Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berasa Mimpi ke Istana Presiden, Ini Cerita Ibu Penghina Jokowi...

Kompas.com - 03/11/2014, 23:07 WIB
Adysta Pravitra Restu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Mursidah (49), ibu dari tersangka penghina Joko Widodo, Muhammad Arsyad, menyatakan tidak menyangka dapat memasuki Istana Kepresidenan, Jakarta pada Sabtu (1/11/2014) lalu. Hal ini terlepas dari kedatangannya untuk meminta maaf atas perilaku Arsya.

Dalam perbincangan dengan Kompas.com pada Senin (3/11/2014), Mursidah menuturkan, Sabtu itu ia bersama suami, kuasa hukum, dan beberapa orang tetangganya diizinkan untuk memasuki Istana Presiden. Dia menerima kabar akan dijemput oleh staf Istana Kepresidenan atas undangan Presiden RI Joko Widodo.

"Dijemput ajudan, naik mobil hitam. Agak lama kena macet kali," ucap Mursidah.

Saat mobil jemputan datang, Mursidah mengaku terkejut melihat istana yang ditempati Jokowi dan Ibu Negara itu. Menurut dia, istana presiden itu besar dan megah.

Terlepas dari kekagumannya akan bangunan presiden, Mursidah mengatakan cukup lama menunggu kepastian Jokowi dan Ibu Negara Iriana Jokowi.

"Bilang bapak. Pak, lama kalau mau ketemu pejabat, susah banget. Kaki saya sudah pegal soalnya punya asam urat," kata dia.

Sembari menunggu, Mursidah dan kerabatnya disuguhi teh manis hangat oleh staf kepresidenan.

Sambutan hangat untuk Mursidah dan kerabatnya tak henti sampai di situ saja. Di dalam ruangan, ia masih harus menunggu waktu Presiden Jokowi.

Saat itu mereka juga memanfaatkan momen dengan berfoto bersama di dalam Istana Presiden. Tak lama berselang, ia dan suami dipanggil untuk menemui Presiden dan Ibu Negara.

"Di dalam dikasih minum lagi sama orangnya Pak Jokowi," tambah dia.

Lalu, Jokowi yang dikenal ramah dan merakyat itu mempersilakan Syafrudin dan Mursidah duduk di ruangannya.

"Apa kabar, Bu?" tanya Jokowi pada Mursidah.

"Iya. Baik, Pak," jawab Mursidah.

Tanpa membuang waktu singkat pertemuannya kala itu, Mursidah langsung memohon maaf kepada Jokowi-Iriana atas perbuatan Arsyad.

"Saya mohon maaf atas nama keluarga besar Arsyad atas kelakuan anak saya menyebar foto Pak Jokowi. Saya mohon maaf," tutur Mursidah.

"Iya, Bu, saya maafkan. Arsyad saya maafkan. Lain kali dijaga dalam berbicara, hati-hati," ucap Mursidah menirukan pesan Jokowi untuk Arsyad.

Lalu, Mursidah menepati janjinya kepada Indonesia di hadapan wartawan peliput pada awal kasus anak sulungnya itu terkuak. Saat itu, Mursidah menyatakan siap bersujud di kaki Jokowi untuk meminta maaf atas perilaku anaknya.

"Saya udah nurunin badan. Saya mau sujud, diangkat lagi. Katanya, 'Jangan, Bu', terus saya diangkat duduk lagi," lanjut dia.

Mursidah pun menceritakan pertanyaan Iriana kepadanya pada momen berharga itu.

"Ibu anak berapa?" tanya Iriana seperti ditirukan Mursidah.

"Anak saya empat, Bu," jawab Mursidah.

"Ibu kerja apa?" tanya Iriana lagi.

"Saya kerja kupas bawang," jawab dia.

Jokowi saat itu juga menanyakan berapa umur Arsyad dan pekerjaannya. Mursidah pun menjawab dengan jujur identitas anaknya itu.

"Ibu, kalau dia (Arysad) pulang, jaga, Bu. Hati-hati bicaranya. Nanti, kalau ada yang nanya, bilang sudah selesai dengan saya. Saya sudah maafkan," pesan Jokowi lagi.

