Menurut Tigor, ada beban yang selama ini harus dihadapi oleh pengusaha angkutan umum, yakni beban menanggung tarif yang terlampau murah dan potensi merugi akibat sepinya penumpang.
Ia berujar, apabila sistem setoran ingin dihapus, cara yang harus dilakukan adalah pengambilalihan beban tersebut ke pemerintah. "Kami mau saja sistem setoran dihapus. Tetapi, beban yang terkait penumpang dan tarif harus diambil alih pemerintah," kata Tigor kepada Kompas.com, Selasa (14/10/2014).
Tigor menganggap, pengambilalihan beban oleh pemerintah bisa dilakukan dengan dua cara, yakni dengan cara pembayaran per kilometer ataupun dengan cara sistem sewa. Bila hal tersebut bisa direalisasikan, kata Tigor, para pengusaha metromini dijamin tidak akan keberatan dengan penghapusan sistem setoran.
"Kami mau saja sistem setoran dihapus. Bahkan, kami sangat setuju. Kalau ada yang tidak setuju, itu justru konyol. Tetapi, harus ada pergantian sistem. Terserah mau dengan pembayaran per kilometer ataupun dengan cara sewa per hari," ujar mantan Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta itu.
Sistem setoran selama ini dianggap sebagai salah satu biang kemacetan di Ibu Kota karena sistem ini membuat para sopir tidak tertib dalam menaikturunkan penumpang. Selain menjadi salah satu akar penyebab kemacetan, sistem setoran juga membuat perilaku sopir angkutan umum menjadi liar dan ugal-ugalan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.