Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Pelarangan Sepeda Motor Jangan Tunggu Angkutan Umum Sudah Baik

Kompas.com - 05/01/2015, 20:57 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Aturan pelarangan sepeda motor memunculkan protes dari berbagai kalangan. Alasannya, kebijakan tersebut menyulitkan pengguna jalan, khususnya pengendara sepeda motor untuk melintas di jalan yang dibatasi.

Beberapa pihak bahkan mengatakan, transportasi umum yang belum baik di jalan-jalan protokol membuat kebijakan tersebut terkesan prematur. Namun, menurut pengamat transportasi dari Universitas Indonesia, Alvinsyah, aturan tersebut justru perlu dimulai sedini mungkin.

"Justru kalau transportasi umum belum benar dan kendaraan pribadi sudah dilarang, pemerintah akan terus didesak untuk memperbaiki transportasi umum," ujar Alvinsyah, saat dihubungi Senin (5/1/2015).

Sementara jika aturan pelarangan kendaraan belum dilakukan, menurut dia, pemerintah tidak akan pernah serius menggarap transportasi umum. "Paling tidak, transportasi umum di semua jalan yang dibatasi bisa seperti Transjakarta yang sekarang," ujar Alvin.

Alvin pun menilai baik untuk perluasan kawasan pelarangan sepeda motor. Bahkan menurut dia, aturan tersebut sebenarnya bukanlah aturan baru lagi. Sebab, beberapa waktu lalu, setiap jalan protokol aturannya tidak boleh dilintasi oleh sepeda motor.

"Namun karena tidak ketatnya pengawasan regulasi tersebut, aturan itu kesannya hilang. Ditambah lagi dengan pertumbuhan jumlah pemilik sepeda motor yang terus bertambah dengan pesat," tutur Alvin.

Maka dengan memberlakukan larangan sepeda motor melintas, hal itu akan memperbaiki lagi aturan tersebut. Namun Alvin mengakui, aturan tersebut akan menuai protes di awal-awal diberlakukannya.

"Wajar saja jika banyak protes. Ini karena masyarakat sudah terbiasa menggunakan sepeda motor. Harga bahan bakar naik, sepeda motor hemat, lincah, banyak orang menggunakannya untuk alasan efisiensi," kata dia.

Meski begitu, risiko mengendarai sepeda motor juga tinggi, baik bagi pengendaranya sendiri ataupun pejalan kaki. Terlebih bila pengendara sepeda motor tidak mengikuti aturan lalu lintas yang berlaku.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus DBD di Tangerang Selatan Meningkat, Paling Banyak di Pamulang

Kasus DBD di Tangerang Selatan Meningkat, Paling Banyak di Pamulang

Megapolitan
'Flashback' Awal Kasus Pembunuhan Noven di Bogor, Korban Ditusuk Pria yang Diduga karena Dendam

"Flashback" Awal Kasus Pembunuhan Noven di Bogor, Korban Ditusuk Pria yang Diduga karena Dendam

Megapolitan
Ketua Kelompok Tani KSB Dibebaskan Polisi Usai Warga Tinggalkan Rusun

Ketua Kelompok Tani KSB Dibebaskan Polisi Usai Warga Tinggalkan Rusun

Megapolitan
Polda Metro: Dua Oknum Polisi yang Tipu Petani di Subang Sudah Dipecat

Polda Metro: Dua Oknum Polisi yang Tipu Petani di Subang Sudah Dipecat

Megapolitan
Pasar Jambu Dua Bogor Akan Beroperasi Kembali Akhir Juli 2024

Pasar Jambu Dua Bogor Akan Beroperasi Kembali Akhir Juli 2024

Megapolitan
PPDB SD Jakarta 2024: Kuota, Seleksi, Jalur dan Jadwalnya

PPDB SD Jakarta 2024: Kuota, Seleksi, Jalur dan Jadwalnya

Megapolitan
Larang Bisnis 'Numpang' KK Dalam Pendaftaran PPDB, Disdik DKI: Kalau Ada, Laporkan!

Larang Bisnis "Numpang" KK Dalam Pendaftaran PPDB, Disdik DKI: Kalau Ada, Laporkan!

Megapolitan
Anak-anak Rawan Jadi Korban Kekerasan Seksual, Komnas PA: Edukasi Anak sejak Dini Cara Minta Tolong

Anak-anak Rawan Jadi Korban Kekerasan Seksual, Komnas PA: Edukasi Anak sejak Dini Cara Minta Tolong

Megapolitan
Ditipu Oknum Polisi, Petani di Subang Bayar Rp 598 Juta agar Anaknya Jadi Polwan

Ditipu Oknum Polisi, Petani di Subang Bayar Rp 598 Juta agar Anaknya Jadi Polwan

Megapolitan
Polisi Periksa Selebgram Zoe Levana Terkait Terobos Jalur Transjakarta

Polisi Periksa Selebgram Zoe Levana Terkait Terobos Jalur Transjakarta

Megapolitan
Polisi Temukan Markas Gangster yang Bacok Remaja di Depok

Polisi Temukan Markas Gangster yang Bacok Remaja di Depok

Megapolitan
Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Megapolitan
Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Mundur dari Staf Kelurahan, Camat: Dia Kena Sanksi Sosial

Pemerkosa Remaja di Tangsel Mundur dari Staf Kelurahan, Camat: Dia Kena Sanksi Sosial

Megapolitan
Tersangka Pembacokan di Cimanggis Depok Pernah Ditahan atas Kepemilikan Sajam

Tersangka Pembacokan di Cimanggis Depok Pernah Ditahan atas Kepemilikan Sajam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com