Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelayanan APTB Belum Membaik

Kompas.com - 20/01/2015, 14:34 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Meski sudah ada kesepakatan standar pelayanan minimum pengoperasian angkutan perbatasan terintegrasi bus transjakarta, masih banyak APTB yang melanggar aturan. APTB, antara lain, berhenti di sembarang tempat untuk menaikkan dan menurunkan penumpang. Artinya, pelayanan belum membaik.

Dari pantauan, Senin (19/1/2015), sejumlah bus APTB Mayasari Bakti jurusan Cileungsi-Blok M, misalnya, berhenti di perempatan Tugu Pancoran dan Polda Metro Jaya. Di Terminal Blok M, Jakarta Selatan, sejumlah bus juga kerap menaik-turunkan penumpang di luar halte bus. APTB jurusan Ciputat-Kota juga sering berhenti di sembarang tempat.

Kondektur APTB mengatakan, tidak semua lokasi tujuan penumpang berada di dalam jalur transjakarta. ”Penumpang yang ingin ke Semanggi pasti turun di Polda Metro Jaya. Bus harus keluar jalur untuk menurunkan penumpang,” katanya.

Menurut Heru (55), salah satu penumpang APTB asal Cibubur, Jakarta Timur, kewajiban menaik-turunkan penumpang APTB di dalam jalur transjakarta akan menyulitkan banyak pengguna angkutan itu. ”Tidak semua halte transjakarta mudah diakses penumpang. Halte juga sering penuh. Asalkan saat bus berhenti tidak mengganggu kendaraan lain, ya bukan masalah,” katanya.

Menurut Ignatia Hanny (24), karyawan swasta, pelayanan bus APTB sudah cukup memuaskan. Bus APTB membantunya berangkat ke kantor yang terletak di daerah Kuningan, Jakarta Selatan.

”Yang perlu dipikirkan adalah bagaimana jumlah bus bisa ditambah agar penumpang tidak perlu lama menunggu. Selain itu, penambahan armada juga bisa mengurangi jumlah penumpang yang berdiri di dalam bus,” katanya.

Tarif

Terkait sistem baru pengelolaan APTB, operator menyatakan belum ada kesepakatan mengenai tarif pembayaran per kilometer. Sebelumnya, dalam rapat bersama operator, PT Transportasi Jakarta, dan Dinas Perhubungan DKI diputuskan APTB dikelola PT Transportasi Jakarta.

Manajer Operasional PT Bianglala Metropolitan Jembar Waluyo mengatakan, operator masih menghitung kerugian dan keuntungan dengan sistem baru itu. ”Masih ada pembahasan lagi karena kita masih melihat kalau bergabung itu haknya apa, kewajibannya apa, itu belum final,” kata Jembar, pekan lalu.

Mengenai tarif, menurut Jembar, belum ada tarif yang disepakati karena perlu dibahas lebih lanjut. Ia juga menyebut belum ada tawaran dari pengelola transjakarta soal besaran tarif.

”Kita harus menghitung terlebih dahulu, mulai dari investasinya berapa, kemudian berapa minimal jarak tempuh per hari, kemudian operasinya seperti apa, jadi belum ada tarif yang muncul,” ujarnya.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Transjakarta Antonius NS Kosasih mengatakan, sesuai kesepakatan, tenggat integrasi APTB dan transjakarta adalah 27 Maret 2015. Sebagai gambaran, operator bus transjakarta saat ini yang memiliki armada dengan kondisi paling mendekati standar transjakarta dibayar Rp 11.137 per kilometer.

Tarif yang lebih rendah itu, antara lain, karena bus-bus APTB pada umumnya lebih murah, biaya perawatannya lebih rendah, berpenghasilan di luar koridor transjakarta, serta standar operasi di luar jalur transjakarta. (DNA/RAY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Megapolitan
Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Megapolitan
KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Megapolitan
Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Megapolitan
Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Megapolitan
Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Megapolitan
Cegah Prostitusi, 3 Posko Keamanan Dibangun di Sekitar RTH Tubagus Angke

Cegah Prostitusi, 3 Posko Keamanan Dibangun di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Megapolitan
Kelabui Polisi, Pria yang Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang Sempat Cukur Rambut

Kelabui Polisi, Pria yang Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang Sempat Cukur Rambut

Megapolitan
Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Megapolitan
Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com