Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pihak yang Terlibat Pengadaan Bus Transjakarta Harus Diaudit!

Kompas.com - 10/02/2014, 08:14 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Beroperasinya 90 dari 310 bus transjakarta dan 18 dari 346 bus kota terintegrasi busway (BKTB) baru di Jakarta menjadi kabar menggembirakan. Namun, betapa mengejutkannya ketika diketahui sebanyak 5 bus transjakarta dan 9 BKTB yang terbilang baru ditemui kejanggalan pada sejumlah komponennya.

Pengamat transportasi Instran, Darmaningtyas, menyayangkan mengapa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, khususnya Dinas Perhubungan, tidak teliti soal komponen bus baru tersebut. "Itu berarti perusahaan China yang menipu Pemprov DKI," ujarnya, saat dihubungi Kompas.com, Minggu (9/2/2014).

Darmaningtyas menyarankan semua pihak yang terlibat di dalam pengadaan unit bus tersebut diaudit. "Mereka-mereka yang terlibat dalam pengadaan bus itu harus tanggung jawab," ujarnya.

Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Selamat Nurdin, menyayangkan atas kerusakan bus baru tersebut. Ke depan, dia menyarankan Dinas Perhubungan DKI untuk menerapkan standar pelayanan minimal. Hal itu bisa dilakukan bersama sejumlah lembaga konsumen.

"Bisa kerja sama dengan YLKI, ITDP, atau masyarakat pengguna transjakarta. Sudah selayaknya publik ikut menilai pelayanan transjakarta dari dalam sistem, bukan dari luar," ujar Selamat.

Diganti baru

Kepala Dinas Perhubungan Jakarta Udar Pristono membenarkan adanya kerusakan beberapa komponen bus yang baru diluncurkan beberapa waktu lalu di Jakarta. Pristono memastikan pihak agen tunggal pemegang merek (ATPM) telah mengetahui kerusakan dan bakal segera mengganti spare part-nya dengan yang baru. Hal itu mengingat Dishub DKI baru melakukan 20 persen pembayaran.

"Itu sudah ada perjanjiannya Dishub dengan ATPM. Mereka juga sudah bersedia bertanggung jawab full atas kerusakan," ujarnya.

Direktur Utama PT Sun Abadi, Indra Krisna, selaku pihak ATPM, menampik bahwa bus transjakarta dan unit BKTB yang baru diluncurkan adalah barang bekas. Bus kota dengan spesifikasi high floor hanya ada dua di dunia, yakni Bogota, Kolombia; dan Jakarta, Indonesia. Oleh sebab itu, tidak mungkin bus itu bekas.

Soal kerusakan yang terjadi di beberapa komponen bus, Indra mengatakan, hal itu terjadi ketika proses pengapalan. Pengiriman bus dilakukan dua kali. Pertama awal November 2013 serta yang kedua, pertengahan November 2013. Pengiriman pertama, lanjut Indra, tidak ada masalah. Sementara pada pengiriman kedua, terkendala cuaca berkabut serta gelombang tinggi. Alhasil, bus yang seharusnya dikirim pada 20 November 2013 dari Pelabuhan Shanghai dan tiba di Pelabuhan Tanjung Priok pada 3 Desember, jadi molor hingga berangkat pada 29 November 2013 dan tiba pada 2 Januari 2014. Pada saat terapung di lautan dengan cuaca badai itulah, proses korosi komponen bus-bus terjadi.

"Harusnya proses pengapalan bus hanya setengah bulan menjadi satu setengah bulan. Cuaca memang tak bisa disalahkan," ujarnya.

Indra menegaskan, segala barang kiriman yang rusak akibat proses pengapalan bukan tanggung jawabnya, melainkan pihak pelayaran. Menurutnya, dia sudah berkomunikasi dengan pihak pelayaran. Pihak pelayaran menjanjikan bakal mengganti komponen bus yang rusak tersebut.

Sebelumnya, Kompas.com mendapatkan sejumlah foto beberapa kejanggalan pada bus transjakarta yang baru dikirim tersebut pada Minggu (9/2/2014) kemarin.

DOK. KOMPAS.com Knalpot karatan.

Berikut detail sejumlah foto itu, Bus Transjakarta Articulated (gandeng):

1. Nomor kendaraan B 7146 IX, nomor seri bus AK5200. Kondisi kendaraan: beberapa komponen diserang karat, yakni tabung oli power steering, turbo, rangka kendaraan, dan saluran pembuangan atau knalpot. Pulley terbuka sehingga gemuk mudah bocor, air pada indikator CNG hanya setengah (bocor), kabel otomatis spion tidak rapi, sambungan antara kabin lepas, kompresor AC berjamur, dan water coolant bocor.

