Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta sampai saat ini belum memiliki data pasti berapa total panjang dan luas jalan inspeksi yang sudah terealisasi. Akan tetapi, Koordinator Normalisasi Waduk dan Kali Heryanto, Selasa (23/12), mengatakan, sejak pemerintahan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama, sudah banyak jalan inspeksi dibangun di wilayah DKI Jakarta.
Realisasi pembangunan jalan inspeksi tersebut di antaranya di Kali Sunter, Tugu Tani (Kali Ciliwung), Danau Sunter, Kali Tanah Abang (Kanal Barat), Kali Sunter-Pulogadung, Tubagus Angke, dan Kali Sentiong, Kemayoran, Jakarta Pusat. Di bantaran kali tersebut, rata-rata sudah terbangun jalan inspeksi selebar sekitar 7,5 meter.
Menurut Heryanto, belum semua jalan inspeksi selesai dikerjakan. Di Kali Sunter, misalnya, sudah terbangun jalan inspeksi sepanjang 1,5 km. Di Kali Ciliwung yang melintasi kawasan Tugu Tani sudah terbangun jalan inspeksi sepanjang 1 km dari target pembangunan 2 km. Di Danau Sunter terbangun jalan inspeksi sepanjang 1,5 km dengan lebar 13 meter.
Adapun di Kali Tanah Abang (Kanal Barat) sudah terbangun jalan inspeksi sepanjang 2 km dari target 6 km dengan lebar sekitar 7,5 meter. Di Kali Sunter-Pulogadung terbangun jalan inspeksi sepanjang 1 km dari target 2 km. Di Kali Tubagus Angke terbangun 1,5 km dari target 3 km jalan inspeksi. Di Kali Sentiong, Kemayoran, Jakarta Pusat, terbangun jalan inspeksi sepanjang 1,5 km dari total target 3 km.
”Masih ada sekitar 100 lokasi yang akan dibangun jalan inspeksi,” ujar Heryanto.
Selain memperlebar akses alat berat untuk proyek normalisasi dan nantinya menjadi jalur utama untuk perawatan sungai, jalan inspeksi di Jakarta bisa digunakan sebagai jalur alternatif untuk mengurai kemacetan.
Menurut Kepala Bidang Pembangunan Jalan Dinas Pekerjaan Umum DKI Heru Panatas, jalan inspeksi dirancang dengan lebar minimal 6 meter supaya bisa dilalui dua lajur kendaraan bermotor. Menurut rencana, jalan inspeksi ini juga akan dihubungkan dengan jembatan-jembatan sehingga bisa berfungsi secara optimal.
Selama ini, jalan inspeksi banyak diokupasi warga sehingga alat-alat berat ini kesulitan masuk ke lokasi. Saat kebakaran, kendaraan pemadam kebakaran juga sulit memasuki lokasi permukiman padat penduduk.
”Mereka yang sudah direlokasi kini tidak lagi tinggal di lingkungan kumuh. Kali pun menjadi lebih mudah dikeruk lumpur dan sampahnya karena alat berat mudah masuk,” ujar Heru.
Kali Pesanggrahan
Dari pantauan di Kali Pesanggrahan, khususnya di wilayah Tangerang Selatan dan Jakarta Selatan, pembangunan jalan inspeksi sebagian sudah rampung dan sebagian lagi masih berlangsung.
Warga yang berdiam di sekitar sungai mengaku diuntungkan dengan keberadaan jalan tersebut. Selain memudahkan akses, tepian kali yang bersih dilengkapi fasilitas jalan telah membentuk ruang publik baru.
Normalisasi Kali Pesanggrahan direncanakan sepanjang 26,74 km dari total panjang kali utama yang mencapai 66,7 km.
Namun, masalah pembebasan lahan di sejumlah lokasi membuat pengerjaan normalisasi kali berlangsung sepotong-sepotong. Jalur inspeksi yang sudah selesai, misalnya, terbentang di Perumahan Bukit Pratama, Cirendeu, Tangerang Selatan. Di lokasi pengerjaan di Perumahan Sekolah Polwan, penguatan dinding kali terlihat hampir beres, tetapi jalan inspeksi belum dibangun.
Di tempat lain, sepanjang bantaran di Tempat Pemakaman Umum Tanah Kusir, jalan inspeksi di kedua sisi kali sudah mulai dimanfaatkan warga.
Lokasi pemakaman tidak lagi terlihat angker karena kini banyak warga yang menjadikan pinggiran kali yang sudah ditanggul untuk bersantai dan bermain. Sebagian warga juga memancing di embung yang dibangun di tepi kali.
Sejumlah proyek normalisasi kali lainnya, yaitu di Kali Angke Hulu dan Kali Sunter. Di Kali Angke Hulu sepanjang 101 km, proyek normalisasi saat ini direncanakan menyasar sebagian kali sepanjang 20 km saja. Jenis pengerjaannya selain pengerukan dan penguatan tebing, juga termasuk menyediakan fasilitas jalan inspeksi.
Proyek normalisasi Kali Sunter tak ketinggalan digenjot. Dari total panjang sungai utama 37 km, dilakukan normalisasi sepanjang 18,75 km. Jenis pengerjaannya sama seperti di Kali Angke dan Pesanggrahan.
Kualitas hidup
Warga yang digusur dari bantaran sungai kini dapat merasakan peningkatan kualitas hidup. Lingkungan sekitar yang semula kumuh karena berada di bantaran kali menjadi lebih bersih dan tertata saat pindah ke rumah susun sederhana sewa (rusunawa).
Di bantaran Kali Sentiong, Kemayoran, Jakarta Pusat, misalnya, setiap tahun rumah warga terendam banjir. Akibatnya, warga harus merogoh kocek sendiri untuk memperbaiki rumah yang rusak karena banjir. Kondisi ini berulang setiap tahun. Akhirnya, saat penertiban beberapa waktu lalu, sebagian warga justru senang karena bisa pindah ke lokasi yang lebih aman dari ancaman banjir. (DEA/RAY)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.