Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki: Dahulu Pengelolaan Sampah di Jakarta Sangat Buruk

Kompas.com - 14/07/2014, 11:34 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menilai, pengelolaan sampah di Jakarta pada masa lalu sangat buruk, terutama saat masih dikelola oleh pihak swasta.

Pasalnya, menurut dia, sejak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memutuskan mengambil alih pengelolaan sampah pada April 2014, barulah terungkap fakta bahwa jumlah truk sampah laik operasi di Jakarta masih kurang.

"Setelah kita mengambil alih pengelolaan sampah, tiba-tiba kaget jumlah truk tidak cukup. Sampahnya meningkat. Nah, logika saya cuma dua, ini membuktikan bahwa dulu ini sampahnya tidak diangkut. Kalau dulu kamu udah ngangkut di DKI, berarti truk kamu cukup dong. Kenapa tiba-tiba sekarang truk sampahnya tidak cukup? Berarti ada persoalan berarti kan," ujarnya seusai acara serah terima truk sampah dari PT Summarecon Abadi, di Balaikota Jakarta, Senin (14/7/2014).

Ahok, sapaan akrab Basuki, bahkan mencurigai sampah-sampah yang diangkut tidak dibawa ke TPA Bantar Gebang, tetapi dibuang langsung ke sungai. Bila hal tersebut terbukti, dia menilai selama bertahun-tahun Jakarta telah menghabiskan banyak dana untuk hal yang sia-sia.

"Jangan-jangan sampah-sampah kita pada mereka buang ke sungai. Kita bayar kamu dua kali. Sudah nyapu dibayar, cemplungin dibayar. Dari sungai diangkut, masukin lagi bayar," tambahnya.

Oleh karena itu, Ahok menyambut baik mulai banyaknya pihak-pihak swasta yang menyumbangkan truk-truk sampah ke Pemerintah Provinsi DKI. Dia yakin, dengan semakin banyaknya jumlah truk sampah, pengelolaan sampah menjadi lebih mudah.

Sebelum menerima sumbangan truk sampah dari Summarecon, Pemprov DKI juga sudah beberapa kali menerima sumbangan serupa, di antaranya dari Perhimpunan Pengusaha Tionghoa, PT Gaya Makmur, Taipei Economic and Trade Office, Bank Mandiri, dan Indonesia Petroleum Association.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Megapolitan
Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Megapolitan
PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com