Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum Ada Alat Berat untuk Keruk Lumpur Waduk Melati

Kompas.com - 05/11/2013, 16:09 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu waduk yang akan dinormalisasi dan menjadi prioritas adalah Waduk Melati, Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Kendati demikian, hingga kini waduk itu masih tak terawat. Endapan lumpur belum dikeruk, airnya pun berwarna hitam.

Salah seorang warga Jalan Dukuh Pinggir I RT 02 RW 05, Kebon Melati, Amim (56) mengatakan, sejak lama waduk itu tidak dikeruk. Pada musim kemarau, bau menyengat sangat terasa dari sampah-sampah di waduk itu.

Amim yang sudah menetap di Kebon Melati sejak tahun 1941 mengatakan, tidak pernah ada alat berat maupun ekskavator yang diturunkan untuk mengeruk lumpur dan sampah di Waduk Melati. "Sekarang waduknya sudah dangkal banget, paling cuma 2-4 meter. Air sama lumpur, kebanyakan lumpurnya," kata Amim saat ditemui di waduk tersebut, Selasa (5/11/2013).

Selama dua bulan ini, kata Amim, petugas Dinas Kebersihan DKI berupaya mengeruk sampah yang mengendap di Waduk Melati. Adapun petugas Dinas Pekerjaan Umum DKI bekerja mengoperasikan dua pompa air di lokasi tersebut.

Amim dan warga sekitar waduk berharap Pemprov DKI dapat segera mengantisipasi banjir dengan mengembalikan fungsi waduk. Mereka menginginkan agar waduk dikeruk hingga kedalamannya lebih dari 7 meter. Amim yakin, setelah waduk dinormalisasi, daerah rumah dan sekitarnya tidak lagi mengalami banjir rutin.

Sementara itu, Ketua RW 05 Kebon Melati Syarifudin mengatakan, meskipun lingkungan RW-nya tidak sering terkena banjir, tetapi wilayahnya sempat terkena dampak banjir pada awal tahun ini. Tiga RW yang selalu terkena banjir di musim hujan adalah RW 02, RW 04, dan RW 07.

Syarifudin mengatakan, selain tidak pernah ada alat berat yang ditempatkan di waduk untuk mengeruk lumpur, ia juga tak pernah melihat petugas Dinas PU berusaha berkomunikasi dengan warga untuk melakukan normalisasi. Ia hanya melihat petugas Dinas Kebersihan yang mengeruk sampah setiap dua hari sekali.

"Buktinya sampai sekarang belum diapa-apain, belum dikeruk tuh waduk. Belum ada perubahan, baru bersih sedikit doang," kata Syarifudin.

Secara terpisah, Lurah Kebon Melati Winetrin mengatakan bahwa pengerjaan fisik dan penggunaan alat berat belum dimulai hingga kemarin. Kegiatan yang rutin dilakukan saat ini adalah pembersihan dari sampah-sampah terapung oleh Suku Dinas Kebersihan Jakarta Pusat. Ia mengatakan, saat ini masih belum ada koordinasi terkait normalisasi Waduk Melati.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Manggas Rudy Siahaan mengatakan, Dinas PU DKI melakukan normalisasi pada 12 waduk hingga akhir tahun ini. Waduk-waduk itu meliputi Waduk Bojong, Waduk Sunter, Waduk Teluk Gong, Waduk Situ Lembang, Waduk Melati, Waduk Rawa Babon, Waduk Cengkareng, Waduk Grogol, Waduk Pegangsaan II, Waduk Bujana Tirta, Waduk Ria-Rio, dan Waduk Tomang Barat.

"Kita targetkan pada akhir Desember rampung, agar bisa menampung air dan mengurangi banjir di Jakarta," ujar Manggas.

Pihak ketiga atau pengembang PT Intiland akan menyumbangkan pompa air untuk mengantisipasi banjir di kawasan Waduk Melati. PT Intiland meminta bantuan dari Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri Institut Teknologi Bandung (LAPI ITB) untuk melakukan analisis kapasitas pompa air yang dapat mengantisipasi banjir hingga 25 tahun ke depan. Untuk permasalahan pembebasan lahan dan normalisasi Waduk Melati dikerjakan oleh Dinas PU DKI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com