Mereka memprotes karena tempat tinggal mereka hendak digusur. Pantauan Kompas.com, aksi tersebut dilakukan peserta yang didominasi oleh para ibu-ibu ini. Mereka juga membawa anak-anak dalam aksinya.
Warga melakukan aksi di depan pagar Balaikota yang telah ditutup, sehingga aksi dilangsungkan di luar Balaikota. Petugas kepolisian terlihat mengawal demo menolak penggusuran itu.
Sejumlah spanduk bertuliskan pernyataan sikap dibawa peserta unjuk rasa. Di antaranya bertuliskan "bangun rusun untuk rakyat", "hentikan gusuran paksa rumah saya", "jangan gusur tanpa solusi", dan lainnya.
Koordinator aksi, Yuli (34), mengatakan, aksi unjuk rasa terkait rencana penggusuran tiga rukun tetangga (RT) di RW 05 tersebut. Tiga RT itu yakni RT 01 sampai dengan RT 03. Sekitar 400 keluarga tinggal diperkampungan kumuh itu.
"Di situ ada penggusuran perkampungan kumuh," kata Yuli di depan Balaikota DKI, Rabu siang.
Menurut Yuli, penggusuran itu tidak didahului sosialisasi kepada warga. "Camat juga cuma bilang hanya melaksanakan tugas," ujar Yuli.
Meskipun demikian, Yuli mengakui bahwa pihak kecamatan sudah mengirim dua surat pemberitahuan tentang penggusuran yang akan dimulai pada 17 September itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.