakarta di Google Maps

Cara Lihat Live Tracking Bus Transjakarta di Google Maps

Megapolitan
Larangan 'Study Tour' ke Luar Kota Berisiko Tinggi, Tuai Pro Kontra Orangtua Murid

Larangan "Study Tour" ke Luar Kota Berisiko Tinggi, Tuai Pro Kontra Orangtua Murid

Megapolitan
Dalam 5 Bulan, Polisi Sita 49,8 Kg Sabu dari 12 Tersangka

Dalam 5 Bulan, Polisi Sita 49,8 Kg Sabu dari 12 Tersangka

Megapolitan
Casis Bintara Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingkingnya Nyaris Putus

Casis Bintara Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingkingnya Nyaris Putus

Megapolitan
Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Megapolitan
Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Megapolitan
Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Megapolitan
Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Megapolitan
Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Megapolitan
Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Megapolitan
Ladang Uang di Persimpangan Cakung-Cilincing, Dinikmati 'Pak Ogah' hingga Oknum Polisi

Ladang Uang di Persimpangan Cakung-Cilincing, Dinikmati "Pak Ogah" hingga Oknum Polisi

Megapolitan
Jelang Pilkada, Bawaslu Kota Bogor Imbau ASN Jaga Netralitas

Jelang Pilkada, Bawaslu Kota Bogor Imbau ASN Jaga Netralitas

Megapolitan
Ada Donasi Palsu Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana, Keluarga: Kayaknya Orang 'Random'

Ada Donasi Palsu Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana, Keluarga: Kayaknya Orang "Random"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com