2. Nomor kendaraan B 7139 IX, nomor seri bus AK5185. Kondisi kendaraan: sejumlah komponen yang diserang karat, yakni turbo, tabung saluran pembuangan, dan saluran pengisap udara. Sementara kerusakan lainnya, tabung oli power steering bocor, kompresor AC berjamur, kabel otomatis spion tidak rapi, putaran tali kipas pada kompresor AC tak stabil, bekleding kanan dan kiri bocor, dan karet sambungan kabin tak rapi.

3. Nomor kendaraan B 7141 IX, nomor seri bus AK5193. Kondisi kendaraan: sejumlah komponen diserang karat, yakni turbo sensor, saluran pengisap udara, rangka tabung CNG, tabung saluran buang, dan velg roda. Adapun kerusakan lain yakni bekleding kanan dan kiri bocor, tombol power rusak, kabel otomatis spion tak rapi, valve tabung CNG dan tabung oli power steering berjamur, hidrolik kanan belakang rusak, AC panas, fanbelt AC tak stabil, dan pintu kiri tak menutup normal.

4. Nomor kendaraan B 7146 IX, nomor seri bus AK5205. Kondisi kendaraan: sejumlah komponen diserang karat, yakni engine mounting, velg roda, pulley mesin, tabung oli power steering, kompresor AC, saluran pengisap udara, turbo sensor, dan tabung saluran pembuangan. Kerusakan lainnya yakni tombol pembuka tangga darurat kendur, tutup pelincung valve CNG rusak, pipa radiator berjamur, CCTV tak menyala, LCD rusak, dan pintu belakang kiri tak dapat menutup normal.

5. Nomor kendaraan B7144 IX, nomor seri bus AK5100. Kondisi kendaraan: sejumlah komponen diserang karat, antara lain tabung oli power steering, engine mounting, pulley mesin, saluran pengisap udara, pulley stabilizer, turbo, tabung saluran pembuangan. Kerusakan lain yakni air radiator bocor, panel tutup tabung penyok, tutup pengaman aki lepas, hidrolik panel kanan belakang rusak, fanbelt hanya ada satu padahal seharusnya dua, dan fanbelt AC kendur.

DOK. KOMPAS.com Gambar 1: Bus Transjakarta baru dengan nomor polisi B 7724 IV. Gambar 2: Instrumen dashboard tidak dibaut. Gambar 3: Kaca spion kanan rusak. Gambar 4: Tutup panel speedometer kendur.

Bus Kota Terintegrasi Busway:

1. Nomor kendaraan B 7724 IV. Kondisi kendaraan: instrumen dashboard tak dibaut, kaca spion retak, tutup panel spidometer kendur, karet persneling lepas, dan wiring elektrikal menempel di manifolt.
2. Nomor kendaraan B 7840 IV. Kondisi kendaraan: kepala aki pengapuran, serumbung roda belakang berkarat, dan karet pintu tak tertutup.
3. Nomor kendaraan B 7734. IV Kondisi kendaraan: busa peredam panas yang tidak rapi dan wiring elektrikal menempel di manifolt.
4. Nomor kendaraan B 9886 XDZ. Kondisi kendaraan: pelat nomornya masih menggunakan pelat nomor uji coba, petunjuk BBG terlepas, penutup instrumen dashboard tak dibaut, pengunci jendela pramudi tidak ada, dan wiring elektrikal di ruang engine tidak rapi.
5. Nomor kendaraan B 7841 IV. Kondisi kendaraan: karet persneling lepas, instrumen dashboard banyak yang terlepas, dan serumbung roda belakang berkarat.
6. Nomor kendaraan B 7713 IV. Kondisi kendaraan: karet persneling lepas, serumbung roda belakang kanan berkarat, dan kepala aki berkarat.
7. Nomor kendaraan B 7843 IV. Kondisi kendaraan: besi penyangga pintu darurat berkarat dan kepala aki berkarat dan kendur.
8. Nomor kendaraan B 7847 IV. Kondisi kendaraan: karet penutup tuas persneling terlepas.
9. Nomor kendaraan tidak ada. Kondisi kendaraan: instrumen dashboard belum dibaut, wiring elektrikal menempel di manifolt, besi pengunci aki berkarat.
10. Nomor kendaraan B 7842 IV. Kondisi kendaraan: karet penutup tuas persneling terlepas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com