Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hindari Galian, Pengendara Terjatuh, Anaknya Tewas Terlindas Truk

Kompas.com - 28/01/2014, 16:44 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Elvayanti (31) masih tidak percaya atas kepergian putra ketiganya, Muhammad Badrul Tamam (7). Raut sedih tidak bisa ditutupi dari wajahnya. Ia baru bisa tersenyum saat anak bungsunya, Aura (1), datang dengan diantarkan neneknya di Jalan Kramat Jaya, Blok F VIII Rt 16/07, Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara.

Terkadang ia kembali dalam tatapan kosongnya. Ia harus merelakan kepergian putranya yang masih duduk di kelas II SD Negeri 22 Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara. Tamam, panggilan akrab bocah tersebut, tewas dalam kecelakaan bersama ibunya saat mengendarai sepeda motor Honda Spacy biru bernomor B 3595 UAX. Ketika itu, Elva menghindari bekas galian pipa berdiameter 25 cm dengan kedalaman sekitar 20 cm. Sayangnya, motor itu terjatuh dan Tamam terlempar hingga terlindas oleh kontainer bernomor B 9899 UEH di Jalan Kramat Jaya, Koja, Jakarta Utara, Selasa (28/1), sekitar pukul 09.45.

Tamam mengalami luka parah di bagian kepala akibat terlindas roda belakang truk kontainer yang dikemudikan oleh Rahmat Edeng (28), warga Dusun Langseb, RT 02 RW 01, Kelurahan Kertaraharja, Kecamatan Pedes, Karawang, Jawa Barat.

Elva terguncang setelah mengetahui anaknya tewas. Ia tidak mau bicara. Salah seorang saksi mata, Muarif (42), mengatakan, saat kejadian itu korban tengah membonceng ibunya yang mengemudi di sebelah kiri kontainer.

"Tiba-tiba motor rem mendadak karena galian pipa. Si ibunya kepeleset ke kiri, anaknya mental ke kanan terus kelindes ban belakang kontainer," ujar Muarif kepada Kompas.com, Selasa (28/1/2014).

Salah seorang guru SDN 22 Tugu Utara, Yasin, mengatakan bahwa setiap hari Elva selalu mengantar-jemput Tamam ke sekolah. Namun, baru kali ini korban terlambat sekolah, padahal hari ini seharusnya Tamam sudah masuk sekolah sejak pukul 09.00 WIB.

Yani (34), tetangga rumah korban, menyayangkan kejadian tersebut. Menurutnya truk kontainer seharusnya tidak boleh masuk ke dalam Jalan Kramat Jaya karena bukan merupakan jalan utama. "Heran juga akhir-akhir ini kontainer pada lewat sini, harusnya dilarang itu," kata dia.

Sementara itu, petugas Kepolisian Polsek Metro Koja Aiptu Akub S mengatakan bahwa pada saat kejadian, sopir dan kernetnya Sohib (16) menuju pelabuhan. Saat itu dia dari arah simpang Semper setelah keluar dari pangkalan mobilnya di daerah Cilincing. "Kejadian sekitar pukul 10.00 tadi, sopir sudah kita amankan," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com