Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Cara Membaca Meteran Air!

Kompas.com - 10/02/2015, 08:00 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Meyritha Maryanie, Corporate Communications & Social Responsibility/CCSR Division Head Palyja, menuturkan, selaku operator penyediaan dan pelayanan distribusi air bersih untuk wilayah barat Jakarta, Palyja menerapkan dua metode pembacaan meteran air. Keduanya harus diketahui pelanggan.

Meyritha mengatakan, pembacaan meteran adalah kegiatan membaca indeks meteran air yang terlihat pada register atau totalister. Pembacaan tersebut diperlukan untuk menentukan besarnya tagihan pelanggan setiap bulan berdasarkan volume pemakaian airnya.

Metode pertama dilakukan secara manual. Pada metode ini, petugas meteran air mendatangi pelanggan untuk mencatat jumlah pemakaian air bersih menggunakan alat yang dinamakan Portable Data Terminal (PDT).

Cara kedua dilakukan secara otomatis atau Automatic Meter Reading. Pencatatan meteran air dilakukan secara otomatis menggunakan bantuan alat.

"Dengan begitu, petugas tidak perlu mendatangi pelanggan karena jumlah pemakaian air bersih setiap bulannya terkirim secara otomatis," ujar Meyritha, Senin (9/2/2015).

Dok Palyja Cara membaca meter air.
Indeks meteran terdiri dari dua warna, yaitu hitam dan merah. Warna hitam menunjukkan satuan m3, digunakan sebagai dasar penghitungan tagihan. Adapun warna merah digunakan untuk menunjukkan satuan liter dan pengujian meteran air.

Sebelumnya, Meyritha menjelaskan bahwa meski dilayani oleh operator swasta, tetapi penetapan tarif air bersih di Jakarta saat ini ditentukan lewat Peraturan Gubernur (Pergub) DKI Jakarta. Tarif air yang berlaku hingga saat ini adalah berdasarkan Pergub DKI Jakarta No 11 Tahun 2007.

"Dengan kata lain, tarif air yang berlaku saat ini sama dengan yang berlaku delapan tahun lalu. Belum pernah ada kenaikan tarif," ujar Meyritha, Jumat (29/1/2015) lalu.

Dok Palyja Cara membaca meter air.
Dia mengatakan, tarif dasar yang dikenakan kepada pelanggan memang berbeda-beda jumlahnya. Besarnya tarif tersebut dipengaruhi oleh luas bangunan dan peruntukan.

Baca: Kenali Kelompok Tarif Anda, Tagihan Bulanan Tak Lagi Membengkak!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Bunuh Ayahnya, Putri Pedagang Perabot di Duren Sawit Gondol Motor dan Ponsel Korban

Usai Bunuh Ayahnya, Putri Pedagang Perabot di Duren Sawit Gondol Motor dan Ponsel Korban

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas 3 Jukir Liar yang Getok Tarif Parkir Bus Rp 300.000 di Masjid Istiqlal

Polisi Kantongi Identitas 3 Jukir Liar yang Getok Tarif Parkir Bus Rp 300.000 di Masjid Istiqlal

Megapolitan
Pedagang Perabot Dibunuh Anaknya, Pelaku Emosi karena Tidak Terima Dimarahi

Pedagang Perabot Dibunuh Anaknya, Pelaku Emosi karena Tidak Terima Dimarahi

Megapolitan
Pembunuh Pedagang Perabot Sempat Kembali ke Toko Usai Dengar Kabar Ayahnya Tewas

Pembunuh Pedagang Perabot Sempat Kembali ke Toko Usai Dengar Kabar Ayahnya Tewas

Megapolitan
KPU DKI Bakal Coklit Data Pemilih Penghuni Apartemen untuk Pilkada 2024

KPU DKI Bakal Coklit Data Pemilih Penghuni Apartemen untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Polisi Tangkap Terduga Pelaku Pembakaran 9 Rumah di Jalan Semeru Jakbar

Polisi Tangkap Terduga Pelaku Pembakaran 9 Rumah di Jalan Semeru Jakbar

Megapolitan
Pastikan Kesehatan Pantarlih Pilkada 2024, KPU DKI Kerja Sama dengan Dinas Kesehatan

Pastikan Kesehatan Pantarlih Pilkada 2024, KPU DKI Kerja Sama dengan Dinas Kesehatan

Megapolitan
Usai Dilantik, Pantarlih Bakal Cek Kecocokan Data Pemilih dengan Dokumen Kependudukan

Usai Dilantik, Pantarlih Bakal Cek Kecocokan Data Pemilih dengan Dokumen Kependudukan

Megapolitan
Pedagang Perabot di Duren Sawit Sempat Melawan Saat Putrinya Hendak Membunuh, tapi Gagal

Pedagang Perabot di Duren Sawit Sempat Melawan Saat Putrinya Hendak Membunuh, tapi Gagal

Megapolitan
Kesal karena Susah Temukan Alamat, Ojol Tendang Motor Seorang Wanita di Depok

Kesal karena Susah Temukan Alamat, Ojol Tendang Motor Seorang Wanita di Depok

Megapolitan
Pemeran Tuyul yang Dibakar Joki Tong Setan di Pasar Malam Jaktim Alami Luka Bakar 40 Persen

Pemeran Tuyul yang Dibakar Joki Tong Setan di Pasar Malam Jaktim Alami Luka Bakar 40 Persen

Megapolitan
Ayah Dibunuh Putri Kandung di Duren Sawit Jaktim, Jasadnya Ditemukan Karyawan Toko

Ayah Dibunuh Putri Kandung di Duren Sawit Jaktim, Jasadnya Ditemukan Karyawan Toko

Megapolitan
Kunjungan Warga ke Posyandu Berkurang, Wali Kota Depok Khawatir 'Stunting' Meningkat

Kunjungan Warga ke Posyandu Berkurang, Wali Kota Depok Khawatir "Stunting" Meningkat

Megapolitan
Pengelola Istiqlal Imbau Pengunjung yang Pakai Bus Kirim Surat Agar Tak Kena Tarif Parkir Liar

Pengelola Istiqlal Imbau Pengunjung yang Pakai Bus Kirim Surat Agar Tak Kena Tarif Parkir Liar

Megapolitan
Jalan di Depan KPU Jakut Ditutup Imbas Rekapitulasi Ulang Pileg, Warga Keluhkan Tak Ada Sosialisasi

Jalan di Depan KPU Jakut Ditutup Imbas Rekapitulasi Ulang Pileg, Warga Keluhkan Tak Ada Sosialisasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com