Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ayunan Langkah Kecil dari Eksekutif Muda

Kompas.com - 29/10/2014, 16:57 WIB

Akun @naikumum awalnya akun pribadi Andreas. Namun, pada tahun 2012, ia mengembangkan akun ini sebagai akun gerakan massa untuk naik angkutan umum. Mau berbagi unek-unek hingga pengalaman unik ketika menggunakan aneka moda transportasi umum. Pertanyaan soal rute hingga ongkos bus diladeni. Tak lupa mereka berbagi kiat aman dan nyaman naik angkutan umum.

Tentang perilaku pencopet, misalnya, diingatkan bahwa pelaku selalu tampil tak ubahnya penumpang pada umumnya. Tak jarang mereka beraksi berpasangan perempuan dan laki-laki. Untuk itu, diingatkan agar penumpang selalu waspada membawa barang bawaan.

Andreas menegaskan, beragam potensi kejahatan yang selama ini dituduhkan banyak terjadi di angkutan umum. Jika dipikirkan kembali, hal sama bisa menimpa pengguna kendaraan pribadi meski berbeda jenis kejahatannya.

Di tengah sibuknya kota ini, banyak kehidupan sosial yang terjalin hangat lewat interaksi di angkutan umum. Andreas pernah ditelepon orang tak dikenal saat tengah malam. Sang penelepon meminta tolong Andreas menemukan ijazahnya yang tertinggal di sebuah bus umum.

”Kemudian saya berikan nomor telepon pul bus yang ternyata tempat dulu saya pernah jadi kenek. Besok paginya ada pesan singkat mengabarkan ijazah orang itu sudah ditemukan. Duh, senangnya,” kata Andreas.

Wibo membantu seorang rekan yang pada 2009 mengembangkan situs berisi beragam informasi seputar bus transjakarta. Wibo kala itu mendapat jatah mengelola akun Twitter situs tersebut, yaitu @infobusway.

Waktu berjalan dan situs tentang bus transjakarta yang dikelola para penggunanya itu berangsur tak aktif. Kini tinggal Wibo dengan @infobusway yang masih berupaya menjalin komunikasi dengan sesama pengguna bus transjakarta. Dengan kesibukan pekerjaannya dan fakta bahwa ia makin jarang memakai bus transjakarta karena lebih banyak memakai KRL dan bus reguler, Wibo tetap berusaha menginformasikan apa pun terkait moda itu. Keprihatinan terhadap kualitas moda bus berjalur khusus ini pun diungkapkannya dengan gamblang.

”Jumlah bus transjakarta itu jauh lebih banyak dari kopaja AC. Tetapi, di jalur yang melewati Jalan Rasuna Said dekat kantor saya ini, headway kopaja jauh lebih cepat daripada transjakarta. Saya rasa pengelolaan belum mengedepankan tugas utama, yaitu melayani warga, melayani penumpang,” katanya.

Anggara melakukan terobosan dengan membuat situs www.jakartabytrain.com atau sering disingkat JBT yang memuat aneka informasi, terutama cara mengakses KRL dan stasiun. Selain membahas stasiun dan KRL, JBT juga menyediakan informasi tentang tempat wisata yang bisa terjangkau maksimal dengan 30 menit berjalan kaki santai.

”Saya pilih tempat tujuan yang populer dan tidak mahal, seperti taman, museum, aneka tempat kuliner, serta hotel bertarif di bawah Rp 500.000 per malam,” katanya.

Sebagian besar informasi disajikan dalam bahasa Inggris. Harapannya, turis mancanegara yang selama ini berbekal buku Lonely Planet bisa mendapatkan gambaran tentang jaringan KRL Jabodetabek dan bisa bepergian ke tempat-tempat menarik di Jabodetabek.

Oktober ini, situs JBT diakses rata-rata 913 pengguna per hari. Jumlah ini, menurut Anggara, berlipat-lipat daripada saat pertama kali dia membuat situs ini, yakni 14 pengakses per hari pada Agustus 2012.

Yuk, memulai langkah kecil mengikuti mereka. (NELI TRIANA/AGNES RITA S)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Megapolitan
Resahnya Arya Naik JakLingko, Dapat Sopir Ugal-ugalan yang Tengah Diteror 'Debt Collector'

Resahnya Arya Naik JakLingko, Dapat Sopir Ugal-ugalan yang Tengah Diteror "Debt Collector"

Megapolitan
3 Jenazah Korban Kebakaran Kapal di Muara Baru Diketahui Identitasnya

3 Jenazah Korban Kebakaran Kapal di Muara Baru Diketahui Identitasnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com