Pertanyaan para reporter dan jawaban para narasumber di televisi itu pun masih tetap sama. Mengapa banjir masih menerjang Ibu Kota? Jawabnya... karena saluran air mampat akibat sampah, kanal banjir belum berfungsi dengan baik, dan seterusnya.
Jika kali ini ada yang berbeda, adalah karena ada pernyataan dari Gubernur Ahok yang menuding adanya unsur sabotase sehingga banjir bisa merendam Istana Merdeka dan Balaikota DKI Jakarta.
Hal yang berbeda lainnya dibanding tahun sebelum Jokowi jadi Presiden RI, kini tudingan diarahkan ke arah Joko Widodo. "Pendek kata, apa pun persoalannya, jika itu dianggap buruk dan merugikan masyarakat, itu semua adalah karena ulah Joko Widodo," begitu kata pendukung mantan Wali Kota Solo dan Gubernur DKI itu.
Satire dan pesimisme tentang Jakarta pun belakangan kian menemukan panggungnya saat media sosial sudah menjadi mainan sehari-hari.
"Hujan tak kunjung henti. Mana perahu karet untuk evakuasi? Mana mesin penyedot air? Tidakkah bertambah jumlahnya dari tahun ke tahun? Tak ada biaya? Tetapi, untuk pesta besar berkali-kali di Sudirman-Thamrin kok bisa ya?" tulis seorang kawan di status Facebook-nya.
Ada juga yang mengingatkan Jokowi yang pernah memberi pernyataan bahwa macet dan banjir akan lebih mudah diatasi jika jadi presiden, "Ayo Pak Jokowi, kan sudah jadi presiden nih... buktikan omongan sampeyan...."
"Jakarta banjir.. Engkoh Ahok kok malah komentar ada sabotase ya?" ungkap tulisan yang lain.
Tetapi, di antara yang ngomel-ngomel, ada juga yang mencoba membuat perbandingan. "Kota New York aja pernah banjir parah setelah dihantam badai Sandy 5 November 2012."
"Inggris juga pernah banjir besar pada 11 Februari 2014 karena sungai Thames meluap."
"Aneh juga ya, ngapain ngomel-ngomel atau maki-maki di sosmed tentang banjir dan macet di Jakarta, tapi masih mencari rejeki di Jakarta juga dan betah pula sampai puluhan tahun. Mending kritik plus cari solusi. Kan ada sms langsung ke Pak Ahok."
Ahok yang mendapat cibiran dari masyarakat akibat banjir Ibu Kota tak tinggal diam. Ahok berharap masyarakat lebih obyektif memandang situasi yang ada. Dia mengklaim program-program antisipasi banjir tahun ini lebih baik dibanding yang terdahulu. Atas keyakinan itu, Ahok pun berani menjamin bahwa banjir di Jakarta tidak akan lebih dari satu hari.
Ahok bahkan berani menantang kepada para pencibirnya untuk berani maju menjadi calon gubernur DKI pada Pilgub tahun 2017. "Kita lihat saja, masyarakat lebih percaya omongan bual besar atau saya. Saya santai saja, tapi saya akan tetap kerja keras," kata Ahok, seperti dikutip Kompas.com.
Terlepas dari kebijakan yang salah terap, atau curah hujan yang tinggi, tanah Jakarta rasanya memang sudah kelewat berat bebannya. Iwan Fals menggambarkan bahwa tanah Jakarta sudah mirip dengan air mata, seperti syair yang dia tulis di bawah ini:
Jakarta sudah habis
Warna tanahnya merah kecoklat-coklatan
Mirip dengan darah
Mirip dengan api
Mirip dengan air mata
Kerusakan tanah Jakarta yang ditimbulkan oleh penduduknya selama ini, tak mampu disembuhkan hanya dengan revitalisasi waduk, pembangunan MRT, atau pengerukan saluran air.