JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang wilayahnya dilewati Jakarta Outer Ring Road West 2 diminta membenahi dan menata jaringan jalan yang terhubung ke jalan tol lingkar luar itu. Penataan jaringan jalan diperlukan karena kekacauan lalu lintas mulai terjadi di kawasan sekitar tol dan di pintu-pintu tol.
Ahli transportasi Universitas Indonesia, Ellen SW Tangkudung, Selasa (22/7), mengatakan, jaringan jalan yang langsung terhubung dengan jalan tol seharusnya jaringan jalan yang termasuk kelas jalan arteri primer. Jika jalan tol langsung terhubung dengan jalan arteri sekunder, bahkan permukiman, tentu akan berdampak pada terjadinya kekacauan lalu lintas.
Pendapat Ellen beralasan karena saat ini saja di sekitar Pintu Tol Ciledug, lalu lintas di Jalan Ciledug Raya terganggu. Di pintu tol ini, jalan tol yang lebar dan lapang tiba-tiba bertemu dengan Jalan Ciledug Raya yang sempit dan nyaris selalu padat.
Selain itu, pintu tol ini juga bermuara ke Jalan M Saidi Raya yang menghubungkan ke kawasan Bintaro. Jalan M Saidi Raya ini selebar sekitar 8-10 meter saja dan membelah permukiman serta kompleks-kompleks perumahan yang cukup padat.
Dari arah Ciledug Raya harus menembus jalan berkelok di bawah kolong tol untuk menuju Saidi Raya. Tukang-tukang ojek sudah mulai mangkal di kolong tol pada malam hari. Fasilitas penerangan pun kurang memadai.
Pada pagi dan sore hari kemarin, warga Bintaro kerepotan setelah Pintu Tol Bintaro Viaduct di Sektor 3 resmi ditutup. Pelanggan tol yang hendak berangkat dan pulang kerja terjebak kemacetan di jalan utama Bintaro Sektor 2-9 perumahan itu.
”Macet karena antre di pintu tol yang biasanya cuma 20 menit, tadi pagi, jadi 1,5 jam. Karena biasanya di Viaduct, sekarang harus dari pintu tol di Sektor 9,” kata Risna, warga Bintaro.
Warga setempat juga merasa dirugikan karena harus membayar lebih banyak dari biasanya. Dari Pintu Tol Pondok Aren dan keluar di Veteran saja, pengguna tol harus membayar Rp 11.000 per mobil. Biasanya, hanya bayar Rp 7.000 per mobil.
Sementara dari arah Serpong kemudian keluar di Pintu Tol Veteran, biaya yang harus dibayar pengguna sebesar Rp 16.000 per mobil. Biasanya, hanya Rp 12.000-Rp 14.000 per mobil.
Dampak dari pengoperasian tol lingkar luar membuat akses Pintu Keluar Tol Bintaro, Gerbang Tol Pondok Ranji, Tangerang Selatan, Selasa pagi, macet. Hal ini mengundang protes warga pengguna rute tol tersebut.
Sementara itu, warga yang tinggal dan sering menuju Sektor 1-3 Bintaro keberatan atas penutupan Pintu Tol Viaduct. ”Dengan penutupan pintu keluar ini, kalau mau ke Sektor 1-3, kami harus keluar di Sektor 7 Bintaro dulu. Jaraknya sekitar 6 kilometer. Lumayan cukup jauh mutarnya,” kata Tora (48), karyawan swasta di Sektor 3.
Selain harus memutar jauh, Tora yang warga Pasar Jumat, Jakarta Selatan, mengatakan, ia harus melintasi Sektor 5 untuk sampai Bintaro Plaza.
Tidak utuh
Ellen melihat kekacauan di Bintaro setelah penutupan Pintu Tol Viaduct karena selama ini masyarakat setempat sudah merasa fasilitas tol itu bagian dari kompleks perumahannya.
”Ini akibat pembangunan jaringan jalan, termasuk tol, yang tidak utuh. Dibiarkan lama terpotong-potong. Pintu tol sementara yang dioperasikan di Viaduct telanjur dianggap bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat,” kata Ellen.
Hal ini juga menggambarkan pemerintah pusat dan daerah tidak pernah siap dalam menyediakan fasilitas jaringan jalan. JORR ini sudah tertunda sejak 1990-an. Di sisi lain, jaringan jalan lain yang terhubung dibiarkan tidak terurus. ”Agar kekacauan tidak terus terjadi, segera benahi Jalan Ciledug Raya, Jalan M Saidi Raya, Joglo Raya, juga Ulujami,” katanya.
Sementara itu, dampak dari tersambungnya tol lingkar luar itu membuat warga Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, dan Bintaro, Jaksel, lebih mudah dan cepat menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Kota Tangerang.
Perjalanan dari Gerbang Tol Pondok Ranji menuju Bandara Soekarno-Hatta, Selasa pagi, hanya butuh waktu 18 menit dengan kecepatan rata-rata 80-100 kilometer per jam. Waktu tempuh itu sangat pendek dibandingkan dengan menggunakan akses Tol Alam Sutera atau jalan biasanya yang membutuhkan waktu minimal satu jam dalam kondisi tidak macet.
Transaksi pembayaran sebanyak tiga kali, yakni Rp 11.000 di Tol Pondok Ranji, Rp 8.500 di Tol Kayu Besar, dan Rp 5.500 di Tol Sedyatmo. Total biaya yang dikeluarkan Rp 25.000.
Sementara pengguna yang masuk Tol Pondok Ranji dari arah Sektor 3 Bintaro harus memutar di Sektor 7 Bintaro dan masuk Tol Pondok Ranji arah Bandara itu. Total biaya tol yang dikeluarkan Rp 27.500. (NEL/PIN)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.