Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PT JM Minta Ahok Tidak Beri Pernyataan Setengah-setengah

Kompas.com - 07/05/2014, 10:55 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — PT Jakarta Monorail (PT JM) mengklaim, telah memberikan business plan (rencana bisnis) kepada Pemprov DKI Jakarta. Direktur Utama PT JM John Aryananda mengaku, hingga saat ini, pihaknya tidak dapat membangun fisik monorel disebabkan banyaknya tuntutan dan persyaratan yang diberikan Pemprov DKI. 

"Kita juga minta Pak Wagub (Basuki) untuk tidak memberi pernyataan sepotong-sepotong, tapi harus sepenuhnya," kata John, kepada wartawan, seusai Rapim Kadin DKI, Selasa (6/5/2014). 

Jika Pemprov DKI menerima rencana bisnis PT JM, John mengklaim, pihaknya segera membangun monorel.

Beberapa waktu lalu, PT JM merancang rencana bisnis dengan target 250.000 penumpang tiap harinya. Namun, Pemprov DKI menganggap rencana itu tidak realistis.

Setelah mendapat koreksi, PT JM mengubah skema bisnis melalui keuntungan non-tiket. Keuntungan non-tiket tersebut berasal dari penjualan area komersial, seperti iklan dan kios-kios di stasiun. Namun, Pemprov DKI kembali menolak rencana tersebut.

Menurut John, Pemprov DKI menilai, kajian PT JM untuk menjalankan bisnis selama 50 tahun terlalu besar untuk mengambil keuntungan. Ia mengakui, meminta hak pengoperasian monorel selama 50 tahun.

John menjelaskan, investasi monorel yang mencapai Rp 15 triliun dapat kembali dan untung apabila dioperasikan selama 50 tahun. Peraturan BOT (build, operate, transfer) atau penyerahan aset kepada DKI selama 50 tahun itu, kata dia, tidak melanggar sebab di dalam Public Private Partnership (PPP), pembangunan infrastruktur transportasi, dapat 30 tambah 30 tahun, dan maksimalnya 50 tahun.

"Artinya, setelah (monorel) beroperasi 30 tahun, bisa diperbaharui, ya ditambah 30 tahun. Ada juga yang BOT satu kali selama 50 tahun, terserah Gubernur mau pakai yang mana. Pak Wagub itu salah, harus ikut aturan 30-30 atau 50 tahun. Kalau PT JM sudah kembali modal, kita bagi hasil dengan DKI dan skemanya masih kita bicarakan," tegas John.

Ia mengaku, PT JM membutuhkan waktu lama guna mengembalikan modal dan mendapat untung dari proyek transportasi massal berbasis rel tersebut.

Hingga kini, belum ada pembangunan fisik monorel yang terlihat. Tidak ada aktivitas konstruksi di lokasi re-groundbreaking monorel di depan Hotel Four Seasons, Kuningan. Di sana, hanya terdapat tanah yang telah ditumbuhi rumput liar dan sebuah alat berat yang tidak pernah dihidupkan mesinnya. Lahan itu ditutupi oleh pagar seng dengan tinggi sekitar 2 meter.

Kemudian, di bawah fly over Jati Baru, Tanah Abang, juga ada pengerjaan proyek monorel, tepatnya di atas trotoar samping pasar onderdil Tanah Abang. Tidak ada kegiatan di proyek pengerjaan itu. Hanya ditutupi pagar seng setinggi 1,5 meter, lengkap dengan nama monorel, JET Monorel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Sebut Judi 'Online' Kejahatan Luar Biasa, Pemberantasannya Harus Luar Biasa

Polda Metro Sebut Judi "Online" Kejahatan Luar Biasa, Pemberantasannya Harus Luar Biasa

Megapolitan
Polisi Deteksi 3 Pelaku Lain di Balik Akun Facebook Icha Shakila, Dalang Kasus Ibu Cabuli Anak

Polisi Deteksi 3 Pelaku Lain di Balik Akun Facebook Icha Shakila, Dalang Kasus Ibu Cabuli Anak

Megapolitan
Rombongan 3 Mobil Tak Bayar Usai Makan di Depok, Pemilik Restoran Rugi Rp 829.000

Rombongan 3 Mobil Tak Bayar Usai Makan di Depok, Pemilik Restoran Rugi Rp 829.000

Megapolitan
Kapolri Rombak Perwira di Polda Metro, Salah Satunya Posisi Wakapolda

Kapolri Rombak Perwira di Polda Metro, Salah Satunya Posisi Wakapolda

Megapolitan
Modus Preman Palak Bus Wisata di Gambir: Mengadang di Pintu Stasiun, Janjikan Lahan Parkir

Modus Preman Palak Bus Wisata di Gambir: Mengadang di Pintu Stasiun, Janjikan Lahan Parkir

Megapolitan
Kapolda Metro: Judi 'Online' Cuma Untungkan Bandar, Pemain Dibuat Rugi

Kapolda Metro: Judi "Online" Cuma Untungkan Bandar, Pemain Dibuat Rugi

Megapolitan
Bocah Tewas Terjatuh dari Lantai 8 Rusunawa Cakung, Polisi: Jendela untuk Bersandar Tidak Kokoh

Bocah Tewas Terjatuh dari Lantai 8 Rusunawa Cakung, Polisi: Jendela untuk Bersandar Tidak Kokoh

Megapolitan
Sejak 2023, 7 Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosi Situs Judi 'Online'

Sejak 2023, 7 Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosi Situs Judi "Online"

Megapolitan
Momen Haru Risma Peluk Pelajar di Tanimbar yang Bipolar dan Dibesarkan Orangtua Tunggal

Momen Haru Risma Peluk Pelajar di Tanimbar yang Bipolar dan Dibesarkan Orangtua Tunggal

Megapolitan
Kapolda Metro Perintahkan Kapolres-Kapolsek Razia Ponsel Anggota untuk Cegah Judi “Online”

Kapolda Metro Perintahkan Kapolres-Kapolsek Razia Ponsel Anggota untuk Cegah Judi “Online”

Megapolitan
Bocah yang Jatuh dari Lantai 8 Rusunawa di Cakung Ternyata Ditinggal Orangtunya Bekerja

Bocah yang Jatuh dari Lantai 8 Rusunawa di Cakung Ternyata Ditinggal Orangtunya Bekerja

Megapolitan
Bawaslu DKI Mengaku Kekurangan Personel Jelang Pilkada 2024

Bawaslu DKI Mengaku Kekurangan Personel Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Polisi Bakal Mediasi Kasus Ojol yang Tendang Motor Warga di Depok

Polisi Bakal Mediasi Kasus Ojol yang Tendang Motor Warga di Depok

Megapolitan
Polda Metro Buka Peluang Kembali Periksa Firli Bahuri di Kasus Dugaan Pemerasan SYL

Polda Metro Buka Peluang Kembali Periksa Firli Bahuri di Kasus Dugaan Pemerasan SYL

Megapolitan
 Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosikan Judi Online, Polisi : Baru Terima Gaji Rp 3 juta

Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosikan Judi Online, Polisi : Baru Terima Gaji Rp 3 juta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com