JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Joko Widodo telah mengetahui ada pria berinisial D yang diduga pegawai negeri sipil (PNS) Pemprov DKI yang meminta uang kepada Yayasan RS Jakarta untuk mendatangkan dirinya dalam acara rumah sakit tersebut. Jokowi pun dengan tegas mengecam keras perbuatan pria itu.
"Pokoknya jangan pernah ada yang memanfaatkan nama saya seperti itu," tegasnya di Balaikota, Rabu (6/11/2013) sore.
Jokowi mendengar kabar pada Rabu siang. Dia langsung menugaskan Kepala Biro Kepala Daerah dan Hubungan Luar Negeri Jakarta Heru Budi Hartono untuk mengklarifikasi kabar tersebut ke RS Jakarta, Rabu sore.
Hingga saat ini, Jokowi pun mengaku belum mengetahui perkembangan lebih lanjut dari klarifikasi tersebut. "Kita sangat memperhatikan hal-hal kecil seperti itu. Jadi begitu ada (laporan), kita langsung tindak lanjuti," lanjut politisi PDI-P itu.
Jokowi mengatakan, pada dasarnya mekanisme mengirimkan undangan kepadanya tidak sulit. Pihak yang mengundang cukup memberikan surat undangan ke bagian sekretariat Balaikota. Setelah itu masuk ke Tata Usaha Gubernur.
Setelah itu, Jokowi yang akan menentukan, mana acara yang diprioritaskan. "Aturan mainnya sudah jelas kok. Simpel saja. Kasih undangan, kita prioritaskan, jadi ndak perlulah ada kayak gitu lagi," lanjutnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, pria yang mengaku PNS Pemprov DKI Jakarta bernama Dimas meminta sejumlah uang pada Yayasan Rumah Sakit Jakarta. Dimas berjanji dapat mendatangkan Gubernur DKI Joko Widodo pada acara yang akan digelar RS Jakarta yakni HUT ke-60 RS Jakarta 10 November 2013.
"Masih ada aja yang meras-meras seperti itu sekarang. Kita mau itu orang diusutlah, sayang sekali kalau masih ada," ujar Pembina Yayasan RS Jakarta, Benyamin Mangkudilaga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.