Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Cuti, Jakarta Masih Punya Ahok

Kompas.com - 06/05/2014, 09:57 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi memandang, Jakarta tidak akan mengalami kevakuman saat ditinggal Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo untuk berkampanye jelang Pilpres 2014 mendatang. Menurut dia, Jokowi bersama pasangannya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, telah berhasil membangun sebuah sistem birokrasi yang kuat di Pemprov DKI. 

"Tidak bakal ada masalah. Pas Jokowi blusukan, memangnya sistem birokrasinya terganggu? Enggak, kan," kata pria yang akrab disapa Pras itu kepada Kompas.com, Selasa (6/5/2014). 

Ia menjelaskan, Basuki akan melaksanakan tugas kegubernuran kala Jokowi cuti berkampanye. Sebentar lagi, DKI juga akan menetapkan seorang pejabat DKI menjadi Sekretaris Daerah (Sekda). Maka, tugas Basuki akan semakin ringan untuk menjalankan roda pemerintahan ibu kota.

Meski demikian, anggota Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) itu belum mengetahui siapa pejabat yang kelak menduduki posisi Sekda ini. Jokowi, lanjut dia, melaksanakan kampanye masih di lingkungan Indonesia. Dia percaya Basuki tidak akan menemui kendala berarti dalam melakukan komunikasi bersama Jokowi.

"Yang paling utama, Pak Wagub itu taat banget loh sama Pak Jokowi. Jadi, kalau ada apa-apa di DKI, wagub pasti langsung telepon gubernur. Kecuali kalau Jokowi kampanye di langit ke tujuh, ya enggak bakal bisa dihubungi," kata Pras. 

Pras menyadari, masih ada satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dan unit kerja perangkat daerah (UKPD) yang belum bisa mengimbangi kinerja Jokowi-Basuki. Dengan ketegasan Basuki, ia meyakini, para PNS yang masih "membandel" dapat langsung diganti jabatannya dengan PNS lainnya. Apalagi, sekarang telah berlaku Undang-Undang Aparatur Sipil Negara (UU ASN), yang menguatkan gubernur dapat mencopot jabatan para PNS.

Di sisi lain, ia memandang, saat ini Jokowi-Basuki telah berhasil menumbuhkan rasa takut kepada PNS DKI. "Jadi, ya sekarang sudah berkuranglah kalau ada PNS yang mau macam-macam, sudah enggak bisa lagi. Lagian, nanti Pak Jokowi cuti enggak sampai tiga bulan," kata Pras.

Berdasarkan keterangan Wagub DKI Jakarta, Jokowi mulai cuti pada 18 Mei 2014. Basuki menggantikan posisi Jokowi sebagai gubernur di Jakarta hingga hasil pengumuman resmi presiden terpilih Indonesia pada 20 Oktober 2014 mendatang.

"Lama juga, tidak boleh stop nyambung begitu katanya," kata Basuki.

Sementara itu, hingga Senin (5/5/2014) kemarin, Kementerian Dalam Negeri belum menerima surat pengajuan cuti kampanye Gubernur Jokowi. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Pusat Penerangan Kemendagri Didik Suprayitno.

Sesuai dengan aturan yang berlaku, kepala daerah yang mencalonkan sebagai presiden maupun wakil presiden, tidak perlu mundur dari jabatannya. Pejabat tinggi daerah itu hanya perlu mengajukan izin cuti selama berkampanye. Nantinya, tugas-tugas kegubernuran akan digantikan sementara oleh Basuki. Pria yang akrab disapa Ahok itu akan bertindak sebagai Pelaksana Harian (Plh) Gubernur DKI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gambelz Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gambelz Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
19 Mei, Ada Kahitna di Bundaran HI dalam Acara Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta

19 Mei, Ada Kahitna di Bundaran HI dalam Acara Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta

Megapolitan
Epy Kusnandar Ditetapkan sebagai Tersangka Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba, Kini Direhabilitasi

Epy Kusnandar Ditetapkan sebagai Tersangka Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba, Kini Direhabilitasi

Megapolitan
Istri Oknum Pejabat Kemenhub Sebut Suaminya Tak Hanya Injak Kitab Suci, tapi Juga Lakukan KDRT

Istri Oknum Pejabat Kemenhub Sebut Suaminya Tak Hanya Injak Kitab Suci, tapi Juga Lakukan KDRT

Megapolitan
Polisi Harap Rekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar Langsung di TKP

Polisi Harap Rekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar Langsung di TKP

Megapolitan
Oknum Pejabat Kemenhub Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci untuk Buktikan Tak Selingkuh

Oknum Pejabat Kemenhub Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci untuk Buktikan Tak Selingkuh

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com