JAKARTA, KOMPAS.com
- Kedatangan 30 unit kereta rel listrik seri 205 tahap pertama di Jakarta membawa harapan bagi perbaikan perjalanan kereta komuter Jabodetabek. Ada dua persoalan yang diharapkan bisa teratasi, yakni mengurai kepadatan penumpang pada jam sibuk dan menyelesaikan gangguan perjalanan akibat ketidakandalan kereta.

Sayangnya, ke-30 unit KRL itu belum akan menambah perjalanan KRL hingga akhir tahun ini. Kereta itu akan difungsikan sebagai pengisi perjalanan KRL yang harus menjalani perawatan. Beberapa bulan terakhir, kereta yang seharusnya dirawat terpaksa dioperasikan lantaran ketiadaan rangkaian KRL cadangan.

”Kami akan menghentikan dan merawat kereta yang mengalami gangguan. Perjalanan kereta itu akan digantikan dengan seri 205 ini. Setelah kondisi kereta membaik, barulah kami akan menambah perjalanan,” kata Direktur Utama PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) Tri Handoyo, Senin (4/11), dalam keterangan pers.

Tri menyebutkan, sekitar 20 persen KRL yang ada saat ini bermasalah pada penyejuk ruangannya.

Pada hari yang sama, sedikitnya tiga KRL perjalanan
terganggu. Gangguan terletak pada penyejuk ruangan yang tidak maksimal dan kerusakan pintu. Tidak adanya rangkaian KRL cadangan menyebabkan rangkaian KRL yang membutuhkan perawatan tidak ada gantinya.

Sistem baru di 205

KRL seri 205 yang dibeli PT KCJ ini merupakan salah satu seri yang masih dioperasikan operator East Japan Railway Company (JR East). Seri ini diproduksi JR Trec antara tahun 1985 dan 1991. JR Trec merupakan anak perusahaan JR East yang bertugas memproduksi kereta yang akan dioperasikan oleh JR East.

Setiap 25 tahun, operator JR East meriset kereta seri baru. Pada usia ke-35, mereka mulai memperbarui armada kereta. Saat itulah, kereta seri terdahulu akan dijual ke negara yang tertarik atau dimusnahkan. Dukungan industri yang kuat di Jepang memungkinkan pembaruan KRL berkala.

Jadi, seri 205 ini bukan barang baru di negara asalnya. Namun, sekilas kereta ini terlihat terawat. Saat diturunkan dari kapal pengangkut, kereta-kereta ini masih tampak mulus. Bisa dipastikan, sistem perawatan di Jepang dilakukan dengan serius.

Direktur Teknik PT KCJ Sucipto Susilo Hadi mengatakan, dengan perawatan yang benar, usia kereta bisa diperpanjang sampai 20 tahun lagi. ”JR East juga bersedia menyuplai suku cadang untuk seri 205,” katanya.

Ketersediaan suku cadang seri 205 setidaknya akan aman selama kereta itu masih beroperasi di negara asalnya. Jika tidak, kemungkinan besar industrinya juga tidak akan memproduksi suku cadang itu sehingga kita harus memesan secara khusus.

Operator JR East juga mengeluarkan proposal kerja sama perawatan KRL seri ini sebagai paket pembelian kereta seri 205. Selama dua pekan, tiga teknisi dari JR East akan datang untuk supervisi proses perakitan dan pengetesan seri 205. Langkah ini belum pernah ada pada pembelian KRL sebelumnya dan diharapkan bisa jadi langkah baik untuk menyediakan armada yang andal.

JR East juga membuka kemungkinan pelatihan pemeliharaan harian dan rutin.

Problem

Namun, kedatangan kereta seri 205 ini juga diikuti masalah lain, yakni ketersediaan tenaga lapangan yang cukup untuk perawatan. Untuk merawat semua KRL, idealnya tersedia 625 teknisi. Namun, saat ini baru tersedia sekitar 300 orang. Padahal, perawatan KRL ini membutuhkan keahlian khusus.

Soal lain, salah satu perbedaan seri 205 dibandingkan dengan seri 203 yang terdahulu terletak pada kebutuhan listrik yang lebih besar. Seri 203 membutuhkan 2.824 kilowatt jam (kWh), sedangkan seri 205 membutuhkan 3.486 kWh.

”Penyebabnya, seri 205 memiliki lebih banyak motor penggerak sehingga penyerapan daya lebih besar,” katanya.

Kebutuhan listrik yang besar ini, menurut Sucipto, berimplikasi pada proses akselerasi kereta yang lebih cepat dan tenaga pendingin ruangan yang lebih baik.

Sesuai Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 42 Tahun 2010, mesin penyejuk ruangan pada setiap kereta membutuhkan energi ideal 50.000 kilokalori (kcal). Kebutuhan energi ini diperkirakan akan memadai untuk mendinginkan ruangan di kereta saat dipenuhi sekitar 300 penumpang. Rata-rata, energi pada kereta saat ini 42.000 kcal.

Rangkaian kereta yang memiliki penyejuk ruangan ideal, menurut Sucipto, adalah kereta buatan PT Inka. Kereta dengan cat oranye yang sudah wira-wiri di Jabodetabek ini memiliki energi 50.000 kcal.

Kita tunggu saja sepak terjang seri 205 di lintas Jabodetabek yang diperkirakan akan dimulai pertengahan Desember 2013. (ART)