”Kini, hujan turun siang-sore, lalu berlanjut siang-sore-malam, mulai dari wilayah Bogor, Jakarta bagian selatan, dan terus ke arah utara. Berdasarkan faktor-faktor yang memengaruhi, curah hujan diperkirakan tidak sebesar awal tahun ini,” kata Mulyono.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat yang memimpin rapat meminta semua instansi terkait di lingkungan DKI Jakarta bekerja keras menghadapi risiko terburuk. ”Banjir yang lalu melanda 275.000 jiwa di 634 RW di 126 kelurahan. Waktu kita tak panjang. Mari bekerja untuk mengurangi risiko serupa,” ujarnya.
Hadir dalam rapat, antara lain, pejabat di lingkungan Polda Metro Jaya, Kodam Jaya, Komando Armada RI Kawasan Barat, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, serta Badan Search and Rescue Nasional.
Kepala BPBD DKI Jakarta Bambang Musyawardana mengatakan, semua potensi dan risiko telah dipetakan, antara lain lokasi rawan, persebaran peralatan, sumber daya manusia, dan lokasi pengungsian. Pemerintah daerah juga memanfaatkan teknologi informasi untuk menggaet partisipasi publik dalam penanganan bencana.
Meski begitu, antisipasi belum paripurna. Sejumlah mesin pompa di wilayah Jakarta rusak dan masih dalam perbaikan.
Di Rumah Pompa Yos Sudarso 2, Jakarta Utara, misalnya, dua dari tiga mesin rusak. Satu mesin dalam perbaikan, satu lainnya belum ditangani teknisi.
Kondisi yang sama juga terjadi di sekitar empat rumah pompa lainnya di wilayah Jakarta Utara. Perbaikan dilakukan menjelang musim hujan yang prosesnya rentan terlambat.
Di Kota Tangerang, Wali Kota Arief R Wismansyah mengatakan, Pemerintah Kota Tangerang menganggarkan dana Rp 25 miliar untuk penataan sungai dari APBD 2015. Pemkot Tangerang juga berharap bantuan dari pemerintah pusat, terutama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, untuk program normalisasi sungai,
”Banjir selalu menghantui warga setiap kali datang musim hujan. Agar banjir tidak terjadi lagi, dengan anggaran sangat terbatas dan bantuan dari pemerintah pusat, kami menata sungai yang saat ini kondisinya memprihatinkan,” kata Arief.
Pesanggrahan
Di Kali Pesanggrahan, proyek normalisasi yang di antaranya melintas di wilayah Tangerang Selatan dan Jakarta ini masih berlangsung. Pembuatan tanggul dan jalan inspeksi di sepanjang sisi sungai sebagian sudah rampung, tetapi sebagian terhenti akibat pembebasan lahan yang belum selesai.
Meski belum beres, wajah sungai mulai berubah di sejumlah ruas. Tanggul dan jalan inspeksi yang hampir rampung di antaranya di kawasan Perumahan Bukit Pratama, Cirendeu, Ciputat; kawasan sekolah Polwan; dan di sepanjang tepian Taman Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir.
Di tepian TPU Tanah Kusir saat ini sudah ada dua embung atau kolam penampungan air di tepi sungai yang menjadi tempat memancing warga. Pekerja juga tengah menyelesaikan pembangunan taman di lokasi itu.
Jumanta (54), warga RT 013 RW 002, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, yang rumahnya terletak di tepi proyek di kawasan TPU Tanah Kusir berharap normalisasi bisa mengatasi banjir. ”Dulu tempat ini kotor. Kalau hujan terendam air, kini, menjadi taman. Ada embung tempat orang memancing. Setelah selesai proyek diharapkan tidak lagi banjir,” katanya. (RAY/PIN/JAL/MKN)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.