Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Ahok, Warga Kampung Deret Pejompongan Terbiasa Hidup Kotor

Kompas.com - 24/08/2014, 15:53 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com- Seusai menghadiri pernikahan warga di Kampung Deret Pejompongan, Jakarta Pusat, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meninjau keadaan lingkungan di sana. Ternyata, ia mendapati keadaan lingkungan yang penuh sampah berserakan dan saluran air yang terhambat sampah warga. 
 
"Got-gotnya belum dirapihin, lampu-lampu jalan juga banyak yang belum nyala," kata Basuki di Kampung Deret Pejompongan, Jakarta, Minggu (24/8/2014). 
 
Menurut Basuki, sumber permasalahannya ada pada warga itu sendiri. Pria yang akrab disapa Ahok itu menjelaskan, ketua RT/RW serta lurah harus menjadi mentor dan mendidik warganya untuk tidak membuang sampah sembarangan.

Warga di Kampung Deret Pejompongan, lanjut Ahok, telah terbiasa hidup kotor. Oleh karena itu, Pemprov DKI memasukkan lingkungan di Pejompongan sebagai salah satu realisasi program kampung deret. Ia mengharapkan peran aktif dari perangkat daerah wilayah itu untuk mengubah kebiasaan warga.

"Kalau orang terbiasa hidup bersih, rumah kotor sedikit, pasti dia bilang (rumahnya) tidak bersih. Nah, ini mesti dilatih. Warga Pejompongan ini terbiasa melihat sampah menumpuk, ya harusnya sampah itu dirapikan dan diangkut," ujar Basuki. 

 
Kemudian, Basuki pun bertemu salah seorang perwakilan di sana. Alumni Universitas Trisakti itu meminta ibu paruh baya tersebut memberi pendidikan kebersihan kepada para warga.

"Ibu harus minta mereka (warga) menjaga kebersihan, itu nanti sampah jadi penyakit lho bu, kasihan warga-warganya. Kumpulkan sampahnya, dibungkus dan dirapikan, nanti lapor ke Dinas Kebersihan untuk diangkut sampahnya," imbau Basuki.

Wanita itu langsung mengangguk-angguk tanda setuju imbauan Basuki. Selama kurang lebih 30 menit Basuki beserta tiga pengawal pribadinya menghadiri pernikahan serta meninjau keadaan lingkungan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kejamnya Nico Bunuh Teman Kencan di Indekos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kejamnya Nico Bunuh Teman Kencan di Indekos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Resmi Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi pada Pilkada 2024

Mochtar Mohamad Resmi Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi pada Pilkada 2024

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com