Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pantau Kepsek, Kadisdik Malah Temukan Sekolah Jadi Tempat Buang Sampah dan Limbah

Kompas.com - 07/06/2014, 05:45 WIB
Adysta Pravitra Restu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketidaksengajaan Kasudin Pendidikan Dasar Jakarta Pusat mendatangi SDN 04 dan SDN 08 Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat, menguak permasalahan yang belum diketahui pemerintah. Halaman kedua sekolah ini rupanya menjadi tempat buang sampah dan limbah dari bangunan yang berdiri tepat di belakang sekolah.

"Waktu itu, Pak Sujadiyono (Kasudin Dikdas Jakpus) datang mengecek apakah pesan yang diminta saya laksanakan," kata Kepala SDN Kebon Sirih 04, Ashadi, saat ditemui Kompas.com, Jumat (6/6/2014). Dia mengatakan tak pernah berniat mengungkapkan kondisi halaman belakang sekolahnya tersebut.

Ashadi mengatakan, Kasudindikdas tersebut datang untuk memastikan apakah pesan yang diberikan dilaksanakan. Pesan Kasudindikdas yang pertama adalah mengecat semua bangunan agar terlihat lebih cerah. Pesan kedua yang dimintanya adalah agar ruangan tempat Ashadi bekerja terlihat rapi dan bersih.

Semua pesan sudah dijalankan Ashadi. Tiba pada pertanyaan apa persoalan yang dihadapi Ashadi, cerita tentang halaman belakang yang menjadi tempat pembuangan sampah dan limbah itu pun meluncur. "Pas ditanya, ya, saya jawab jujur. Beliau (Kasudindikdas) langsung saya bawa ke lokasi belakang sekolah," kata Ashadi.

Menurut Ashadi, Sujadiyono terkejut melihat kondisi bagian belakang sekolah itu. Terlebih lagi, kata Ashadi, saat itu bertepatan dengan mengalirnya air limbah dari pipa paralon yang tinggal setengah. Ashadi menyebutkan pula kepada Sujadiyono bahwa bangunan di belakang sekolah tersebut merupakan eks Hotel Bali.

Sujadiyono menyatakan temuan ini harus ditindaklanjuti dan mendapat perhatian karena menyangkut lingkungan sekolah. Menurut dia, limbah dan sampah itu meresahkan para siswa dan guru. Dia berjanji mencari solusi atas persoalan ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Megapolitan
Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Megapolitan
Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung 'Political Will' Heru Budi

Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung "Political Will" Heru Budi

Megapolitan
Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Megapolitan
Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Megapolitan
Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com