Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beragam Reaksi Korban Cabut Pentil Dishub DKI

Kompas.com - 18/03/2014, 14:11 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Beragam reaksi warga muncul saat mengetahui kendaraannya terkena penertiban akibat memarkirkan kendaraan tidak pada tempatnya alias di bahu jalan. Ada yang menerima, namun ada pula yang marah-marah sambil menyatakan bermacam alasan.

Frans, warga Cibubur, misalnya. Dia pasrah ketika pentil ban mobil Toyota Avanza B 1433 KFT miliknya dicabut petugas Dishub yang melakukan razia. Petugas sempat mencari Frans, namun dia terlambat muncul sehingga ban kendaraannya dikempiskan. Setelah ban kendaraannya kempis, barulah Franz muncul dari sebuah hotel yang terletak di pinggir di Jalan Otista Raya, Jatinegara, Jakarta Timur itu.

"Bannya sudah dikempesin kan, ya sudah saya pasrah. Jujur saya enggak tahu (kalau melanggar). Saya juga bukan dari daerah sini," kata Frans, saat ditemui di lokasi, Selasa (18/3/2014).

Frans menyatakan, dirinya baru pertama kali ke kawasan Jatinegara. Ia mengaku, tinggal di kawasan Cibubur, Jakarta Timur.

Tak jauh dari kawasan yang sama, petugas Dishub mencabut pentil ban Toyota Avanza B 22 UFA. Mobil itu diparkir di pinggir jalan dekat GOR Otista, Jatinegara, Jakarta Timur.

Petugas sempat menunggu pemilik kendaraan itu, tetapi karena tak kunjung muncul, maka pentil di dua roda mobil itu dicabut. Tak berselang lama, seorang wanita dengan pakaian dres hitam panjang keluar dari sebuah bangunan keagamaan sambil memegang kunci mobil. Wajahnya tampak bingung dengan keramaian di sekitar mobilnya. Wanita itu berniat memindahkan mobilnya yang diparkir di pinggir jalan depan bangunan majelis keagamaan.

"Baru aja sampai, maaf-maaf," ujar wanita itu hendak menuju pintu kemudi.

Tetapi ia baru mengetahui bahwa dua ban kendaraannya sudah dalam keadaan kempis. Buru-buru wanita ini menghindari sorotan kamera wartawan. "Ya, Allah, dikempesi yah. Ya, sudah enggak usah difoto deh," ujarnya menolak.

Sementara kejadian lainnya, seorang pria yang mengaku sebagai Habib Ikhsan marah-marah kepada petugas Dishub. Dia protes karena petugas memintanya menertibkan kendaraan Suzuki B 1024 TKP parkir di bahu jalan depan Apotik K-24. Tak segan Habib ini memarahi dua petugas Dishub.

"Saya orang hukum, orang pemerintah. Tahu norma sedikit. Ini ada orang sakit di dalam, sedang emergency," bentak dia kepada petugas, Selasa siang.

Petugas Dishub tetap berbicara kepada sopir mobil untuk memasukan kendaraan di parkiran apotik yang masih kosong. Namun, Habib Ikhsan itu tetap mengomel kepada petugas.

"Kasih tahu Bapak Jokowi, saya Habib Ikhsan, orang hukum, orang pemerintah. Anak saya sakit. Saya orang dari pemerintah juga. Lapor Jokowi," ujar Habib.

Kepala Seksi Pengawasan dan Pengendalian Sudin Perhubungan Jakarta selatan, AB Nahor yang memimpin operasi itu menyatakan, razia yang dikemas dalam bentuk Operasi Lintas Jaya ini akan terus dilakukan hingga pekan depan. Sasarannya adalah kendaraan di jalan yang ada di pinggir jalan sejajar dengan jalur bus Transjakarta koridor V dan VII.

“Seluruhnya dikempesi bannya karena parkir di bahu jalan dan membuat kemacetan lalulintas,” jelas Nahor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Megapolitan
Sopir JakLingko Ugal-ugalan, Penumpang Bisa Melapor ke 'Call Center' dan Medsos

Sopir JakLingko Ugal-ugalan, Penumpang Bisa Melapor ke "Call Center" dan Medsos

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com