Ia mengaku sambil ditepuk pundaknya oleh Jokowi, Iriana seraya memberikan amplop kepada Mursidah.

"Saya cium tangan di dalam. Ibu Iriana bilang ada uang saku, saya dikasih amplop langsung kantongi ke suami," tambah dia.

Selama 15 menit pertemuan Mursidah dan suami dengan Jokowi-Iriana berlangsung sudah. Mursidah mengaku kagum dengan Jokowi dan Iriana.

"Ibu presiden cantik. Pak Presiden biar kurus juga ganteng. Kalau lihat di TV, Pak Jokowi hitam, ini lihat langsung ganteng juga bapak," ujarnya tersipu malu.

Usia pertemuan, Mursidah ingin jadi pembantu Jokowi

Mursidah mengakui, seusai pertemuan Sabtu itu, ia bersama ajudan kepresidenan makan bersama di salah satu restoran.

Saat itu, ia mengungkapkan keinginannya menjadi pekerja rumah tangga di Istana Presiden.

"Saya bilang sama staf Jokowi, 'Pak, pak, saya minta jadi pembantu aja ya'. Kata stafnya, 'Kenapa tidak bilang tadi, Bu?'. Saya bilang, 'Masa anak saya udah jelekin nama Jokowi minta kerjaan juga'," ujarnya dalam cerita kala itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP | 4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP Terancam 15 Tahun Penjara

[POPULER JABODETABEK] Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP | 4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Polisi Periksa 43 Saksi Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Periksa 43 Saksi Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Bina Juru Parkir Liar agar Punya Pekerjaan Layak

Pemprov DKI Diminta Bina Juru Parkir Liar agar Punya Pekerjaan Layak

Megapolitan
Gerindra Berencana Usung Kader Sendiri di Pilgub DKI 2024

Gerindra Berencana Usung Kader Sendiri di Pilgub DKI 2024

Megapolitan
Munculnya Keraguan di Balik Wacana Pemprov DKI Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket Usai Ditertibkan

Munculnya Keraguan di Balik Wacana Pemprov DKI Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket Usai Ditertibkan

Megapolitan
Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra DKI Minta Maaf

Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra DKI Minta Maaf

Megapolitan
Polda Metro Minta Masyarakat Lapor jika Ada Juru Parkir Memalak

Polda Metro Minta Masyarakat Lapor jika Ada Juru Parkir Memalak

Megapolitan
Polisi Akan Bantu Dishub Tertibkan Juru Parkir Liar di Jakarta

Polisi Akan Bantu Dishub Tertibkan Juru Parkir Liar di Jakarta

Megapolitan
Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra Tetap Akan Usung Kader di Pilkada DKI 2024

Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra Tetap Akan Usung Kader di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Prabowo Belum Bahas Isu Penambahan Menteri di Kabinetnya

Prabowo Belum Bahas Isu Penambahan Menteri di Kabinetnya

Megapolitan
Berantas Jukir Liar, DPRD Usul Pemprov DKI-Minimarket Kerja Sama

Berantas Jukir Liar, DPRD Usul Pemprov DKI-Minimarket Kerja Sama

Megapolitan
Bulan Depan, Gerindra Akan Umumkan Nama yang Diusung untuk Pilgub DKI

Bulan Depan, Gerindra Akan Umumkan Nama yang Diusung untuk Pilgub DKI

Megapolitan
Tak Tutup Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, PDIP: Tergantung Penilaian DPP dan Rekam Jejak

Tak Tutup Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, PDIP: Tergantung Penilaian DPP dan Rekam Jejak

Megapolitan
Jukir Liar Akan Ditertibkan lalu Dikasih Pekerjaan, DPRD DKI: Tidak Semudah Itu 'Ferguso'!

Jukir Liar Akan Ditertibkan lalu Dikasih Pekerjaan, DPRD DKI: Tidak Semudah Itu "Ferguso"!

Megapolitan
Gerindra DKI Usul 4 Nama Bacagub Jakarta ke DPP, Ada Ariza Patria dan Rahayu Saraswati

Gerindra DKI Usul 4 Nama Bacagub Jakarta ke DPP, Ada Ariza Patria dan Rahayu Saraswati

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com