Informasi ditemukannya alat sadap di rumah dinas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo pertama kali diembuskan oleh Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo. Menurutnya, ada tiga alat yang ditemukan di rumah yang terlatak di Menteng, Jakarta Pusat, itu. Ketiganya masing-masing di dalam kamar tidur, ruang tamu, dan ruang makan.
Selain adanya upaya penyadapan, lanjut Tjahjo, partainya juga menemukan fakta adanya tim dari pihak tertentu yang bertugas mencari kelemahan Gubernur DKI Jakarta tersebut. Tjahjo menuturkan, tim tersebut bergerak sampai ke Kota Solo untuk mencari kesalahan-kesalahan Jokowi selama menjadi Wali Kota Surakarta.
Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin memastikan bahwa alat sadap yang ditemukan di rumah dinas Gubernur DKI bukan milik mereka. Sebab, alat sadap milik Kemenhan tidak digunakan untuk kepentingan-kepentingan praktis seperti itu.
"Jadi, saya ingin memastikan institusi pertahanan tidak ada korelasinya dengan apa yang menjadi fenomena penyadapan itu," katanya.
Menurutnya, penggunaan alat sadap milik Kemenhan hanya digunakan untuk kepentingan-kepentingan yang lebih besar, berkaitan masalah kedaulatan.
Pernyataan Sjafri tersebut diperkuat dengan keterangan dari Politisi PDI-P, yang kebetulan berlatar belakang militer, Tubagus Hasanuddin. Menurutnya, alat sadap yang ditemukan di rumah dinas Jokowi adalah alat sadap yang beredar luas di pasaran.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.