Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Jual-Beli di Pinus Elok, Polisi Periksa Kepala Pengelola

Kompas.com - 26/03/2014, 17:30 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Penyidik Polsek Cakung telah memeriksa lima saksi terkait laporan warga yang merasa dirugikan atas kasus dugaan jual beli unit di rusun Pinus Elok. Salah satu saksi yang dimintai keterangan adalah Kepala Unit Pengelola Rusun Wilayah III Jefyodya Julyan.

Ia diperiksa penyidik terkait prosedur menempati rusun. Informasi dari penyidik Polsek Cakung, selain Jefy, empat saksi lain yang diperiksa yakni teknisi kebersihan rusun Abdul Kohar, Staf Pengelolah Rusun, Frida, dan juga dua warga rusun yang menjadi pelapor yakni S dan M.

Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Cakung, Ajun Komisaris Bara Libra Sagita membenarkan mengenai pemeriksaan tersebut. "Sampai dengan saat ini kami sudah memeriksa 5 orang saksi. (Beberapa di antaranya) orang dari Pemda dan orang yang memegang kunci rusun," kata Bara, saat ditemui di Mapolsek Cakung, Jakarta Timur, Rabu (26/3/2014).

Kasus dugaan jual beli rusun tersebut menurutnya masih dalam tahapan penyelidikan. Polisi belum menentapkan siapa yang menjadi pelakunya. Pemeriksaan terhadap pihak pengelola rusun bertujuan untuk mengetahui bagaimana prosedur penempatan warga masuk di rusun Pinus Elok.

"Karena di rusun itu punya organisasi. Dia punya SOP (standar operasional prosedur)," ujar Bara.

Jefyodya membenarkan bahwa dirinya sudah dimintai keterangan oleh pihak kepolisian. Jefy menyatakan sudah menjelaskan kepada polisi mengenai mekanisme penempatan rusun, termasuk bentuk penyimpangan yang dapat terjadi.

"Saya sudah pasti dipanggil karena saya harus menjelaskan prosedur sebenarnya seperti ini, penyimpangan yang ada, dan mekanismenya saya jelaskan," ujar Jefy.

Jefy juga mengatakan bahwa ia sudah menjelaskan apa yang diadukan warga rusun. Mengenai siapa-siapa yang terlibat, Jefy tidak dapat mengungkapkannya. "Itu biar nanti polisi saja yang meneruskan," ujar Jefy.

Pengelola rusun wilayah III DKI sebelumnya menyegel total 44 unit rusun Pinus Elok A dan B yang ditempati oleh warga umum. Segel diberikan karena rusun tersebut hanya diperuntukan bagi warga terprogram atau yang terdampak relokasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Ada Pedagang Warkop Kecil di Pinggir Jalan, Bisa Kasih Hewan Kurban ke Sini...'

"Ada Pedagang Warkop Kecil di Pinggir Jalan, Bisa Kasih Hewan Kurban ke Sini..."

Megapolitan
Penghuni Kolong Jembatan Keluhkan Air Sungai Ciliwung Bau Usai Pemotongan Hewan Kurban

Penghuni Kolong Jembatan Keluhkan Air Sungai Ciliwung Bau Usai Pemotongan Hewan Kurban

Megapolitan
Waswasnya Warga yang Tinggal di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi pada Musim Hujan...

Waswasnya Warga yang Tinggal di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi pada Musim Hujan...

Megapolitan
Jumlah Kambing Kurban di Masjid Sunda Kelapa Menurun, Pengurus: Kualitas yang Utama, Bukan Kuantitas

Jumlah Kambing Kurban di Masjid Sunda Kelapa Menurun, Pengurus: Kualitas yang Utama, Bukan Kuantitas

Megapolitan
Lebaran yang Seperti Hari Biasanya di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi

Lebaran yang Seperti Hari Biasanya di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Tersangka Pemalsuan Uang Rp 22 Miliar di Jakarta Barat

Polisi Tangkap 3 Tersangka Pemalsuan Uang Rp 22 Miliar di Jakarta Barat

Megapolitan
Ibu Asal Bekasi yang Cabuli Anaknya Jalani Tes Kesehatan Mental

Ibu Asal Bekasi yang Cabuli Anaknya Jalani Tes Kesehatan Mental

Megapolitan
OTK Konvoi di Kemayoran, Tembak Warga Pakai 'Airsoft Gun'

OTK Konvoi di Kemayoran, Tembak Warga Pakai "Airsoft Gun"

Megapolitan
Jumlah Kambing yang Dikurbankan di Masjid Agung Sunda Kelapa Menteng Menurun Drastis

Jumlah Kambing yang Dikurbankan di Masjid Agung Sunda Kelapa Menteng Menurun Drastis

Megapolitan
Masjid Sunda Kelapa Bagikan 4.000 Kantong Daging Kurban, Ada dari Ma'ruf Amin hingga Megawati

Masjid Sunda Kelapa Bagikan 4.000 Kantong Daging Kurban, Ada dari Ma'ruf Amin hingga Megawati

Megapolitan
Anies Baswedan: Lebih Penting 'Ngomongin' Kampung Bayam...

Anies Baswedan: Lebih Penting "Ngomongin" Kampung Bayam...

Megapolitan
Anies Sembelih Sapi Kurban Sendiri: Saya Membayangkan Bagaimana Rasanya Menjadi Ibrahim

Anies Sembelih Sapi Kurban Sendiri: Saya Membayangkan Bagaimana Rasanya Menjadi Ibrahim

Megapolitan
Penjual Hewan Kurban di Bekasi Bikin Promo: Beli Sapi Gratis Domba dan Golok

Penjual Hewan Kurban di Bekasi Bikin Promo: Beli Sapi Gratis Domba dan Golok

Megapolitan
Anies Enggan Tanggapi Calon Kompetitor: Lebih Penting Memikirkan Nasib Warga

Anies Enggan Tanggapi Calon Kompetitor: Lebih Penting Memikirkan Nasib Warga

Megapolitan
Heru Budi: Selamat Idul Adha, Selamat Libur Panjang...

Heru Budi: Selamat Idul Adha, Selamat Libur Panjang...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com