Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki Masih Kecewa soal Bus dari China

Kompas.com - 28/02/2014, 02:01 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama masih saja menyayangkan keputusan Pemerintah Provinsi DKI membeli bus dari China. Padahal, menurut dia, Pemprov DKI mempunyai kemampuan membeli bus dengan kualitas yang lebih bagus.

Basuki menduga ada indikasi kecurangan dalam proyek tersebut dan menyerahkan seluruh kewenangan proses pemeriksaan kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). "Kami merasa ada indikasi permainan, tapi bukti susah," kata dia di sela blusukan, Kamis (27/2/2014).

Basuki pun mempertanyakan bagaimana bisa bus bagus yang diharapkan masyarakat tetapi justru yang datang adalah bus jelek. "Padahal, kita sudah ada contoh (pengadaan bus yang bagus), Bogota dan Singapura ada," kata dia.

Namun demikian, Basuki berharap tak akan ada lagi masalah dari bus-bus yang didatangkan dari China. Apalagi, Pemprov DKI berencana mendatangkan 4.000 bus baru yang juga berasal dari China pada tahun ini.

Tambahan armada bus, harap Basuki, bisa meningkatkan pelayanan, terutama memperpendek jarak waktu kedatangan bus di halte. "Di koridor 1 (Blok M-Kota) itu idealnya satu menit sekali (bus datang). Yang (koridor) lain idealnya tiap tujuh menit," kata dia.

Sebelumnya diberitakan, lima dari 90 bus transjakarta bermerek Yutong dan 10 dari 18 BKTB bermereka Ankai, yang semuanya merupakan bus baru, mengalami kerusakan pada beberapa komponen. Misalnya, banyak komponen yang berkarat, berjamur, dan beberapa instalasi tampak tidak dibaut.

Bahkan, ada bus yang tidak dilengkapi dengan fanbelt. Kondisi itu memicu tidak beroperasinya sejumlah bus seusai diluncurkan beberapa waktu lalu. Bus transjakarta dibeli dengan harga Rp 3,7 miliar per unit, sedangkan BKTB dibeli dengan Rp 650 juta per unit.

Usut punya usut, ditemukan pula kejanggalan dalam proses pengadaan bus. Perusahaan yang mendatangkan bus itu, PT San Abadi, ternyata bukan pemenang tender pengadaan bus. Perusahaan ini hanya subkontraktor dari PT Saptaguna Dayaprima, satu dari lima pemenang tender.

Pada Senin (24/2/2014) pagi, sejumlah warga yang menamakan diri Forum Warga Jakarta mendatangi Gedung KPK untuk melaporkan kasus tersebut. Mereka mengklaim telah mengumpulkan sejumlah bukti dugaan korupsi dalam proses pengadaan bus ini, di antaranya, dokumen tender serta foto komponen bus yang berkarat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Polisi Masih Buru Pemasok Narkoba ke Rio Reifan

Polisi Masih Buru Pemasok Narkoba ke Rio Reifan

Megapolitan
Dishub DKI Jakarta Janji Tindak Juru Parkir Liar di Minimarket

Dishub DKI Jakarta Janji Tindak Juru Parkir Liar di Minimarket

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com