Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arsono, Tukang Kue "Gila" yang Membersihkan Lautan Sampah di Muara Sunda Kelapa

Kompas.com - 24/11/2014, 10:58 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

Kegiatan Arsono jadi "polisi sampah" di muara Sunda Kelapa bukan tanpa cibiran. Sejumlah warga menasihatinya agar tidak menghabiskan waktu percuma. Menurut mereka, membersihkan sampah di muara sungai itu adalah sia-sia.

Dia pun berinisiatif untuk meminta bantuan kepada RW dan Lurah Penjaringan.

"Pak RW kasih respons bagus. Kalau Lurah Penjaringan yang sebelumnya, belum begitu respons," kata dia.

Bantuan pun datang. Pihak kelurahan membangun tempat penampungan sampah dan memberikan gerobak sampah di RW 04.

Kompling

Bersama sejumlah anak muda di kampung itu, Arsono mendirikan Kompling, Komunitas Pemuda Peduli Lingkungan, pada Oktober 2011. Ada 20 remaja yang bergabung dari 1.200 kepala keluarga di RT itu.

Anggota Kompling kebanyakan adalah anak-anak usia sekolah menengah atas. Ada yang masih sekolah. Ada pula yang putus sekolah.

Sekitar 20 meter dari rumahnya, Arsono mendirikan posko Kompling. Di posko itu, sampah dikumpulkan, dipilah-pilah, sebelum dibuang ke tempat penampungan sampah RW.

Setiap minggu pagi, anggota Kompling turun ke sungai, memunguti sampah. Tak semua anggota Kompling selalu bisa ikut turun ke sungai. Pernah, Arsono turun hanya dengan satu orang.

Reza Rinaldi (18), salah seorang anggota Kompling, mengaku awalnya jijik memunguti sampah. Namun, lambat laun ia terbiasa.

"Sudah biasa pegang sampah. Buat apa jijik, kita kan demi membersihkan kampung kita supaya bersih. Kalau kotor, tinggal cuci tangan," kata Reza.

Kondisi sungai di RT 01 sudah jauh lebih baik dibandingkan beberapa tahun lalu. Dulu, air sungai tak terlihat tertutup sampah. Kini, meski sampah tak surut berserakan, air sungai berwarna kelabu mulai terlihat.

Arsono sendiri berharap agar tingkat kesadaran masyarakat akan kebersihan bisa semakin bertambah. Lingkungan yang sehat, kata dia, bermula dari perilaku hidup yang sehat. Lingkungan hidup yang sehat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anggota keluarga yang sehat.

"Warga yang tidak buang sampah di laut sudah 80 persen, dari total 1.200 kepala keluarga," tutur pria yang kini menjabat sebagai Ketua RT 01 itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com