Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tempat Sepi Pembeli, PKL Pasar Gembrong Jualan Lagi di Trotoar

Kompas.com - 24/02/2014, 13:45 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Setelah direlokasi ke Pasar Cipinang Besar Selatan (Cibesel), para pedagang mainan yang berjualan di Pasar Gembrong, Jatinegara, Jakarta Timur, memilih kembali berjualan di trotoar Jalan Basuki Rahmat. Pedagang merasa berjualan di Pasar Cibesel tidak menguntungkan karena sepi pembeli.

Supriyadi (32), salah satu pedagang boneka Barbie di Pasar Gembrong, akhirnya kembali berjualan di trotoar karena barang dagangannya tidak laku di tempat relokasi. "Sudah dua kali saya pindah ke PD Pasar Jaya Cipinang, tahun 2010, sama yang barusan tahun kemarin, tapi mau gimana lagi di sana sepi enggak ada yang beli," kata Supriyadi saat ditemui Kompas.com di Pasar Gembrong, Senin (24/2/2014).

Menurut Supriyadi, jumlah pembeli di trotoar jalan jauh lebih banyak dibandingkan di tempat relokasi. Di pinggir jalan, setiap hari barang jualannya laku paling sedikit Rp 400.000. Adapun di Pasar Cibesel, jumlah itu baru ia peroleh dalam sepekan.

"Kalau di sini (trotoar) mending, ada yang kelihatan beli. Kalau di sana (Cibesel), yang dagang lihat yang dagang lagi. Kalau kita enggak dagang di luar, enggak ada penghasilan," ujar Supriyadi.

Pedagang yang tinggal di RT 12 RW 02, belakang Pasar Gembrong, ini hanya bertahan hampir 2 bulan sejak direlokasi pada September 2013. Meski biaya sewa tempat gratis selama 6 bulan, ia memilih kembali ke trotoar. Ia menyebutkan, kondisi Pasar Cibesel sebetulnya tidak panas dan lebih bersih dibanding di trotoar jalan. Namun, apa daya, kurangnya pembeli membuatnya kembali lagi ke Pasar Gembrong.

Ia menyatakan, sepinya konsumen bisa diakibatkan oleh sempitnya lahan parkir di tempat relokasi. Aksesnya pun sulit. "(Parkir) mobil kurang lebih 25-an. Kalau motor 70-80 an," ujarnya.

Hal senada diungkapkan oleh Emin (47), warga RT 12 RW 02, yang juga menjadi pedagang di Pasar Gembrong. Menurut Emin, kini hanya istrinya yang berjualan di Pasar Cibesel, sementara dirinya kembali berjualan di pinggir trotoar. "Kalau ngandelin yang di sana saja mau makan apa," ujar Emin.

Istri Emin tidak berjualan di dalam pasar, tetapi di pinggir jalan depan pasar. Menurut Emin, pedagang belum dibebani biaya sewa sehingga dapat berjualan dengan gratis selama 6 bulan. Pedagang hanya diwajibkan membayar listrik sekitar Rp 100.000 per bulan atau tergantung pemakaian.

Emin mengatakan, dirinya bersedia pindah kembali ke Pasar Cibesel asalkan Pemerintah DKI Jakarta punya langkah tepat untuk mengundang pembeli. "Penginnya kita jangan asal ngusir aja relokasinya, coba gimana caranya biar maju. Jangan suruh pindah aja lempar tanggung jawab," kata Emin.

Pedagang di sana kini memilih berjualan di atas trotoar, tetapi bersepakat tidak turun ke badan jalan. Meski demikian, hal itu memicu parkir liar di sekitar lapak mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat di Pilkada 2024

PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat di Pilkada 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Megapolitan
Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Megapolitan
Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Megapolitan
Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Megapolitan
Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Megapolitan
Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Megapolitan
Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Megapolitan
Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Megapolitan
Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com