Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Undang Saya Simpel, Bodoh kalau Mau Beri Uang

Kompas.com - 07/11/2013, 19:47 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengatakan, siapa pun dapat menemuinya tanpa kesulitan. Namun, Jokowi tidak membenarkan siapa pun membayar sebagai balas jasa atas pertemuan itu.

"Sebetulnya undang saya simpel. Kalau dimintai uang pada mau, ya silakan, bodoh saja buat yang memberi," ujar Jokowi kepada wartawan di Balaikota, Jakarta, Kamis (7/11/2013) sore.

Sejak menjabat sebagai gubernur, Jokowi telah menginstruksikan kepada anak buahnya tentang prosedur bertemu dengannya. Jika ada pelanggaran, misalnya ada oknum pegawai yang meminta uang kepada pengundang Jokowi, dia menyerahkan tindak lanjut atas masalah itu kepada pimpinan pegawai tersebut.

"Sudah saya kasih tahu semua aturan main saya gimana. Nah, saat ini kasusnya kayak gimana, kepalanya yang mutusin," ujarnya.

Belum lama ini, seorang pria berinisial D disebut-sebut telah meminta uang kepada Yayasan Rumah Sakit Jakarta. Pria yang disebut-sebut sebagai pegawai negeri sipil itu berjanji dapat mendatangkan Jokowi pada acara hari ulang tahun ke-60 Rumah Sakit Jakarta pada Minggu (10/11/2013).

"Masih ada aja yang meras-meras seperti itu sekarang. Kita mau itu orang diusutlah, sayang sekali kalau masih ada," ujar Pembina Yayasan RS Jakarta Benyamin Mangkudilaga.

Kepala Biro Kepala Daerah dan Hubungan Luar Negeri Heru Budi Haryono mengatakan, surat dari RS Jakarta masuk di bironya pekan lalu. Surat itu berisi permintaan sambutan oleh Jokowi di buku yang diterbitkan RS Jakarta. Adapun undangan ke Jokowi untuk hadir ke acara baru sampai ke bironya pada Rabu kemarin.

Heru berjanji akan mengusut dugaan permintaan uang oleh D, yang disebutnya sebagai pegawai honorer di biro tersebut. Setelah memeriksa D, kata Heru, D mengaku tidak pernah meminta sejumlah uang kepada RS Jakarta. Heru juga akan mengonfirmasi kepada Apid, salah seorang staf Sekretariat RS Jakarta yang mengirimkan surat permintaan sambutan ke Balaikota.

"Si D bilang komunikasi terakhir itu Jumat siang, tapi dari rumah sakit bilang komunikasi terakhir itu Jumat sore. Jadi ada perbedaan keterangan, meski kita belum mendengarkan dari A," ujarnya.

Biro KDHLN berencana memanggil Apid ke Balaikota hari ini. Namun, Apid sakit dan tidak bisa ke Balaikota. Heru akan menunggu kedatangan Apid demi tuntasnya kasus tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Keluarga Korban Begal Bermodus 'Debt Collector' Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Keluarga Korban Begal Bermodus "Debt Collector" Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Megapolitan
Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Tipu Keluarga Istri Kedua Supaya Bisa Menikah

Polisi Gadungan di Jaktim Tipu Keluarga Istri Kedua Supaya Bisa Menikah

Megapolitan
Ini Berkas yang Harus Disiapkan untuk Ajukan Uji Kelayakan Kendaraan 'Study Tour'

Ini Berkas yang Harus Disiapkan untuk Ajukan Uji Kelayakan Kendaraan "Study Tour"

Megapolitan
Siswa SMP Lompat dari Gedung Sekolah, Polisi: Frustasi, Ingin Bunuh Diri

Siswa SMP Lompat dari Gedung Sekolah, Polisi: Frustasi, Ingin Bunuh Diri

Megapolitan
5 Tahun Diberi Harapan Palsu, Sopir Angkot di Jakut Minta Segera Diajak Gabung ke Jaklingko

5 Tahun Diberi Harapan Palsu, Sopir Angkot di Jakut Minta Segera Diajak Gabung ke Jaklingko

Megapolitan
Seorang Perempuan Luka-luka Usai Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran

Seorang Perempuan Luka-luka Usai Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran

Megapolitan
Korban Begal Bermodus 'Debt Collector' di Jaktim Ternyata Tulang Punggung Keluarga

Korban Begal Bermodus "Debt Collector" di Jaktim Ternyata Tulang Punggung Keluarga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com