Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Air di Jakarta Sering Tidak Mengalir?

Kompas.com - 09/01/2015, 17:23 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Banyak pertanyaan dari masyarakat mengenai sering terhentinya aliran air di Jakarta. Padahal, masyarakat mengaku selalu membayar air sesuai tagihan yang dibebankan kepada mereka.

"Makanya, banyak yang tanya kok di Jakarta kadang air mengalir, kadang enggak. Jawabannya, kita memang kekurangan sumber air baku," ujar Wakil Presiden Direktur PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja), Herawati Prasetyo, di Jakarta, Kamis (8/1/2015).

Herawati menjelaskan, 70 persen pasokan air Palyja berasal dari Waduk Jatiluhur. Adapun sisanya Palyja membeli air curah dari Tangerang.

Saat ini, dari seluruh pasokan air yang didapatkan, pihak Palyja mampu menyediakan air sebesar 17 M3/detik atau meter kubik per detik untuk warga Jakarta. Padahal, lanjut Herawati, penduduk DKI Jakarta membutuhkan pasokan air sebanyak 26,1 M3/detik.

Seiring bertambahnya penduduk Jakarta, jumlah kebutuhan air pun akan semakin meningkat. Hal itulah yang membuat pasokan air di Jakarta semakin tidak mencukupi.

Untuk mengatasi hal itu, tahun ini Palyja memiliki dua target kerja utama. Pertama, Palyja ingin melakukan penambahan sumber air alternatif. Mereka juga merencanakan membangun kembali instalasi pengolahan air (IPA) di Pesanggrahan dan Kanal Banjir Barat, serta menggunakan air dari sungai dan waduk di Jakarta sebagai bahan baku.

Kedua, Palyja juga akan membuat transmission line. Transmission line merupakan pipa yang akan menyambung aliran air. Apabila berhasil membangun IPA dan Kanal Banjir Barat yang baru, secara otomatis Palyja membutuhkan transmission line untuk mengalirkan air ke daerah-daerah yang kekurangan pasokan.

"Contohnya seperti Transmission Pluit Line untuk mengalirkan air ke Jakarta Utara," ujar Hera.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com