Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Egoisnya Penumpang Perempuan di Gerbong Wanita Commuter Line

Kompas.com - 08/08/2014, 16:36 WIB
Laila Rahmawati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — PT Kereta Api Commuter Jabodetabek (KCJ) telah memfungsikan setiap gerbong pertama dan terakhir pada rangkaian kereta rel listrik (KRL) sebagai gerbong khusus wanita. Hal itu diterapkan untuk memberikan kenyamanan kepada kaum wanita. Oleh karena itu, tak heran, gerbong ini diminati oleh penumpang perempuan.

Akan tetapi, pada jam-jam sibuk, kenyamanan jauh dari harapan justru karena semua penghuni gerbong tersebut adalah perempuan.

"Saya nggak suka gerbong perempuan karena penuhnya nggak manusiawi. Desak sana-sini plus nggak mau gantian tempat duduk. Bete juga kalau pas kita sakit terus nggak ada yang mau gantian duduk," kata Ardani, salah seorang karyawati bank swasta, yang sehari-hari menggunakan KRL Bogor-Sudirman di Stasiun Sudirman, Kamis (7/8/2014).

Karena itulah, Ardani pun lebih suka menumpang di gerbong umum atau campuran. Hal serupa juga dirasakan oleh Yosephine, yang bekerja di salah satu radio Ibu Kota. Setiap hari, untuk menuju kantornya di bilangan Sudirman, Yosephine naik KRL dari Stasiun Universitas Indonesia dan begitu sebaliknya saat pulang kerja.

"Mereka suka egois. Maunya dekat-dekat kipas, nggak mau geser ke dalam. Jadinya penumpang numpuk di pintu, padahal di daerah tengah itu lega. Kalau di gerbong campuran, lebih toleran sih," kata Yosephine.

Berbeda dengan Ardani, meskipun sebal dengan keadaan di gerbong wanita, Yosephine tetap memilih untuk menumpangi gerbong wanita daripada gerbong umum.

"Lebih milih gerbong cewek sih dengan alasan enggak bau dan lebih ngerasa save," ujarnya.

Tak berbeda jauh dengan Ardani dan Yosephine, para wanita yang sedang hamil juga enggan menggunakan gerbong khusus itu. Mereka bahkan menghindari gerbong wanita bila naik pada jam sibuk.

Diana (28), perempuan yang tengah mengandung lima bulan, mengungkapkan bahwa dia sering tidak diberi duduk oleh sesama wanita ketika bangku prioritas telah terisi penuh. "Mereka semua matanya merem dan pura-pura tidak melihat saya. Padahal saya sudah mengelus-ngelus perut," kata Diana.

Biasanya, Diana baru mendapatkan tempat duduk setelah mengadu kepada petugas keamanan.

Penumpang di gerbong wanita juga dikenal sadis. Mereka tega menyikut penumpang lainnya demi memperoleh tempat duduk. Pengalaman itu disampaikan oleh Rani (30), karyawati di kawasan Sudirman, Jakarta Selatan.

Tangan Rani pernah ditarik penumpang lain ketika dia berlari untuk mendapatkan tempat duduk. "Saya juga didorong, padahal saya sudah mau duduk. Akhirnya penumpang itu yang mendapatkan bangku," kata Rani.

Warga Bojonggede itu mengaku sudah merasakan suka duka setelah hampir empat tahun menjadi penumpang setia KRL Commuter Line.

Meski penuh sesak, Rani akan tetap memanfaatkan kereta untuk berangkat bekerja karena angkutan itulah yang dianggapnya paling efektif. "Mulai dari tali BH putus, sepatu, sandal terinjak dan hilang, hingga kaki 'tertukar' sudah saya alami. Jadi, nikmati saja."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Kertajaya, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Kertajaya, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Detik-detik Penjambret Ponsel di Jaksel Ditangkap Warga: Baru Kabur 100 Meter, Tapi Kena Macet

Detik-detik Penjambret Ponsel di Jaksel Ditangkap Warga: Baru Kabur 100 Meter, Tapi Kena Macet

Megapolitan
Pencuri Motor yang Sempat Diamuk Massa di Tebet Meninggal Dunia Usai Dirawat di RS

Pencuri Motor yang Sempat Diamuk Massa di Tebet Meninggal Dunia Usai Dirawat di RS

Megapolitan
Ratusan Personel Satpol PP dan Petugas Kebersihan Dikerahkan Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta

Ratusan Personel Satpol PP dan Petugas Kebersihan Dikerahkan Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta

Megapolitan
Alasan Warga Tak Amuk Jambret Ponsel di Jaksel, Ternyata “Akamsi”

Alasan Warga Tak Amuk Jambret Ponsel di Jaksel, Ternyata “Akamsi”

Megapolitan
Korban Jambret di Jaksel Cabut Laporan, Pelaku Dikembalikan ke Keluarga untuk Dibina

Korban Jambret di Jaksel Cabut Laporan, Pelaku Dikembalikan ke Keluarga untuk Dibina

Megapolitan
Penjambret di Jaksel Ditangkap Warga Saat Terjebak Macet

Penjambret di Jaksel Ditangkap Warga Saat Terjebak Macet

Megapolitan
Pencuri Motor di Bekasi Lepas Tembakan 3 Kali ke Udara, Polisi Pastikan Tidak Ada Korban

Pencuri Motor di Bekasi Lepas Tembakan 3 Kali ke Udara, Polisi Pastikan Tidak Ada Korban

Megapolitan
Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, Polisi Imbau Penonton Waspadai Copet dan Tiket Palsu

Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, Polisi Imbau Penonton Waspadai Copet dan Tiket Palsu

Megapolitan
Pencuri Motor di Bekasi Bawa Pistol, Lepaskan Tembakan 3 Kali

Pencuri Motor di Bekasi Bawa Pistol, Lepaskan Tembakan 3 Kali

Megapolitan
Teror Begal Bermodus 'Debt Collector', Nyawa Pria di Kali Sodong Melayang dan Motornya Hilang

Teror Begal Bermodus "Debt Collector", Nyawa Pria di Kali Sodong Melayang dan Motornya Hilang

Megapolitan
Jakpro Buka Kelas Seni dan Budaya Lewat Acara “Tim Art Fest” Mulai 30 Mei

Jakpro Buka Kelas Seni dan Budaya Lewat Acara “Tim Art Fest” Mulai 30 Mei

Megapolitan
Amankan 2 Konser K-Pop di GBK, Polisi Terjunkan 865 Personel

Amankan 2 Konser K-Pop di GBK, Polisi Terjunkan 865 Personel

Megapolitan
Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, MRT Jakarta Beroperasi hingga Pukul 01.00 WIB

Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, MRT Jakarta Beroperasi hingga Pukul 01.00 WIB

Megapolitan
Pastikan Masih Usut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel, Polisi: Ada Unsur Pidana

Pastikan Masih Usut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel, Polisi: Ada Unsur Pidana

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com