Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IPW: Kasus Pembunuhan Meningkat, Jakarta Tak Aman untuk Perempuan

Kompas.com - 31/03/2014, 11:57 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam tempo tiga bulan, 17 kasus pembunuhan terhadap kaum hawa terjadi di Jakarta dan wilayah sekitarnya. Indonesia Police Watch (IPW) menyatakan, angka itu menunjukkan kejahatan terhadap perempuan semakin meningkat. Tragisnya, sebagian korban dari belasan kasus itu diperkosa sebelum dibunuh, 11 kasus di antaranya dibuang begitu saja di jalanan.

Ketua Presidium IPW, Neta S Pane menyebutkan, belasan kasus pembunuhaan terhadap kaum hawa itu terjadi pada periode Januari sampai dengan Maret 2014. Rata-rata para korbannya masih berusia muda.

"Perinciannya, Januari ada lima perempuan yang dibunuh, Februari ada dua, dan Maret meningkat menjadi sepuluh perempuan yang dibunuh," kata Neta, dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (31/3/2014).

Menurut Neta, kasus pembunuhan tersebut terjadi di daerah paling rawan bagi perempuan yakni Bekasi sebanyak 6 kasus, Tangerang 3 kasus, Depok 2 kasus, Jakarta Pusat 2 kasus, Jakarta Utara 1 kasus, Jakarta Barat 1 kasus, Jakarta Selatan 1 kasus, dan Jakarta Timur 1 kasus.

Sebanyak 12 kasus menimpa korban dengan usia antara 14 tahun sampai 25 tahun. Sementara itu, usia 30 tahun sampai 51 tahun ada 5 orang. Menurutnya, Jakarta termasuk sebagai kota yang tidak aman bagi wanita.

"Ibukota Jakarta ternyata semakin tidak aman bagi kaum perempuan. Terbukti dalam tiga bulan terakhir, angka pembunuhan terhadap perempuan terus meningkat," ujar Neta.

Dari 17 kasus pembunuhan terhadap wanita itu, lanjutnya, 14 di antaranya dilakukan orang dekat korban, di antaranya suami, pacar, mantan pacar, kenalan, tetangga, keponakan, dan karyawan korban.

"Motif pembunuhan dikarenakan faktor yang berbeda-beda. Mulai dari masalah ekonomi hingga cemburu buta. Tapi umumnya disebabkan hal sepele yang tidak masuk akal, yakni diputus cinta dan menolak diajak kencan," ujar Neta.

Meski sebagian terjadi di wilayah penyangga Ibu Kota, kasus pembunuhan ini menurutnya masuk di wilayah hukum Polda Metro Jaya. Dari 17 kasus pembunuhan terhadap perempuan 9 di antaranya belum terungkap dan pelakunya masih bebas berkeliaran.

Selain itu, ada empat korban tidak bisa dikenali karena tanpa identitas. Polda Metro Jaya, kata Neta, perlu bekerja lebih keras lagi untuk menyelesaikan kasus yang belum terungkap. Ia pun mengingatkan kaum hawa agar lebih berhati-hati terhadap keselamatan diri mereka, termasuk mengetahui berbagai motif para pelaku kejahatan.

"Jika janjian dengan seseorang sebaiknya jangan datang sendiri. Sebab sebagian kasus pembunuhan itu terjadi setelah korban janjian ketemu dengan pelaku," jelas Neta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com