Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Meluluhkan Kekakuan Birokrasi

Kompas.com - 22/09/2014, 13:56 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Era baru sedang berlangsung. Teknologi informasi masuk ke segala penjuru pekerjaan, termasuk birokrasi pemerintah. Penggunaan teknologi informasi menembus sekat waktu, jarak, dan kekakuan birokrasi yang selama ini menjadi ganjalan.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meluluhkan kekakuan birokrasi dengan teknologi informasi. Di setiap kesempatan, Basuki mengecek telepon genggamnya. ”Memang saya tidak bisa langsung membalas pesan, tetapi pasti saya balas. Kamu mau tanya apa?” kata Basuki, pekan lalu, sebelum berangkat ke Korea Selatan.

Basuki sengaja membangun komunikasi lewat telepon genggam dengan pejabat-pejabat penting DKI Jakarta. Tujuannya, ketika mendengar ada persoalan dari siapa pun, dia bisa langsung meneruskan pertanyaan itu kepada pejabat terkait. Termasuk pertanyaan dari wartawan yang diterimanya pekan lalu. Tak lama kemudian, dia mendapat balasan dan membacakannya kepada wartawan.

Komunikasi dengan berbagai lapisan orang itu dilakukan karena keterbatasan waktunya. Saat awal menjabat sebagai Wakil Gubernur, Basuki pernah memiliki 14 telepon genggam. Agar lebih fokus, Basuki kini ”hanya” memegang enam telepon genggam, tiga di antaranya selalu dibawa, sementara tiga yang lain dipegang staf.

Enam telepon itu terdiri dari satu nomor untuk komunikasi dengan keluarga, dua nomor untuk pegawai dan kolega dekat, serta tiga nomor telepon untuk kanal pengaduan masyarakat.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah DKI Jakarta Andi Baso mengaku kerap menerima pantulan informasi dari Basuki. Cara berkomunikasi seperti ini lebih efektif daripada melalui rapat-rapat resmi.

”Sabtu (20/9) pukul 04.27, saya menerima pesan agar membangun perlintasan kereta api tidak sebidang. Pesan itu langsung saya pantulkan lagi ke pejabat terkait. Saat saya menerima pesan, Pak Basuki sedang berada di Korea Selatan,” kata Andi.
Grup kepala daerah

Tidak saja dengan stafnya, Basuki juga menjalin komunikasi dengan sejumlah kepala daerah lewat grup di telepon genggam. Kebetulan mereka kepala daerah yang disebut-sebut pemimpin muda era sekarang. Mereka di antaranya Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas (41), Wali Kota Bogor Bima Arya (41), dan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil (42).

Membangun komunikasi lewat telepon genggam, sebuah keniscayaan di era sekarang. Wali Kota Bandung Ridwan Kamil berpendapat, penggunaan teknologi seperti itu tak bisa dibendung lagi.

”Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengundang saya bergabung,” kata Ridwan.

Selanjutnya, sesama kepala daerah saling bertukar pikiran, tidak jarang mereka saling menguatkan jika ada yang sedang menghadapi masalah.

Komunikasi seperti itu mendekatkan jarak Jakarta, Bandung, Bogor, dan Banyuwangi. Jalinan komunikasi dalam grup itu dapat dijadikan ajang belajar untuk program unggulan. ”Paling tidak di antara sesama kepala daerah ini dapat saling menginspirasi,” kata pria yang akrab disapa Emil itu.

Forum informal ini, menurut Emil, jauh lebih luwes daripada forum resmi seperti Badan Kerja Sama Pembangunan (BKSP) antarprovinsi yang sudah lama terbentuk. Hal itu terjadi karena ganjalan protokoler birokrasi yang kaku. Kenyataannya, semua itu luluh dengan teknologi informasi. Berikutnya, rakyat menunggu hasil perbincangan pemimpin mereka di telepon genggam. (SEM/NDY/FRO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perundungan Pelajar SMP di Citayam, Pelaku Jambak dan Pukul Korban Pakai Tangan Kosong

Perundungan Pelajar SMP di Citayam, Pelaku Jambak dan Pukul Korban Pakai Tangan Kosong

Megapolitan
Kemenhub Sesalkan Kasus Dugaan KDRT yang Dilakukan Pegawainya

Kemenhub Sesalkan Kasus Dugaan KDRT yang Dilakukan Pegawainya

Megapolitan
Dijebak Bertemu Perundungnya, Siswi SMP di Bogor Awalnya Diajak 'Ngopi' Bareng

Dijebak Bertemu Perundungnya, Siswi SMP di Bogor Awalnya Diajak "Ngopi" Bareng

Megapolitan
Tingkah Oknum Pejabat Kemenhub: Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci Usai Ketahuan Selingkuh, lalu Lakukan KDRT

Tingkah Oknum Pejabat Kemenhub: Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci Usai Ketahuan Selingkuh, lalu Lakukan KDRT

Megapolitan
2 Perundung Siswi SMP di Bogor Terancam Dikeluarkan dari Sekolah

2 Perundung Siswi SMP di Bogor Terancam Dikeluarkan dari Sekolah

Megapolitan
Polisi Bongkar “Home Industry” Narkoba di Bogor

Polisi Bongkar “Home Industry” Narkoba di Bogor

Megapolitan
Polisi Amankan Dua Pelaku Perundungan Siswi SMP di Citayam

Polisi Amankan Dua Pelaku Perundungan Siswi SMP di Citayam

Megapolitan
Dirundung karena Rebutan Cowok, Siswi SMP di Bogor Dijebak untuk Bertemu

Dirundung karena Rebutan Cowok, Siswi SMP di Bogor Dijebak untuk Bertemu

Megapolitan
Dewan Pertimbangan Jagokan Ahmed Zaki Jadi Bacagub Jakarta dari Golkar

Dewan Pertimbangan Jagokan Ahmed Zaki Jadi Bacagub Jakarta dari Golkar

Megapolitan
Aksi Pejabat Kemenhub Injak Kitab Suci demi Buktikan Tak Selingkuh, Berujung Terjerat Penistaan Agama

Aksi Pejabat Kemenhub Injak Kitab Suci demi Buktikan Tak Selingkuh, Berujung Terjerat Penistaan Agama

Megapolitan
Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Megapolitan
Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com