Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rencana Kampung Deret Dinilai Belum Siap

Kompas.com - 13/03/2014, 08:09 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Munculnya persoalan terkait program kampung deret dinilai imbas dari perencanaan program yang belum detail. Hal ini terlihat dari model penggunaan dana yang belum dapat dipastikan sejak awal.

Anggota DPRD DKI Jakarta, M Sanusi, Rabu (12/3/2014), mengatakan, Pemprov DKI perlu memetakan lebih detail program itu. Sebab, anggaran yang disediakan sangat besar.

”Anggaran yang disampaikan Pemprov DKI hanya proyeksi. Belum dapat dipastikan sejak awal berapa dana yang akan terpakai,” kata Sanusi.

Program kampung deret dilakukan dengan membenahi kawasan kumuh. Setiap keluarga peserta program mendapat dana hibah bantuan sosial Rp 40 juta hingga Rp 50 juta.

”Siapa yang benar-benar menjamin kriteria orang yang mendapat program ini tepat,” kata Sanusi.

Tahun ini, Pemprov DKI berencana membangun kampung deret di 70 titik. Targetnya melalui program ini, pemerintah dapat memperbaiki 6.000 sampai 7.000 rumah dan lingkungan warga. Saat ini, Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah DKI Jakarta sedang mendata peserta yang layak menerima bantuan hibah.

Sementara program tahun 2013, yaitu pembangunan kampung deret di 26 titik, hingga kini belum ada yang selesai 100 persen. Sebagian mulai memasuki tahap penyelesaian akhir.

Terkait program ini, warga Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, mempertanyakan kriteria penerima bantuan. Apalagi, ada sejumlah warga yang menurut penilaian mereka layak memperoleh bantuan perbaikan rumah, tetapi tidak lolos penilaian.

Terkait pengucuran dana, Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah DKI Jakarta Yonathan Pasodung menjamin tidak akan ada kebocoran anggaran. Sebab, pengucuran anggaran dilakukan dalam tiga tahap sesuai kebutuhan warga. Warga juga didampingi konsultan yang keberadaannya didanai Pemprov DKI Jakarta.

Wali Kota Jakarta Selatan Syamsudin Noor menambahkan, selain rencana detail bangunan dan tata kampung, warga sasaran program kampung deret juga harus dipastikan memahami dan mendukung program tersebut.

”Sosialisasi dan dialog tidak bisa dalam waktu singkat. Butuh pendekatan lama dan harus sabar di kedua belah pihak,” katanya.

Program kampung deret di RW 005 Petogogan, Jakarta Selatan, misalnya, telah berlangsung sejak satu tahun silam. ”Dari awal ada saja yang menentang, tetapi itu tantangannya,” kata Lurah Petogogan Kuswara.

Biaya membengkak

Alih-alih meningkatkan kualitas hidup, pembangunan kampung deret di Jakarta Timur malah memicu warga untuk menambah bangunan rumah. Akhirnya, tidak sedikit warga yang harus merogoh kantong lebih dalam untuk merenovasi rumah.

Revina (63), warga Pisangan Timur, harus menguras tabungan hingga Rp 15 juta untuk menambah biaya renovasi rumah. Sebab, dana Rp 54 juta yang diberikan Pemprov DKI tidak cukup untuk membiayai renovasi itu karena harga sejumlah material bangunan cukup tinggi.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sekolah di Depok Masih Dibolehkan Gelar 'Study Tour', DPRD Ingatkan soal Lokasi dan Transportasi

Sekolah di Depok Masih Dibolehkan Gelar "Study Tour", DPRD Ingatkan soal Lokasi dan Transportasi

Megapolitan
Laki-laki yang Ditemukan Tergeletak di Separator Koja Jakut Diduga Tewas karena Sakit

Laki-laki yang Ditemukan Tergeletak di Separator Koja Jakut Diduga Tewas karena Sakit

Megapolitan
Tak Larang Sekolah Gelar 'Study Tour', DPRD Depok: Jika Orangtua Tak Setuju, Jangan Dipaksa

Tak Larang Sekolah Gelar "Study Tour", DPRD Depok: Jika Orangtua Tak Setuju, Jangan Dipaksa

Megapolitan
Gembong Narkoba yang Ditangkap di Filipina Pernah Tinggal di Lombok

Gembong Narkoba yang Ditangkap di Filipina Pernah Tinggal di Lombok

Megapolitan
Nestapa Calon Siswa Bintara di Jakbar, Kelingkingnya Nyaris Putus dan Gagal Masuk Polisi akibat Dibegal

Nestapa Calon Siswa Bintara di Jakbar, Kelingkingnya Nyaris Putus dan Gagal Masuk Polisi akibat Dibegal

Megapolitan
Mayat Laki-laki Ditemukan Tergeletak di Separator Jalan di Koja

Mayat Laki-laki Ditemukan Tergeletak di Separator Jalan di Koja

Megapolitan
Sempat Dirazia, Jukir Liar di Minimarket Bungur Raya Kembali Beroperasi

Sempat Dirazia, Jukir Liar di Minimarket Bungur Raya Kembali Beroperasi

Megapolitan
Lansia Tewas Ditusuk Orang Tak Dikenal di Kebon Jeruk, Polisi Selidiki Identitas Pelaku

Lansia Tewas Ditusuk Orang Tak Dikenal di Kebon Jeruk, Polisi Selidiki Identitas Pelaku

Megapolitan
Gembong Narkoba Asia Buronan BNN Ditangkap di Filipina

Gembong Narkoba Asia Buronan BNN Ditangkap di Filipina

Megapolitan
Baru Sehari Ditertibkan, Jukir Liar Kembali Terlihat di Minimarket yang Dirazia Dishub Jaksel

Baru Sehari Ditertibkan, Jukir Liar Kembali Terlihat di Minimarket yang Dirazia Dishub Jaksel

Megapolitan
Hendak Shalat Subuh di Masjid, Lansia di Kebon Jeruk Tewas Ditusuk Orang Tak Dikenal

Hendak Shalat Subuh di Masjid, Lansia di Kebon Jeruk Tewas Ditusuk Orang Tak Dikenal

Megapolitan
Cerita Karyawan Minimarket di Cilincing Kerap Dikomplain Pengunjung karena Ditarik Uang Parkir

Cerita Karyawan Minimarket di Cilincing Kerap Dikomplain Pengunjung karena Ditarik Uang Parkir

Megapolitan
Pengamat Nilai Pemprov DKI Tak Perlu Beri Pekerjaan bagi Jukir Liar

Pengamat Nilai Pemprov DKI Tak Perlu Beri Pekerjaan bagi Jukir Liar

Megapolitan
Disdukcapil DKI Catat 7.243 Pendatang Tiba di Jakarta Pasca-Lebaran

Disdukcapil DKI Catat 7.243 Pendatang Tiba di Jakarta Pasca-Lebaran

Megapolitan
Oknum Diduga Terima Setoran dari 'Pak Ogah' di Persimpangan Cakung-Cilincing, Polisi Janji Tindak Tegas

Oknum Diduga Terima Setoran dari "Pak Ogah" di Persimpangan Cakung-Cilincing, Polisi Janji Tindak Tegas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com