Meskipun berganti pendamping, Basuki menyatakan tidak akan mengubah program yang sudah dia susun bersama Jokowi saat mereka dilantik. Fokus dan prioritas Pemprov DKI Jakarta tetap sama, yaitu penanganan banjir, penataan transportasi, pembangunan rumah susun, serta peningkatan layanan pendidikan dan kesehatan.
Harapan kepada Djarot
Penunjukan Djarot disertai dengan banyak harapan dari sejumlah kalangan, termasuk PDI-P. Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristianto meminta Djarot total mengemban tugas jika nanti resmi menjabat Wakil Gubernur DKI. Penunjukannya sebagai calon wakil gubernur dilakukan sesuai pertimbangan kompetensi, pengalaman, dan kecocokan dengan Basuki.
Menurut Hasto, PDI-P menilai Djarot memiliki pengalaman baik ketika menjadi Wali Kota Blitar. Saat itu, Djarot dinilai berhasil melakukan reformasi birokrasi di Blitar. Persoalan inilah yang sekarang sedang diselesaikan di birokrasi Pemprov DKI Jakarta.
Pertimbangan partai berikutnya adalah karena Boy Sadikin tidak bersedia dicalonkan sebagai wakil gubernur. Boy memilih ingin berkonsentrasi memperkuat kerja di partai. ”Tugas kami mendukung kerja pemerintah selama lima tahun ke depan,” kata Hasto. Untuk itu, semua lini harus kuat dengan penempatan orang-orang yang tepat.
Menurut Hasto, Djarot tidak akan membutuhkan waktu lama menyesuaikan ritme kerja dengan Basuki. Sebab keduanya sudah lama saling mengenal secara pribadi. Dia berharap, setelah pengajuan nama Djarot oleh PDI-P, keduanya segera dapat bekerja sama. Sejumlah persoalan besar sudah ada di depan mata antaran lain penataan transportasi, penyediaan air bersih, serta penyediaan hunian bagi warga berpenghasilan rendah. (FRO/NDY)