Panti Asuhan Samuel awalnya berlokasi di Sektor 1 Blok AG 15 No 17, Gading Serpong, Tangerang. Daerah tersebut cukup ramai. Persis di seberang panti asuhan itu terdapat sekolah sehingga kendaraan selalu ramai saat jam berangkat dan pulang sekolah.
Di samping itu, banyak juga tempat makan dan toko-toko di sekitar sana. Lokasi panti asuhan itu juga berada tepat di pinggir jalan raya, bukan di dalam kompleks perumahan seperti panti baru. Dari keterangan beberapa saksi mata, selama di Sektor 1, banyak anak panti bermain di jalan raya saat siang hari.
Aries Wibowo (46), koordinator keamanan warga RW 04 Sektor 6, mengaku pernah melihat anak-anak di Panti Samuel berlarian di sekitar Sektor 1. Mereka bermain tanpa pengawasan pihak panti.
"Anak-anak (Panti Samuel) teriak-teriak di sana, katanya, 'Om minta duit Om'," terang Aries kepada Kompas.com, Kamis (6/3/2014).
Aries menilai bahwa bangunan panti asuhan di Sektor 1 tidak layak untuk ditinggali. Panti asuhan, menurut Aries, selayaknya ada tempat bermain sehingga anak-anak tidak main keluar rumah.
Kejanggalan lain mulai terlihat saat Samuel memindahkan pantinya ke Sektor 6. Hingga dua minggu pertama, ia tidak melapor ke pengurus RT dan RW setempat.
"Pemilik panti (Samuel) tidak izin," ujar Ketua RW 04 AR Windijatmoko.
Windijatmoko atau yang biasa dipanggil Moko mengaku sudah mencurigai ketidakberesan panti tersebut. Berdasarkan pengamatan dan laporan beberapa tetangga panti, akhirnya Moko bersama pengurus memutuskan mendatangi panti, Senin (24/2/2014) lalu.
Selang dua hari setelah didatangi, tepatnya Rabu (26/2/2014) malam, pengurus RW 04 dipimpin oleh Aries memutuskan memasang spanduk yang isinya menolak keberadaan panti. Spanduk tersebut dipasang di depan pos masuk Sektor 6.
Kemudian pada Kamis (27/2/2014) pagi spanduk lainnya kembali dipasang tepat di taman, persis di depan Panti Asuhan Samuel. Warga Sektor 6, Endang (42), menuturkan bahwa di panti tersebut anak-anak bebas bermain di jalanan dan tidak diawasi. "Kalau diurus dengan baik, enggak bakal dibiarin keluar," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.