Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Semper Barat Keluhkan Normalisasi di Kali Gubuk Genteng

Kompas.com - 05/05/2014, 18:38 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga di bantaran Kali Gubuk Genteng yang berada di perbatasan Kelurahan Semper Barat dan Kelurahan Sukapura mengeluhkan normalisasi kali yang tak kunjung selesai.

Pantauan Kompas.com, kondisi kali dangkal dan dipenuhi sampah. Aliran air pun tidak terlihat mengalir. hal tersebut membuat warga khawatir banjir akan kembali melanda kawasan yang baru saja memiliki kampung deret.

Adi (48), salah satu warga, mengatakan, kondisi kali memprihatinkan. "Tahu nih, kalinya seperti ini (dangkal). Mana banyak sampah. Kalau hujan, pasti banjir," ujarnya kepada Kompas.com, Senin (5/5/2014).

Adi mengatakan, normalisasi tak dilakukan sepenuhnya. Pemprov hanya mengeruk sisi kali yang masuk ke dalam Kelurahan Semper Barat. Sementara, sisi kali yang masuk ke Kelurahan Sukapura terbengkalai.

Hal senada diungkapkan Senja, Ketua RT 01/10 Semper Barat. Ia khawatir kondisi kali saat ini menyebabkan genangan air hingga setengah meter ketika hujan. Oleh sebab itu, ia bersama warganya sering melakukan kerja bakti membersihkan kali tersebut. Namun warga mengaku kesulitan menghadapi ketebalan lumpur di kali tersebut.

"Sebenarnya untuk membersihkan kali Gubuk Genteng harus pake pengeruk lumpur untuk mengeruk lumpur yang ada di Kali tersebut," ujar Senja.

Sementara itu, Lurah Semper Barat, M. Iqbal, menjelaskan, salah satu anak kali Cakung Lama sepanjang 600 meter pernah dikeruk. "Tahun lalu sudah dilakukan pengerukan, namun memang masih ada 400 meter lagi yang belum dikeruk, dan kami terus melakukan koordinasi dengan pemerintah," jelas Iqbal.

Dikonfirmasi secara terpisah, Kepala Suku Dinas Pekerjaan Umum Air, Wagiman Silalahi, mengatakan, pihaknya sudah melakukan normalisasi sejak tahun 2013. Kendala dari normalisasi tersebut, kata Wagiman, adalah butuhnya pembebasan lahan terlebih dahulu untuk melakukan pengalihan fungsi kali tersebut.

"Saat ini kami masih berkoordinasi dengan camat terkait," tuntasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com