Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/03/2014, 07:16 WIB

TANGERANG, KOMPAS.com — 
Pemerintah Kabupaten Tangerang, Banten, akhirnya menutup sementara panti asuhan The Samuel’s Home di Jalan Gading Barta, Gading Serpong, Kelapa Dua.

Hal itu dilakukan karena panti tersebut dinilai tidak dapat memenuhi administrasi, yakni tidak mengantongi izin lingkungan dan operasional. Selain itu, pemilik dan pengelola panti juga sedang dalam masalah dengan Polda Metro Jaya.

”Saya sudah beri tahu kepada Pak Samuel, pemilik dan pengelola panti ini, kalau belum ada izin, tidak boleh beroperasi. Jadi, untuk sementara, panti ini ditutup,” kata Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar, Minggu (2/3).

Jika dibutuhkan, anak-anak yang ada di rumah panti tersebut bisa ditampung di panti asuhan anak di Kabupaten Tangerang.

Kepala Dinas Sosial Kabupaten Tangerang Uyung Mulya Lubis membenarkan hal itu. ”Panti ini dilarang beroperasi, seperti menerima anak dan mencari donatur,” kata Uyung.

Larangan itu, menurut Uyung, sudah disampaikan kepada pemilik pengelola panti, Samuel Watulinggas (50) dan istrinya, Yuni Winata (47). ”Pada dasarnya mereka setuju dengan keputusan ini. Mereka akan memfokuskan diri pada kasus yang sedang ditangani kepolisian,” ujar Uyung.

Dinas sosial, kata Uyung, terus mengawasi secara ketat panti tersebut setelah terbongkar kasus dugaan penelantaran anak sejak Senin (24/2) hingga waktu yang belum ditentukan.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto memastikan, Samuel dan Yuni akan menjalani pemeriksaan, Senin ini. ”Penyidik sudah mengirimkan surat panggilan kepada keduanya untuk menjalani pemeriksaan resmi di Subdirektorat Renaka Direktorat Reserse Kriminal Umum pada Senin ini,” kata Rikwanto, Minggu petang.

Sejauh ini, penyidik juga sudah memeriksa 17 anak yang menjadi korban kekerasan dan penelantaran yang diduga dialami korban saat berada di panti asuhan milik Samuel. Penyidik juga sudah mengumpulkan dan mengamankan sejumlah barang, seperti sapu, sandal, dan tali, yang diduga digunakan pelaku untuk melakukan kekerasan.

Imbau tolak gugatan

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mendukung penuh langkah Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) yang membongkar dugaan kasus kekerasan terhadap anak-anak di panti The Samuel’s Home. Juga mereka turut mengapresiasi kinerja polisi bersama Komnas PA yang secara maraton mengungkap kasus tersebut.

”Bukti sudah ada. Saat Arist Merdeka Sirait ke Panti Samuel pun bersama polisi, jadi secara hukum sudah sah. Ketika melihat kondisi anak-anak yang buruk, evakuasi terhadap mereka adalah kewajiban Arist dan polisi sebagai upaya melaksanakan perintah undang-undang untuk melindungi anak-anak,” kata M Ihsan dari KPAI.

Ihsan meminta Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menolak pengajuan gugatan pihak pengacara Samuel terhadap Arist.

KPAI harus mengedepankan kepentingan terbaik bagi anak sesuai dengan pasal 2 UU No 23/2002 tentang Perlindungan Anak. Pasal 74 meningkatkan efektivitas penyelenggaraan perlindungan anak.

Pengacara Samuel, ujar Ihsan, seharusnya menyadari bahwa pada Oktober 2012 KPAI telah menyurati Kementerian Sosial dan ditembuskan ke Gubernur Banten, Bupati Tangerang, dan Kepala Dinas Sosial untuk menutup Panti Samuel. Pasalnya, sejak lebih dari setahun silam, buruknya pengelolaan di panti itu sudah diketahui publik. KPAI bahkan mendesak agar anak-anak di panti itu diambil alih perawatannya oleh Kementerian Sosial.

”Aneh, temuan KPAI ini tidak ditindaklanjuti Pemda Tangerang dan Panti Samuel. Justru sekarang kuasa hukum melaporkan KPAI dan mengambil anak untuk dipindahkan ke panti lain,” tambah Ihsan. (RTS/NEL/PIN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Teka-teki Kematian Pria dengan Tubuh Penuh Luka dan Terbungkus Sarung di Tangsel

Teka-teki Kematian Pria dengan Tubuh Penuh Luka dan Terbungkus Sarung di Tangsel

Megapolitan
Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Megapolitan
Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Megapolitan
Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Megapolitan
Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Megapolitan
Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Megapolitan
Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Megapolitan
Pria Dalam Sarung di Pamulang Diduga Belum Lama Tewas Saat Ditemukan

Pria Dalam Sarung di Pamulang Diduga Belum Lama Tewas Saat Ditemukan

Megapolitan
Penampakan Lokasi Penemuan Mayat Pria dalam Sarung di Pamulang Tangsel

Penampakan Lokasi Penemuan Mayat Pria dalam Sarung di Pamulang Tangsel

Megapolitan
Warga Sebut Ada Benda Serupa Jimat pada Mayat Dalam Sarung di Pamulang

Warga Sebut Ada Benda Serupa Jimat pada Mayat Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Soal Duet Anies-Ahok di Pilkada DKI, PDI-P: Karakter Keduanya Kuat, Siapa yang Mau Jadi Wakil Gubernur?

Soal Duet Anies-Ahok di Pilkada DKI, PDI-P: Karakter Keduanya Kuat, Siapa yang Mau Jadi Wakil Gubernur?

Megapolitan
Warga Dengar Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang

Warga Dengar Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Bungkamnya Epy Kusnandar Setelah Ditangkap Polisi karena Narkoba

Bungkamnya Epy Kusnandar Setelah Ditangkap Polisi karena Narkoba

Megapolitan
Polisi Cari Tahu Alasan Epy Kusnandar Konsumsi Narkoba

Polisi Cari Tahu Alasan Epy Kusnandar Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com