Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rambu Laut Banyak Rusak, Pencurian Jadi Salah Satu Sebab

Kompas.com - 03/10/2014, 07:45 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) atau rambu lalu lintas laut di sejumlah titik di Laut Jakarta dan Kepulauan Seribu milik Dinas Perhubungan DKI Jakarta, rusak. Beberapa kerusakan terjadi karena ada pencurian.

Kepala Subbagian TU Suku Dinas Perhubungan Kepulauan Seribu Iwa Kartika mengatakan, ada aki yang menjadi pemasok daya rambu, dicuri oknum nelayan. "Makanya banyak yang mati," kata Iwa, saat ditemui di kantornya, Kamis (2/10/2014).

Lokasi rambu yang berada di laut dan tak dapat terawasi semua, ujar Iwa, menjadi salah satu faktor kerawanan terjadinya pencurian itu. Dia tak menyebutkan jumlah aki rambu yang dicuri, tetapi menegaskan bahwa pencurian tersebut sering terjadi dan menjadi salah satu penyebab utama kerusakan rambu selain faktor dampak alam yang menyebabkan peralatan karatan.

Iwa mengatakan, perbaikan rambu akan dilakukan pada tahun ini, dengan mengganti peralatan itu dengan yang tak mudah dibongkar. "Kami mau ganti dengan yang tak mudah dicopot. (Sekarang) lagi survei beberapa titik yang sudah mati (rambunya)," ujar dia.

Keberadaan rambu tersebut, kata Iwa, penting karena fungsinya memberitahu kapal yang berlayar pada malam hari mengetahui lokasi laut yang dangkal dan tak aman dilintasi. Biasanya rambu dipasang di area laut dengan kedalaman 1,5 meter sampai 2 meter.

Pelaksana tugas (Plt) Suku Dinas Perhubungan Kepulauan Seribu, Kepala Bidang Transportasi Laut dan Udara (TLU) Dinas Perhubungan DKI, Reni Widiastuti, sependapat bahwa pencurian merupakan salah satu penyebab tak berfungsinya rambu laut.

Meski demikian, Reni juga belum dapat menyebutkan jumlah rambu yang rusak karena faktor pencurian aki itu. Pada 2002 hingga 2011, kata dia, TLU Dishub memiliki 38 rambu laut dan pada 2012 hanya belasan di antaranya yang masih terawat.

"Data perawatan mulai 2012 sampai sekarang ada 14 rambu. Adapun pembangunan pada 2014, sekarang sebanyak 5 titik. Sementara itu yang bisa disampaikan ya," ujar Reni, lewat pesan singkat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Resmi Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi pada Pilkada 2024

Mochtar Mohamad Resmi Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi pada Pilkada 2024

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Gardu Listrik di Halaman Rumah Kos Setiabudi Terbakar, Penghuni Sempat Panik

Gardu Listrik di Halaman Rumah Kos Setiabudi Terbakar, Penghuni Sempat Panik

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com