Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Bau Busuk" Stadion BMW, Basuki Tunggu Laporan KPK

Kompas.com - 07/11/2013, 16:51 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku telah mengetahui laporan mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto kepada KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) terkait dugaan adanya praktik korupsi dalam pembangunan Stadion BMW (bersih, manusiawi, dan berwibawa) di Jakarta Utara.

Menurut dia, sudah sejak satu tahun yang lalu Prijanto telah melaporkan hal itu kepada KPK, dan tidak ditindaklanjuti. "Kita mah tunggu laporan KPK saja," kata Basuki, di Balaikota Jakarta, Kamis (7/11/2013).

Lahan Stadion BMW, menurut dia, merupakan kewajiban pengembang (Agung Podomoro Group) yang akan diserahkan kepada Pemprov DKI. Hal ini merupakan kompensasi dari kewajiban penyerahan fasilitas sosial dan fasilitas umum. Saat sertifikat lahan itu akan diberikan kepada DKI, ada pihak yang mengaku memiliki lahan tersebut. Setelah permasalahan itu diselesaikan di pengadilan, tidak semua lahan dapat dimiliki DKI. Masih ada beberapa lahan yang bermasalah. Permasalahan terkait Stadion BMW itu sudah diketahuinya setelah Basuki membaca buku "curhatan" Prijanto berjudul Kenapa Saya Mundur?.

"Di situ ditulis seolah ada kecurigaan, ada unsur korupsinya. Seharusnya tidak boleh diserahkan kepada daerah dulu. Mungkin Pak Foke (mantan Gubernur DKI Fauzi Bowo) menandatangani dokumen peralihan, karena tuduhannya seperti itu kalau saya baca bukunya," kata Basuki.

Taman BMW merupakan lahan yang didonasikan enam perusahaan pengembang swasta yang dikoordinasikan Agung Podomoro kepada Pemprov DKI. Lahan seluas 66 hektar itu memiliki peran penting bagi ruang terbuka hijau di Jakarta Utara.

Kawasan ini, rencananya akan dibangun menjadi stadion sepak bola bertaraf internasional, ruang publik, dan resapan air.

Dari 66,6 hektar lahan, total peruntukan lahan di taman BMW adalah 30,7 hektar berupa danau, 2,5 hektar berupa taman, dan 7,2 hektar hutan kota. 

Untuk diketahui, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto dan politikus senior, AM Fatwa, menemui pimpinan KPK terkait sengketa lahan Taman Bersih Manusiawi Wibawa (BMW) yang kelak akan menjadi stadion utama Persija.

Prijanto mengaku telah membawa bahan laporan terkait permasalahan tersebut. Bahan-bahan itu dibahas dengan pimpinan KPK. Sejumlah pihak yang mengaku memiliki sertifikat sah di atas tanah tersebut sebelumnya telah mengadu kepada Prijanto. Pihak ahli waris menilai ada upaya penyerobotan lahan warga oleh pengembang besar.

Salah satu perwakilan keluarga ahli waris, David Sulaiman, meminta sejumlah pejabat dan mantan pejabat Pemprov DKI Jakarta bertanggung jawab dalam pembebasan tanah senilai Rp 732 miliar tersebut.

Prijanto dan keluarga ahli waris tanah sepakat, mantan Gubernur DKI Fauzi Bowo yang kini menjadi Duta Besar untuk Jerman dan Sutiyoso ikut bertanggung jawab. Keduanya merupakan pihak yang menandatangani sejumlah dokumen tanah yang diduga bermasalah tersebut pada rentang waktu 2007-2008.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com