Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berita Foto: Aksi "Blusukan" Jokowi Saat Banjir Landa Ibu Kota

Kompas.com - 27/01/2014, 07:26 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

Pernyataan Jokowi bak menyulut semangat kerja Kementerian PU. Menteri PU Djoko Kirmanto beberapa waktu kemudian mengadakan konferensi pers, menyatakan bahwa proyek perbaikan Jalan TB Simatupang tidak diserahkan kepada Pemprov DKI, tetapi dikerjakan kementeriannya. Menteri yang biasa dipanggil Djokir itu menegaskan, Pemprov DKI tidak boleh mengerjakan apa yang jadi kewenangan Kementerian PU. Jokowi diminta fokus ke area kewenangan Pemprov DKI.


4. Dari TB Simatupang, Jokowi bertolak ke permukiman padat penduduk di Kembangan Utara, Cengkareng, Jakarta Barat. Di sana, ratusan rumah warga terendam limpasan Sungai Angke. Sungai itu sendiri sebenarnya tengah dinormalisasi oleh Kementerian PU. Namun, akibat pekerjaan yang belum rampung dan musim hujan sudah lebih dahulu datang, air sungai pun tetap melimpas ke rumah warga dengan ketinggian 50 sentimeter hingga 3 meter. 

KOMPAS.com/FABIAN JANUARIUS KUWADO Gubernur Jakarta Joko Widodo yang menaiki perahu karet diarak warga korban banjir Kembangan Utara, Cengkareng, Jakarta Barat, Selasa (14/1/2014).
5. Kamis (16/1/2014), Jokowi meninjau lokasi pengungsian di Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat. Di sana, Jokowi juga sekaligus mengumumkan bahwa lima tower rumah susun sewa sederhana akan dibangun di lahan seluas 1,7 hektar dekat lokasi pengungsian. Di dua dari lima tower itu terdapat pasar pada lantai satu hingga tiganya. Rusunawa tersebut untuk warga yang direlokasi.

Kepala Dinas Perumahan dan Bangunan Pemerintah DKI Jakarta Yonathan Pasodung menjelaskan, rusunawa serba guna tersebut terdiri dari 16 lantai, dengan lantai satu hingga tiga diperuntukkan bagi pasar. Adapun lantai 3 hingga 16 diperuntukkan bagi masyarakat umum, baik warga hasil relokasi maupun bukan.

"Saat ini sudah kita sosialisasikan ke pedagang pasar bahwa kita akan bangun rusunawa serba guna. Mereka tidak perlu khawatir karena selama pembangunan, mereka boleh jualan. Tanah kita di sini itu ada 6,5 hektar. Mereka bisa berjualan di situ," ujarnya.

6. Musim hujan tidak menyurutkan niat Jokowi bersepeda rutin ke Balaikota, Jumat (17/1/2014). Hari itu, ia ditemani oleh pebalap MotoGP, Jorge Lorenzo. Di tengah gerimis, kegiatan gowes tetap berjalan meski terlambat satu jam. Rombongan menempuh jalur Jalan Taman Surapati, lalu masuk ke Jalan Teuku Umar, melalui depan Masjid Cut Meutia, belok kiri ke Jalan Menteng Raya, serta berakhir di Jalan Medan Merdeka Selatan dan masuk ke dalam Balaikota Jakarta.

"Very good," ujar Jorge sesampainya di depan selasar Balaikota.

KOMPAS.com/FABIAN JANUARIUS KUWADO Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (dua dari kiri) dan pebalap MotoGP asal Spanyol, Jorge Lorenzo (dua dari kanan), bersepeda bersama dari rumah dinas Gubernur Jakarta menuju Balaikota Jakarta, Jumat (17/1/2014) pagi.

Seusai gowes bareng, Jokowi berseloroh bahwa dia memenangi adu balap sepedanya dengan Jorge. "Kalau adu balapan sama Lorenzo, menang saya. Wong saya di depan terus. Tadi kan Lorenzo di belakang. Tapi kalau sepedaan ya. He-he-he," seloroh Jokowi saat konferensi pers.

7. Minggu (19/1/2014) adalah hari libur bagi kebanyakan orang. Namun, tidak bagi Jokowi. Dengan mengenakan kemeja motif kotak-kotak, ia mendatangi tepi bantaran Kanal Banjir Barat (KBB) di Tanah Abang, Jakarta Pusat. Di sana, Jokowi menegaskan, tahun ini pihaknya akan merelokasi warga yang tinggal di bantaran.

"Sangat membahayakan sekali. Air Ciliwung yang mengalir sangat besar. Warga harus direlokasi ke rusun karena membahayakan," ujarnya.

Ia tak menyinggung soal relokasi kepada warga yang ditemuinya. Bahkan, ada salah satu warga yang begitu bertemu Jokowi dengan pede-nya meminta bantuan tripleks dan kayu agar rumah semipermanen di bantaran kuat menahan arus sungai. Jokowi hanya tersenyum.

8. Selanjutnya, ia meninjau genangan di Jalan Letjen S Parman, tepatnya di depan Mal Ciputra, Grogol, Jakarta Barat. Jokowi pasrah atas genangan yang memutuskan arus lalin itu. Genangan setinggi 20 hingga 30 sentimeter tersebut akibat meluapnya Kali Grogol yang berada persis di samping jalan. Debit air dari hulu yang tinggi tak tertampung sehingga meluap ke jalan. Akibatnya, kendaraan bermotor tidak dapat melintas di jalan itu.

Untuk menyedot air dari jalan ke kali, Pemerintah Provinsi DKI mengandalkan satu pompa. Menurutnya, satu pompa tersebut sudah maksimal. Pasalnya, penambahan pompa tak akan berguna jika kali meluap.

"Pompanya sudah berfungsi, sudah besar, sudah maksimal. Tapi ya air dari atas memang banyak sekali, jadi (proses penyedotan) memang butuh waktu," ujarnya.

9. Sore harinya, Jokowi meninjau banjir di permukiman bantaran Waduk Pluit. Ia mendistribusikan bantuan berupa beras dan alat tulis bagi pengungsi. Jokowi juga menyempatkan diri meninjau rumah pompa di Waduk Pluit dan melihat kondisi rumah masyarakat yang kebanjiran menggunakan sebuah perahu karet.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com