Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Anggaran Siluman, Djarot Enggan Berkonfrontasi dengan DPRD DKI

Kompas.com - 19/01/2015, 11:06 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat enggan berkonfrontasi dengan DPRD DKI terkait anggaran "titipan" DPRD DKI mencapai Rp 8,8 triliun di RAPBD DKI. Apabila komunikasi antar eksekutif dan legislatif berjalan baik maka tidak akan muncul anggaran "siluman". 

"Tetap bisa dilakukan dengan membuka ruang komunikasi. DKI juga punya tim anggaran kok, anggotanya ada Sekda, Kepala BPKD, dan Kepala Bappeda yang terus komunikasi dengan DPRD. Ngapain harus membuka pertentangan baru," kata Djarot, kepada wartawan, di kawasan Kuningan Jakarta Selatan, Minggu (18/1/2015) malam. 

Menurut dia, munculnya anggaran "siluman" di APBD DKI jika pembahasan sudah masuk di tingkat komisi bersama Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) DKI terkait. Sedangkan, hingga saat ini, pembahasan RAPBD belum sampai tingkat komisi. Ia meyakini melalui komunikasi yang intens, maka eksekutif sendiri dapat mengawasi jika ada kegiatan fiktif maupun anggaran "siluman".

Adapun usulan anggaran senilai Rp 8,8 triliun yang kini telah dicoret Basuki itu dinamakan anggaran Visi dan Misi, yang terdiri dari sosialisasi SK Gubernur dan lainnya. "Saya enggak yakin kalau anggaran sebesar itu hanya untuk sosialisasi, enggak setuju juga saja, anggaran sosialisasi harus selektif loh. Lebih baik pembahasan transparan saja di masing-masing komisi, kan enak seperti itu. Sehingga jangan ada pertentangan baru, kita bangun sama-samalah," kata mantan Wali Kota Blitar itu.

Di sisi lain, ia berharap pengesahan APBD DKI sesuai agenda awal, yakni 23 Januari 2015. Ia pun mengimbau TAPD (tim anggaran pemerintah daerah) yang terdiri dari Sekda, Kepala BPKD, Kepala Bappeda DKI untuk secara intensif membahas anggaran dengan Badan Anggaran (Banggar) DPRD DKI. Sehingga program-program yang ditengarai program "siluman" semakin terminimalisir.

"Semuanya harus jelas, transparan karena DKI menggunakan sistem e-budgeting, pasti jelas, sudah jangan dibesar-besarkan lagi tentang APBD ini. Dewan bukan musuh kita (DKI) kok, yang namanya pemerintahan itu kan perpaduan legislatif dan eksekutif, makanya pasti ini bisa dibicarakan," ujar Djarot. 

Seharusnya, pada Jumat (16/1/2015) lalu, Basuki menyampaikan pidato pandangan fraksi DPRD DKI dalam paripurna RAPBD 2015. Namun batal. Apabila pembahasan APBD ini sesuai jadwal yang berlaku maka pengesahan APBD akan dilaksanakan pada 23 Januari 2015.

Atas keterlambatan pengesahan APBD ini, Pemprov DKI mendapat surat teguran dari Kemendagri. Seharusnya, Pemprov DKI sudah menyerahkan APBD yang telah disahkan oleh DPRD DKI paling lambat 31 Desember 2014 lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Megapolitan
4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

Megapolitan
KPU DKI Bakal 'Jemput Bola' untuk Tutupi Kekurangan Anggota PPS di Pilkada 2024

KPU DKI Bakal "Jemput Bola" untuk Tutupi Kekurangan Anggota PPS di Pilkada 2024

Megapolitan
Sudirman Said Bakal Maju Jadi Cagub Independen Pilkada DKI, Berpasangan dengan Abdullah Mansuri

Sudirman Said Bakal Maju Jadi Cagub Independen Pilkada DKI, Berpasangan dengan Abdullah Mansuri

Megapolitan
Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Sempat Masuk ke Rumah Korban

Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Sempat Masuk ke Rumah Korban

Megapolitan
Kondisi Terkini TKP Pengendara Motor Tewas Ditabrak Angkot, Lalu Lintas Berjalan Normal

Kondisi Terkini TKP Pengendara Motor Tewas Ditabrak Angkot, Lalu Lintas Berjalan Normal

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Terima Konsultasi 3 Bacagub Jalur Independen, Siapa Saja?

KPU DKI Jakarta Terima Konsultasi 3 Bacagub Jalur Independen, Siapa Saja?

Megapolitan
Bakal Maju di Pilkada Depok, Imam Budi Hartono Klaim Punya Elektabilitas Besar

Bakal Maju di Pilkada Depok, Imam Budi Hartono Klaim Punya Elektabilitas Besar

Megapolitan
Seorang Pria Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar

Seorang Pria Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com