Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Empat Tahun Tidak Ada Identitas Jakarta? Kok Bisa?"

Kompas.com - 28/08/2014, 08:15 WIB
Adysta Pravitra Restu

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Seorang warga Pandeglang mengaku sudah berada di Jakarta sejak empat tahun lalu. Namun, ia tidak pernah sekali pun mengurus domisili sementara seperti aturan yang berlaku untuk warga pendatang.

"Sudah empat tahun tinggal di sini," ucap Jumena Supriatna (23) saat ditanya petugas Operasi Bina Kependudukan (Biduk) di rumah kos, Jalan Sabeni RT 14 RW 12, Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (27/8/2014) malam.

Ia mengaku selama ini tidak mendapat pengarahan untuk menyerahkan fotokopi KTP dan kartu keluarga ke ketua RT setempat. Ia pun tidak mengetahui ada aturan yang mengharuskan tamu harap lapor 1x24 jam kepada RT/RW.

Saat diinterogasi petugas, Jumena mengatakan datang ke Jakarta untuk bekerja. Ia menjadi karyawan di salah satu toko di Tanah Abang. Bahkan, ia kerap pergi berkeliling Jakarta hanya bermodalkan KTP daerah asalnya.

Petugas dari Suku Dinas Kependudukan Jakarta Pusat, Ruspinuji, kaget mendengar pengakuan Jumena yang malam itu dikumpulkan bersama teman kos lainnya.

"Empat tahun tidak ada identitas Jakarta? Kok bisa? Kamu cuma bawa ini (KTP) daerah asal ke mana-mana? Bisa gawat ini. Pak RT bagaimana ini?" tanya Ruspinuji dalam Operasi Biduk malam itu.

Ketua RT pun mengaku sudah menyosialisasikan mengenai laporan pendatang dengan menggunakan surat keterangan domisili sementara (SKDS). Namun, imbauannya ini tidak pernah direspons baik oleh warga.

Sedangkan Jumena, ketika dilontarkan kembali pertanyaan atas imbauan itu, mengaku tidak pernah ada permintaan domisili sementara yang harus dimiliki olehnya.

Ruspinuji pun langsung angkat bicara dan memberikan pengarahan kepada para penghuni kos, khususnya kepada Jumena. Ia menuturkan, warga pendatang wajib lapor 1x24 jam kepada RT/RW setempat. Hal ini, ungkap dia, berkaitan dengan keamanan lingkungan sekitar. Selain itu, sudah berlakunya warga pendatang harus memiliki domisili sementara memiliki manfaat tersendiri.

Ruspinuji mengatakan, domisili sementara berguna apabila ada warga pendatang yang mengalami musibah dapat dibantu dengan cepat dan tepat karena telah terdata di RT setempat.

"Anda itu lapor 1X24 jam. Buat laporan pendatang jangan tunggu sebulan. Sekarang ini lagi marak ISIS. Mana kita tahu ada teroris atau sedang ada yang merakit bom, lalu tiba-tiba meledak. Nanti tanpa SKDS kita angkat tangan. Tidak akan ada perlindungan," tutur Ruspinuji kepada warga.

Ia pun memberi waktu hingga Kamis (28/8/2014) untuk semua penghuni kos atau warga pendatang melapor diri ke ketua RT masing-masing. Apabila Kamis dilakukan pengecekan ternyata masih ada yang belum melapor, ia tak segan akan mengembalikan orang itu ke daerah asal mereka.

"Kamis pagi kalian urus. Saya tidak mau tahu. Kalau tidak diurus, kalian harus siap diangkut," tegas dia.

Dalam Operasi Biduk di sejumlah rumah kos Kebon Melati, petugas menemukan beberapa penghuni kos tidak melapor diri kepada ketua RT. Bahkan, tidak sedikit dari penghuni kos sudah tinggal lebih dari satu bulan di Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 20 Mei 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 20 Mei 2024

Megapolitan
Modus Maling Motor di Jakut, Cegat Korban di Tengah Jalan dan Tuduh Tusuk Orang

Modus Maling Motor di Jakut, Cegat Korban di Tengah Jalan dan Tuduh Tusuk Orang

Megapolitan
Detik-detik Terjatuhnya Pesawat Latih di BSD, Pilot Serukan 'Mayday!' lalu Hilang Kontak

Detik-detik Terjatuhnya Pesawat Latih di BSD, Pilot Serukan "Mayday!" lalu Hilang Kontak

Megapolitan
Saksi Sebut Satu Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas

Saksi Sebut Satu Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas

Megapolitan
Polisi: Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh dan Tak Ada Luka Bakar

Polisi: Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh dan Tak Ada Luka Bakar

Megapolitan
Nasib Pejabat Kemenhub Dicopot dari Jabatan Buntut Injak Kitab Suci demi Buktikan ke Istri Tak Selingkuh

Nasib Pejabat Kemenhub Dicopot dari Jabatan Buntut Injak Kitab Suci demi Buktikan ke Istri Tak Selingkuh

Megapolitan
Jambret Ponsel Pelajar, Pengemudi Ojol Dikejar Polantas di Bekasi

Jambret Ponsel Pelajar, Pengemudi Ojol Dikejar Polantas di Bekasi

Megapolitan
Polisi Masih Tunggu Izin Keluarga untuk Otopsi Tiga Korban Pesawat Jatuh di BSD

Polisi Masih Tunggu Izin Keluarga untuk Otopsi Tiga Korban Pesawat Jatuh di BSD

Megapolitan
Luka-luka Diserang Gangster, Remaja di Depok Ditolong Warga ke Rumah Sakit

Luka-luka Diserang Gangster, Remaja di Depok Ditolong Warga ke Rumah Sakit

Megapolitan
Seorang Remaja Dibacok Gangster di Depok, Terjebak Portal Saat Hendak Kabur

Seorang Remaja Dibacok Gangster di Depok, Terjebak Portal Saat Hendak Kabur

Megapolitan
Jatuhnya Pesawat Latih Tecnam P2006T di BSD: Pilot, Kopilot, dan Teknisi Tewas di TKP

Jatuhnya Pesawat Latih Tecnam P2006T di BSD: Pilot, Kopilot, dan Teknisi Tewas di TKP

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, Senin 20 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, Senin 20 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pesawat Latih Jatuh di BSD Serpong | Beda Nasib Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez di Kasus Narkoba

[POPULER JABODETABEK] Pesawat Latih Jatuh di BSD Serpong | Beda Nasib Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez di Kasus Narkoba

Megapolitan
Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Serpong Selesai Dievakuasi

Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Serpong Selesai Dievakuasi

Megapolitan
RS Polri Buka Posko untuk Identifikasi Jenazah Korban Pesawat Jatuh di BSD

RS Polri Buka Posko untuk Identifikasi Jenazah Korban Pesawat Jatuh di BSD

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com